[Marquis Fran PoV]
Hampir dua bulan berlalu sejak Kekaisaran mendeklarasikan perang terhadap Republik Venetia. Namun yang kudengar, pertarungan antara kedua belah pihak baru saja terjadi di garis pertahanan pertama Republik Venetia beberapa hari yang lalu.
Sepertinya perang akan berlangsung selama satu tahun sebelum kedua belah pihak akan melakukan negosiasi berdasarkan hasil perang selama satu tahun itu.
Dalam peperangan, jarang sekali kedua belah pihak saling menghancurkan satu sama lain hingga tetes darah yang terakhir. Biasanya, setelah sumber daya perang mereka menipis, kedua belah pihak akan melakukan negosiasi untuk mengakhiri konflik.
Dalam pertemuan sebelumnya dengan Kaisar, aku menolak jabatan yang diberikan untuk memimpin Unit Caballero 10 dikarenakan kondisi keamanan di sini masih sangat rawan setelah kejadian penyerangan monster dan iblis itu.
Walaupun wilayahku sangat jauh dari Front peperangan yang sedang berlangsung, namun aku tidak boleh lengah hanya karena Pegunungan Montana memisahkan negeri kami dengan Republik Venetia dan Kerajaan Draconia.
Saat ini, aku sedang berada di ruang kerjaku untuk membaca laporan dari lima unit Reconnaissance yang bertugas di wilayah ini.
Yang paling menarik perhatianku adalah laporan dari Unit Reconnaissance 21 yang dipimpin oleh Raul de Garcia. Dalam laporannya ia selalu menyisir wilayah pegunungan Montana. Walaupun hampir tidak mungkin pasukan musuh akan mendaki gunung itu hanya untuk menyerang wilayah ini, mereka tetap tidak ingin mengabaikan kemungkinan kecil itu.
- Tok! Tok! Tok!
Sebuah ketukan pintu terdengar.
"Marquis Fran, Raul de Garcia baru saja selesai melakukan misinya dan meminta untuk menemui Anda secara langsung."
Terdengar suara dari penjaga ruanganku bekerja dari luar sana.
"Hmm ... Kebetulan yang sangat aneh di saat aku hendak memanggilnya kemari," gumamku menatap ke arah pintu. "Biarkan dia masuk, Penjaga."
Pintu kemudian terbuka memperlihatkan seorang pemuda berambut hitam yang berdiri di sana. Dia kemudian masuk dan berjalan menghampiri mejaku.
"Duduklah, Raul," perintahku padanya. "Apa yang ingin kau bicarakan denganku."
Dia kemudian duduk dan menatap mataku dengan serius. "Marquis, apa kau baru saja membaca laporan unit yang kupimpin selama beberapa hari melakukan pengintaian?"
"Benar sekali, aku ingin menanyakan terkait hal ini padamu, Raul," ucapku padanya. "Apakah kau memiliki alasan tertentu mengapa unit yang kau pimpin selalu melakukan pengintaian di area pegunungan?"
"Marquis, aku hendak melaporkan temuan unit kami tadi malam," jawab Raul yang nada suaranya sedikit berubah. "Alasanku mengapa selalu memantau di area itu sudah jelas untuk memastikan apakah pasukan musuh menggunakan jalur pegunungan untuk menyerang wilayah ini atau tidak."
"Tapi, jika mereka menggunakan jalur Pegunungan Montana, maka separuh dari pasukan mereka akan mati karena suhu udara dan medan jalan yang berbahaya bukan?" Aku mempertanyakan alasan yang ia ucapkan tadi. "Tidak mungkin Kerajaan Draconia akan mengambil resiko sebesar ini."
Walaupun mereka akan memiliki keuntungan berupa sebuah kejutan karena kami tidak akan memprediksi hal ini, namun aku tidak yakin akan ada seorang jendral yang mau mengambil resiko ini.
"Aku melihat pasukan mereka kemarin malam."
Mendengar ucapan yang keluar dari pemuda ini membuatku cukup terkejut. Namun, aku tidak boleh membuang kemungkinan hal itu dan tetap berpikiran terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm a Villain In My Own Game?
FantasyGenre : Isekai, Action, Adventure, Romance Tag : Isekai, Academy, Knight, Magic, Saint, Anti-Hero, Hated-Protaginost, Empire, Noble, Politic * Bukan Novel terjemah, ini Karya Orisinilku Asli Kalian bisa Support aku di link ini ya .... https://saweri...