mature scene dikit.
"p-pake."
"sshhh, perih yujin." desisnya saat yujin membuka semua kemejanya. beruntung kemeja yang digunakan minju sedikit tebal, meminimalisir luka di lengan dan dadanya.
"aku ambil salep dulu, diem disini. jangan manggil-manggil si kampret itu."
minju merasa kesakitan namun apa yang dikatakan yujin berhasil membuatnya sedikit tertawa.
tapi abis itu ngeluh perih lagi.
"yujin, cepetan~~" minju memanggil yujin manja.
selang beberapa saat, yujin membawa salep di tangannya. ia duduk tepat di samping sang istri yang kini menatapnya berbinar terharu.
"yang mana yang kena tadi?"
minju menunjuk lengan, pundak dan dada bagian atasnya yang kemudian dengan sigap yujin mengoles salep tersebut ke permukaan jari telunjuknya lalu lanjut mengusap jemarinya ke lengan dan spot yang minju sebut.
"udah? ada lagi gak?" tanya yujin.
minju menjawab dengan gelengan. ia menunjuk kemeja kerjanya yang sempat ia buka; kini teronggok di atas kasur yang jauh dari jangkauannya.
yujin mengambil benda tersebut, "kamu pulang sama siapa tadi? kan gak bawa mobil juga." ucapnya sambil memberi minju kemeja biru langit milik sang istri.
"sama chaewon." enteng minju.
yujin berdecak tak suka, "kenapa gak tunggu aku?"
"kamu lama, aku kesel." singkat minju.
gadis yang lebih muda nampak mengernyitkan alisnya; menatap minju tak percaya.
"kan biasanya emang pulang jam segitu." ujarnya sedikit menaikan nada bicara.
"ya kamu yang salah pokonya."
"dih.."
"apa? gak terima?" minju nyolot.
"y-yaudah. kalo aku yang salah, coba sebutin apa aja kesalahanku."
tanpa menjawab, minju melempar ponsel miliknya di atas selimut yang menunjukkan room chat beserta foto paparazi dirinya bersama wony yang tengah bergandeng tangan.
"dari temenku. alesan kamu ke rumah minjeong itu bohong?"
"enggak, aku beneran ambil buku di rumah minjeong."
"terus? gimana kamu jelasin ini." tunjuknya pada foto paparazi tersebut.
yujin mengambil ponsel milik minju, melihatnya dengan seksama.
"ini foto lama gasih." gumam yujin. ia merasa familiar dengan foto tersebut. biarkan yujin mengingat dimana mereka saat itu.
"kamu dapet foto ini dari mana?" tanya yujin pada minju.
"gak penting yujin. yang aku mau cuma penjelasan foto itu."
tanpa ragu yujin menjawab, "itu aku sama wony."
"terus? itu mau ke mana?"
"aku.. lupa—"
"apanya yang lupa sih? tinggal bilang kalo kamu itu selingkuh susah banget."
hening.
kedua mata yujin mengerjap cepat. ia sama sekali tak mengharapkan kalimat tersebut keluar dari mulut minju.
"kan kamu diem. berati bener."
"apasih? aku jelasin dulu."
"dari tadi aku suruh jelasin lho. kamu udah konfirmasi juga kalo itu kamu sama wony. terus apa lagi yang mau dijelasin?"
"itu foto lama." yujin menghela napasnya.
"itu aku sama wony waktu masih pacaran— masih kelas 11. makanya tadi aku nanya, kamu dapet foto itu dari mana." lanjut yujin, ia mendekati minju. jarak antar keduanya menyempit.
"dapet dari temen kamu yang mana?" bisik yujin serius. kali ini badannya mendekati minju yang tengah duduk bersandar di headboard kasur. netranya menatap wajah minju lekat.
"a-ada, temenku.." gugupnya.
tangan yujin yang tadinya diam, kini mengangkat perlahan lalu mengelus pipi minju menggunakan punggung tangannya.
