"Pulanglah Hoya, lo juga baru aja keluar dari rumah sakit. Lo juga butuh istirahat." Ucap Leonid sembari mengusap kepala Hoya lembut.
"Baiklah." Jawab Hoya dan Leonid pun tersenyum.
Tapi Leonid mengerutkan keningnya saat melihat sosok Ethan yang datang menghampiri Lavon berdiri menunggu Hoya. Tapi tangan Hoya yang menggenggam erat membuat mata Leonid teralih pada Hoya.
"Ada apa?" Tanya Leonid lembut.
"Terima kasih." Leonid bingung kenapa Hoya tiba-tiba mengucapkan ucapan terima kasih padanya.
"Untuk apa?"
"Untuk semuanya. Lo menemani gue disaat gue merasa bersalah dengan apa yang terjadi pada Marcel. Lo juga nggak menyalahkan gue karena sudah membuat Marcel terluka." Ucap Hoya.
Leonid tersenyum tipis, tapi kemudian Leonid mengulurkan tangannya untuk menyentuh wajah Hoya penuh kasih. Jari Leonid perlahan menyentuh lembut bibir indah Hoya.
"Dengar Hoya, gue akan selalu mempercayai lo. Meski seluruh dunia membenci lo, gue akan tetap memihak lo. Karena itu jangan merasa bersalah jika itu bukan kesalahan lo." Ucapan Leonid membuat dada Hoya berdebar kencang.
Hoya merasa sangat buruk, Hoya teringat bahwa karena dirinya lah Leonid kehilangan ingatannya. Bahkan disaat Leonid kehilangan ingatannya, Leonid tetap percaya dan menyanyanginya.
Hoya ingin sekali mengatakan bahwa dirinya sangat menyukai Leonid tapi Hoya sadar bahwa itu sangatlah mustahil. Karena jika itu diketahui oleh Darrel maka Leonid dalam bahaya, karena latar belakang keluarga Leonid yang menjunjung tinggi sebuah hukum.
Karena itu Darrel sangat memperhitungkan Erzan yaitu kakak dari Leonid yang menjadi musuh Darrel dalam persidangan. Terlebih lagi Hoya tau bahwa Darrel sangat mudah untuk menjebak Erzan dan Liam ayah dari Leonid yang sebentar lagi pensiun.
"Terima kasih Leonid. Kalau gitu gue balik dulu. Tolong bilangin sama Athena gue nggak bisa pamit sama dia." Ucap Hoya dan Leonid pun menganggukkan kepalanya.
Setelah itu Hoya berbalik dan genggaman tangannya pada Leonid pun terlepas. Hoya mengambil tangan Lavon dan mereka berdua berjalan bersama dengan Ethan dibelakang mereka.
Sedangkan Leonid hanya diam melihat Hoya yang perlahan menghilang dari pandangannya, kemudian Leonid melihat tangannya yang terasa kosong saat tangan Hoya terlepas dari genggamannya.
"Gue ingin cepat mendapatkan ingatan gue kembali." Gumam Leonid.
Di waktu bersamaan di lain tempat terlihat Darrel menampar wajah Rena di ruang kerjanya. Rena merasakan sangat kesakitan di pipinya, tapi Darrel tidak berhenti dan langsung mencengkram kuat wajah Rena.
"Aku sudah memberikan segalanya untuk kamu Rena. Bahkan aku sudah memberikan hak untuk putrimu. Tapi apa ini Rena?! Helena mengirim seseorang untuk menyerang Hoya!" Ucap Darrel murka.
"Kamu marah hanya karena anak yang bukan darah daging kamu?! Apa kamu sudah kehilangan kewarasan kamu Darrel?!" Ucap Rena penuh berani.
"Tutup mulut kotor mu itu Rena! Hoya adalah putriku, aku sudah mengatakan ini berulang kali. Jangan pernah mengganggu anak-anakku kalau kau ingin mendapatkan hak mu!" Darrel mendorong tubuh Rena hingga tersungkur.
Rena mengepalkan kedua tangannya penuh amarah. Darrel sangat marah saat mengetahui bahwa Helena mencoba menyerang Hoya, tapi Darrel harus bersyukur bahwa Marcel yang tidak lain adalah kembaran Hoya menyelamatkannya.
"Karena hal ini aku menjadi berhutang pada laki-laki itu! Putranya sudah menyelamatkan putriku." Ucap batin Darrel.
"Darrel! Jangan lupa bahwa Hoya adalah putri dari Sebastian! Itu tidak akan pernah berubah, dia bisa kapan saja merebutnya kembali!" Ucap Rena tanpa rasa takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rose War (On Going)
Teen FictionLeonid Xavier Handomo adalah ketua DEVIL generasi ke-3. Anak bungsu dari dua bersaudara dan anak dari pasangan komandan TNI dan seorang guru. Leonid menjalani hari-harinya seperti biasa, hingga dia mengetahui kebenaran tentang keluarga seorang perem...