بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Follow akun Instagram:
@wattpad_ilustrasi
@_cicikcantiksss
@_darrenadhitamaTiktok: @Ilustrasi
-Happy Reading-
Tangan berkulit putih memperlihatkan urat-urat di tangannya, meletakkan buket berwarna cokelat luntur berisikan bunga di sofa di dekat rak buku kamarnya. Bunga itu, terlihat sangat cantik untuk dipandang mata secara langsung, bunga putih dengan putiknya berwarna kuning kecil-kecil membuat bibir tebal kemerahan itu menyunggingkan senyumannya.
"Aku akan menjaga bunga ini, seperti aku menjaga pemiliknya secara diam-diam."
Mata belonya tak sengaja tertuju mengarah amplop berwarna cokelat yang menyelip di belakang bunganya dari depan. Detik itu juga dahinya mengkerut seperti bertanya kepada dirinya sendiri. "Amplop?"
Tidak membutuhkan berpikir lama ia langsung mengambil amplop tersebut sembari ia putar-putar untuk mencari jawaban melalui pikirannya sendiri. Terlihat sangat klasik sekali, dari segi luar amplopnya melekat vibes vintage. Daripada ia banyak berpikir, langsung saja mencari jawabannya dengan membuka amplop tersebut.
"Surat apa ini? Bahkan sampai suratnya vibes vintage banget." Laki-laki ini langsung saja membuka suratnya yang terdapat tulisan-tulisan tersusun rapi menggunakan media kertas cokelat terkesan sangat klasik.
Matanya bergerak membaca setiap tulisan tersusun rapi dalam media kertasnya. "Dear kesbatu berubah jadi es kopyor." Baru membaca judulnya membuat alis tebalnya terangkat satu.
"Entah, apakah aku hanya mengangumimu atau benar-benar mencintaimu. Jika, kita ditakdirkan bersama, semoga Allah selalu menjaga kesucian cinta ini dari bisikan setan yang membuat cinta ini menjadi tidak suci."
-Cicik Nur Amaliya-
"Aku masih mengingat peraturan dalam agama islam. Bahwa, laki-laki dan perempuan tidak boleh berduaan kecuali disertai oleh mahramnya. Cinta itu suci, aku tidak akan mengotorinya dengan pacaran yang tidak ada manfaatnya." Darren mengatakan seperti itu bukan berarti menolak, melainkan dia sangat menghargai seorang perempuan. Tidak ingin gadis itu terjerumus ke jurang maksiat.
"Ada saatnya nanti aku akan jujur ke kamu mengenai perasaanku ini." Setelah mengatakan seperti ini, dia menutup suratnya kembali.
Kaki panjangnya berjalan menuju kursi empuk meja belajar lalu ia duduki sembari mengingat-ingat kembali momen yang berada di taman kampus tadi siang.
Hanya keheningan yang menemani dua manusia berbeda gender di antara pepohonan yang menggoyangkan ranting-rantingnya.
Seorang gadis menatap gerakan tangan laki-laki di sebelahnya yang tengah menutup kotak putih, di atasnya terdapat tanda plus berwarna merah. Setelah menutup kotak itu, ia berganti melepas sarung tangan karet elastis yang menempel di kulit tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Pelindung Manis
Teen FictionSeorang gadis Jawa tapi tidak tertarik dengan budaya Jawa. Selain itu, dia juga tidak menyukai buku atau pun sesuatu yang berhubungan dengan sejarah. Namun, seorang laki-laki membuatnya mendadak memasuki dunia itu, ia berusaha menyukai itu semua ka...