1. Kejamnya Dunia

117 21 41
                                    

"Minjeong.. kamulah satu satunya harapan ayaah.. jangan menyerah, nak! Bangkit!! "
" AAAAA!! "

Bruk !
Sesosok tubuh terjatuh dari ranjang yang cukup tinggi. Mungkin sekitar lima puluh centi meter hingga menyebabkan pinggang dari gadis berambut lurus panjang sebahu ini terpekik kesakitan. " lantai sialan, " makinya sembari mengusap pinggang yang tadi sakit. Sepertinya mimpi buruk akhir akhir ini kembali hadir menghantui tidurnya. Iapun mencoba bangkit. Tangan mungilnya berhasil meraih salah satu kaki meja dekat peristirahatannya tadi hingga dapat membuat dirinya duduk kembali diatas kasur. Dengan nafas yang masih ter-engah engah gadis ini membuka laci meja. Benda yang ia cari langsung muncul, yaitu selembar foto dibungkus bingkai lusuh dimana terdapat tiga sosok gambar keluarga kecil. Dua orang gadis remaja yang cantik duduk bersebelahan, dan yang satunya lagi tepat ditengah - tengah mereka seorang pria sekitar usia lima puluh tahunan duduk tegap dengan kedua tangan masing - masing memeluk pundak dua puterinya. Ya, dua puterinya. Salah satu dari dua orang puteri pria ini sekarang sedang menatap lekat foto kenangan tersebut. Saking rindunya pada suasana hangat yang terjadi dengan foto ini, tak terasa air mata menetes.

" Ayah.. kak Jisoo, aku kangen kalian, " isak tangis makin menjadi jadi. Ia usap pelan foto yang sempat terkena air matanya, " tapi jangan khawatir, aku akan merebut kembali apa yang semestinya kita miliki.. aku tau kalian datang lewat mimpiku untuk mengingatkanku apa yang seharusnya aku lakukan.. " tatapan mata gadis bernama lengkap Kim Min-Jeong ini kemudian berubah menjadi sosok yang seolah olah bukan lagi tatapan sedih, melainkan menyeramkan. Ada gambaran dendam yang terpancar dari bola mata hitam itu. Seketika ingatan dia sepuluh tahun yang lalu kembali mundur oleh waktu. Tepatnya tragedi yang sangat mengenaskan.

Flashback 2014,
Di kediaman rumah mewah keluarga Kim.

" Tuan Kim.. tuan Kim.. gawat" seorang ajudan dari keluarga Kim berlari tergesa gesa menuju ruang terpenting dalam keluarga tersebut. Pria yang namanya sedang terpanggil bergegas beranjak dari duduknya,
" Ada apa? Kenapa anda seperti menyampaikan berita kurang menyenangkan hari ini? "
Meskipun firasat dia tidak pernah melenceng, berita baik tetap ia harapkan.
" Perusahaan akan segera diambil alih oleh keluarga Lee, rumah ini juga akan.. "
" Apa?! " bak tersambar petir disiang hari, jantung Tuan Kim hampir terlepas rasanya. " B-bagaimana mungkin. I-ini.." tak sanggup rasanya beliau melanjutkan perkataan, yang ada hanyalah penyesalan. Dua bulan terakhir ini Tuan Kim memang meng-alihkan kuasa perusahaannya kepada istri mudanya, Irene. Tepatnya semenjak penyakit jantungnya semakin sering kambuh. Namun tidak disangka wanita itu pada akhirnya akan menghancurkan apa yang ia miliki.
" Irene.. bahkan sertifikat rumah ini sekarang sudah balik nama menjadi namanya, " sekali lagi penyesalan datang di-akhir.

" Ayah, " gadis cantik yang tengah berjalan dengan bantuan sebuah kursi roda datang mendekati ayahnya. Wajah khawatir tengah menyelimuti paras cantik nan lembut itu dibantu didorong pelan oleh seorang gadis remaja yang tidak kalah khawatirnya.
Pria itu menghampiri kedua puterinya dengan wajah merasa bersalah.

" Jisoo, Minjeong, maafkan ayah. Sebentar lagi rumah ini akan.. "
" Ayah, apakah mama Irene yang melakukan ini? " Potong anak perempuan sulung, Kim Jisoo. Padahal sang ayah belum menjelaskan secara rinci, akan tetapi Jisoo seolah - olah tahu apa yang akan terjadi. Tidak heran ia tahu. Karena Irene selama ini adalah isteri sekaligus ibu tiri yang licik. Ia bersedia menikahi tuan Kim bukan karena cinta, melainkan hanya ingin menaikkan derajatnya menjadi wanita kaya. Juga untuk menyelamatkan masa depan kedua anak kandung kesayangannya, Kang Seulgi anak perempuan sulung dan Kang Yuchan putera bungsunya.

" Ayah, apa itu artinya kita bakal tersingkir dari rumah ini? Kenapa harus kita yang.. " tubuh Minjeong didorong oleh seorang gadis yang entah dari mana datangnya, atau sempat menguping pembicaraan mereka.
" Benar! Hahaha, "
Minjeong sempat tersungkur ke lantai akibat didorong sangat kuat.
" Adik, kamu baik baik aja kan? " Jisoo khawatir dan mencoba membantu adiknya dengan mengulurkan tangannya. Karena keterbatasan tenaga gadis berkursi roda ini, adiknya tidak berhasil berdiri. Untung Minjeong berhasil bangkit sendiri. Tangannya juga berhasil mendorong balik tubuh si gadis ketus tadi.

INNOCENT KILLER | Winter AESPA ft. A.C.E (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang