🌹{Pencarian}🌹

43 13 1
                                    

°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°




°




°




•____________________•

Habib Umar bin Hafidz pernah berkata:

"Jangan takut atas penilaian orang lain terhadapmu,karena kehidupanmu adalah milikmu, tapi takutlah atas penilaian Allah terhadapmu karena hidupmu adalah milikNya"

•____________________•



















Seorang gadia cilik menggeliat dalam tidurnya. Mata belonya perlahan terbuka, Mora menatap wajah cantik Bubunya. Gadis kecil itu mendengar ringisan sang Bubu di Sela - sela tidurnya.

Dengan pelan, Mora menaruh tangan Kayfa yang memeluknya. Gadis kecil itu berlari ke arah belakang punggung Kayfa. Tangan mungilnya mengelus pelan punggung Kayfa yang terbalut baju kaos panjang.

Mora melihat ada sebuah noda di belakang punggung Kayfa. Gadis itu sedikit menyibak kaos Kayfa, matanya menatap polos luka sabetan sapu injuk tadi sore.

Mora berlari ke arah dapur. Matanya menelisik seluruh ruangan, tangan mungil gadis itu mulai mencari obat yang selalu Kayfa simpan.

Karena tidak menemukan Apa - apa, Mora kembali ke kamar dengan wajah yang di tekuk. Seperti tak kehabisan akal, Mora mengambil sapu tangan di dekat lemari. Ia kemudian mengusap luka Kayfa perlahan.

"Bubu,, taan ya, ini asti akit. Mola idin obati Bubu, ya" Bisik gadis itu sekecil mungkin
(Bubu,, tahan ya, ini pasti sakit. Mora izin obatin Bubu, ya)

Setelah selesai mengusap semua noda darah itu, Mora kembali menidurkan dirinya sambil memeluk Kayfa sayang.

Tangan sebelahnya lagi mengelus adiknya yang belum lahir. "Ade, ade baik - baik ya di ana. Anan nakal, asian Bubu"
(Ade, ade baik - baik ya di sana. Jangan nakal, kasian Bubu.)

|Pagi harinya|

Kayfa mengerjapkan matanya sedikit demi sedikit. Ia membuka mata dan tersenyum ke arah Mora yang sedang tertidur.

Matanya salfok ke sebelah kuping Mora yang memerah. Kenapa kuping anaknya memerah? Apakah ini ada sangkut pautnya sama kejadian kemarin sore? Karena kemarin Kayfa tidak terlalu engeh karena Mora memakai kerudung.

Tak lama, mata belo itu mulai terbuka. "Eh, Bubu. Oning Bubu," Sapa gadis kecil itu ceria.
(Eh, Bubu. Morning Bubu,)

Kayfa tersenyum manis amat manis. "Morning to, Sayangnya Bubu."

Takdir KayfaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang