10 Januari 2023
Pagi hari yang cerah.
Pagi ini, Hongjoong memulai harinya dengan segelas kopi hangat, lengkap dengan biskuit cokelat cip kesukaannya. Sambil duduk di kursi di balkon rumahnya, ia menikmati menu sarapannya sambil menikmati udara dingin yang segar.
Tiba-tiba...
"JEONGIN! AWAS!!"
BRUUK!
Terdengar suara tabrakan yang tak jauh dari rumahnya. Begitu Hongjoong menengok ke bawah rumahnya, ternyata ada sebuah kecelakaan tunggal yang terjadi di lingkungan komplek.
"Changbin! Kenapa adek lu?!" sahutnya.
Rupanya, Jeongin, adiknya Changbin, yang tak sengaja menabrak pohon kelapa saat sedang belajar naik motor. Beruntung, ia tidak mengalami luka serius, hanya keseleo pada kakinya.
"Hehe, adek gue lagi belajar naik motor, terus nabrak pohon" kata Changbin. "Gapapa, cuma kakinya doang yang ketiban motor"
"Bego! Gapapa gimana?! Adek lo udah kesakitan, tuh!" seru Hongjoong lagi.
"Tenang, ntar gue bawa ke tukang urut langganan"
Jeongin yang masih merasa kesakitan menyahut, "Nggak mau! Yang di situ mijitnya sakit banget!"
Changbin menoleh, "Heh! Mau sembuh kagak, lu?!"
"Ya mau, lah! Tapi, kalo tukang urutnya kayak kemaren, nggak mau, ah! Trauma, gue!"
"Halah! Lebay banget, lu!"
Khawatir dengan Jeongin, akhirnya Hongjoong keluar dari rumahnya dan menghampirinya.
"Lo gapapa, dek? Apanya yang sakit?" tanya Hongjoong.
"Kaki gue, bang. Huhuhu..." jawab Jeongin hampir menangis.
"Ooh... Ya udah, gapapa. Biar gue yang urut kaki lu"
"Emang abang bisa ngurut?"
"Ya bisalah"
"Tapi... Sakit, nggak?"
"Yang namanya ngurut apalagi mijit, dimana-mana pasti sakit, lah. Tapi, lama kelamaan bakal nggak sakit lagi, kok. Tenang aja"
"Hm. Ya udah, deh"
Akhirnya, Hongjoong menggotong Jeongin masuk ke dalam rumahnya, sambil dibantu oleh Changbin.
****
Sembari menunggu Jeongin yang kakinya sedang diurut oleh Hongjoong, Changbin kemudian mengecek motornya, apakah ada kerusakan atau tidak.
"Ah elah! Motor baru beli udah rusak aja, lampunya!" gerutunya.
Tiba-tiba...
"AAAAARGH!"
Terdengar suara teriakan dari dalam rumah Hongjoong, yang diyakini berasal dari mulutnya Jeongin.
"ADUH! ADUH! PELAN-PELAN, BANG! SAKIIIT! Huhuhu..."
Namun, Changbin tidak menghiraukan apalagi khawatir dengan adiknya itu, malah ia terus fokus dengan motornya.
"Dasar cengeng" gumamnya.
Sangat mencerminkan seorang kakak yang baik, bukan?
Tak lama kemudian, Jeongin bersama Hongjoong keluar dari rumah. Terlihat Jeongin sudah tidak merasakan sakit di kakinya, malah ia tersenyum sumringah usai kakinya diurut tadi.
"Gimana? Udah sembuh?" tanya Changbin.
"Hehe. Udah, kak" jawab Jeongin. "Makasih ya, bang Hongjoong. Udah nyembuhin kaki gue"
"Iya, sama-sama. Lain kali, hati-hati ya, kalo mau belajar naik motor" ujar Hongjoong ramah.
Lalu Hongjoong menghampiri Changbin yang sedang memeriksa keadaan motornya.
"Ada yang rusak?" tanya Hongjoong.