"aku gatau temen kamu yang mana dan sifatnya kayak gimana. tapi yang aku mau, coba buat percaya sama aku bukan orang lain."
oke..
yujin yang tengah serius ini membuat minju merasakan sengatan aneh di tubuhnya. apa lagi dibarengi dengan sentuhan di wajahnya.
wajah yujin mendekati kuping minju, membuat sang empu menahan napas.
"just an old photo."
minju mendorong kedua pundak yujin, setidaknya membuat jarak aman diantara mereka.
"o-okay."
yujin mengangkat kedua alisnya bingung, "okay?"
"iya aku percaya. puas?"
"nggak." jawab yujin cepat.
setelahnya ia memajukan tubuhnya hingga kini menghimpit minju diantara kasur dan tubuhnya. yujin menyesap bibir minju terburu.
minju merasakan kedua tangan yujin bergerilya di pinggang; mengelusnya sensual, terus ke punggung hingga berakhir di belakang tepat di atas pengait bra. posisi tangan yujin memang masih berada di luar kemeja, namun minju merasa yujin meraba pengait bra-nya dengan sengaja.
keduanya menikmati ciuman mereka; menutup mata, tangan yang saling menggoda tubuh, meraba sana-sini, lenguhan tipis minju mengalun juga kedua tangannya yang ikut mengalung di area leher gadis yang paling muda.
setelah terlepas, yujin menatap minju yang masih terengah dengan wajah yang sedikit memerah.
si gadis ahn tersebut hanya tersenyum tipis menyapa minju yang kini menatapnya juga. wajah mereka sangat dekat dengan kedua ujung hidung yang saling menempel.
yujin kembali mencium minju; melumat bibir bawahnya sedikit kasar. tangan yujin perlahan meringsek masuk ke dalam kemeja yang minju baru pakai, terus ke dalam tanktopnya hingga kini bersentuhan langsung dengan kulit halus minju.
mengelus perut rata tersebut pelan, jemarinya merasakan kulit halus permukaan perut minju.
minju menikmatinya, bagaimana yujin menyesap labium miliknya, menyentuh tubuhnya.
lenguhan demi lenguhan mengalun hingga intensitas suara tersebut berubah menjadi desauan sang pemilik kamar. nampak gadis yang lebih tinggi mendorong gadis di depannya hingga menjadi berada dibawah kungkungannya.
ciuman mereka terlepas, yujin menatap sayu sang istri yang kini telentang dengan rambut yang terurai ke segala arah.
"ah~ yujin, tunggu.." minju baru saja menghela napas lega namun yujin tak membiarkan hal tersebut berlangsung lama karena kini ceruk leher minju diserang dengan ciuman dan jilatan nakal yujin.
ciuman basah tersebut mengeksplor bahu, leher, menggigit tulang selangka milik sang istri membuatnya total pening.
tanpa sadar kedua tangan minju meremas rambut belakang yujin; menikmati kegiatan yang tengah mereka lakukan.
kemeja yang dikenakan minju nampak kembali terbuka. sia-sia juga tadi dipake. kini hanya menyisa tanktop putih yang membalut tubuhnya.
"njuu, udah selesai di obatin? aku masuk ya."
belum sempat minju membalas, pintu kamar terbuka menampilkan chaewon yang langsung terdiam. ia bergeming di bibir pintu menatap yujin yang tengah menindih minju di atas kasur.
wanita berambut pendek tersebut nampak mendehem, "gue duluan ya." lalu menutup pintu, pergi dari sana dengan perasaan campur aduk.
...
ada gangguan dikit. c u next chap -k
KAMU SEDANG MEMBACA
We | Jinjoo
Randomyujin sebagai anak SMA terpaksa harus tinggal bersama minju yang notabene adalah wali kelas di sekolahnya. "ibu jangan deket-deket saya, nanti temen saya curiga." "jangan panggil saya ibu." warn : fiksi brok gxg 18+ jaga-jaga all cr pict from pinter...