"Ada. Lampu doang, tapi" jawab Changbin. "Besok gue bawa ke bengkel, dah"
"Oh gitu..."
Tiba-tiba, Hongjoong terdiam sejenak seperti sedang memikirkan sesuatu. Lalu menepuk dahinya sambil berkata, "Anjir! Gue lupa!"
"Lupa kenapa, bang?" sahut Jeongin.
"Gue baru inget. Beras abis!"
"Yeee... Kirain apaan"
"Ya udah, lah. Gue ke warung dulu, ya!"
"Oke. Hati-hati ya, bang!"
Pada akhirnya, Hongjoong langsung ngacir ke warung untuk membeli beras.
****
"Buuu! Beliii!"
Sesampainya di warung, Hongjoong berteriak, memanggil yang jagain warung. Tak berapa lama, seorang ibu-ibu yang merupakan penjaga warung tersebut datang.
"Mau beli apa, mas?" tanya ibu-ibu tadi.
"Beras dong. Sekilo aja" jawab Hongjoong.
"Baik. Ditunggu, ya?"
Sambil menunggu pesanannya, Hongjoong duduk di sebuah kursi kayu panjang yang terletak di depan warung itu. Tiba-tiba, seorang wanita yang sedang mengendarai motor skuter matik warna pink juga datang ke warung. Terlihat wanita yang masih mengenakan helm berwarna senada sedang kesusahan mengangkat tabung gas kosong yang diletakkan di bagian kaki motornya. Tanpa segan, Hongjoong bergegas untuk membantunya.
"Biar saya yang bantu" ucap Hongjoong sambil meletakkan tabung gas tersebut ke atas lantai warung.
"Eh? Makasih ya, mas. Maaf, ngerepotin" kata wanita itu.
"Ah, gapapa, mbak"
Wanita berhelm itu menoleh ke arah ibu-ibu penjaga warung tadi, "Buuu! Ada gas, nggak?"
"Gas? Ada, mbak" sahut ibu itu. "Tunggu dulu, ya?"
Setelah memberikan sekantung beras kepada Hongjoong dan menerima uang darinya, barulah si ibu tadi menyerahkan tabung gas yang sudah terisi kepada wanita itu. Kemudian, wanita tersebut memberikan uang kepada ibu itu.
"Makasih ya, bu!" ucap wanita itu.
Usai mengangkat tabung gas sambil dibantu oleh Hongjoong, wanita itu berpamitan dan langsung melaju begitu saja dengan motornya.
Tunggu. Tuh cewek skuter pink namanya siapa, ya? Gue lupa, mau kenalan sama dia, pikir Hongjoong.
"Eh! Tunggu!"
Hongjoong berusaha menghentikan laju motor wanita itu, karena hanya ingin mengajaknya berkenalan. Tapi, wanita tersebut terus melaju hingga akhirnya menghilang dari pandangannya.
"Bu, ibu kenal cewek tadi, nggak? Yang naik skuter pink terus pake helm itu?" tanya Hongjoong kepada sang penjaga warung.
"Oh, cewek yang beli gas tadi? Enggak kenal, mas. Saya juga baru lihat mukanya. Kayaknya bukan warga komplek sini" jawabnya.
"Yaah... Padahal pengen kenalan"
Niat Hongjoong untuk berkenalan dengan wanita itu akhirnya sirna sudah. Sambil pasang wajah cemberut, ia lalu membawa beras tersebut ke rumah.
Suatu saat, gue bakal kenalan sama lu, cewek skuter pink.
****
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
l o g i n || ATEEZ (Hongjoong) [✓]
Fanfiction[The prequel of "SATU ATAP"] "Hongjoong, lu abis login, ya?" "Login? Lu kata Facebook?" Karena mendengar lantunan ayat suci Al-Quran, Hongjoong memutuskan untuk menjadi mualaf. Setelahnya, banyak kejadian unik dan aneh yang menguji keimanannya. Akan...