Typo.
Vote dulu gan, matursuwon._____________________________
Selamat membaca.
______________________________Geska menghentikan mobilnya tepat di depan rumah Celvin.
"Kamu gak mau mampir dulu, Ka? Gak ada Antares," tawar Celvin.
"Kayaknya enggak, Vin. Aku mau anterin Asya, takut anak gadis ini kemalaman pulangnya," ujar Geska dengan mata melirik Asya yang berada di kursi belakang.
"Maaf ya, Vin. Bikin Geska gak bisa mampir ke rumah lo, aslinya dia pengen banget mampir terus berduaan sama lo, cuma anaknya gengsi dan berhubung ada gue." Geska langsung menatap tajam Asya saat mendengar ucapan gadis itu.
Melempar senyum hangat pada sahabatnya dan mengusak rambut Celvin.
"Jangan dengerin dia, kapan-kapan aku mampir."Celvin membalasnya dengan anggukan semangat dan senyum senang. "Kalau gitu Celvin mau masuk dulu. Geska hati-hati nyetirnya!"
"Asya! Celvin pulang dulu!"
Asya mengangguk dan melambaikan tangannya. Melihat Celvin yang sudah memasuki rumahnya pun membuat Asya berpindah duduk di samping Geska.
"Eh, Antares dm gue dan ngajakin party." Asya menunjukkan layar ponselnya pada Geska.
Geska membaca pesan yang dikirim oleh Antares pada Asya yang berisikan ajakan party untuk datang ke appartemennya. Ia pun menyerahkan ponsel Asya dan kembali menancap gasnya.
"Gak usah! Jangan deket-deket sama dia dan tergoda sama rayuannya, dia brengsek," ujar Geska yang membuat Asya mengulum bibirnya.
Asya belum mengenal Antares itu seperti apa sekalipun dia adik dari Celvin. Lebih baik menuruti kata-kata sepupunya itu. Toh, dia juga sudah memiliki pasangan.
__
_________________________________
__Antares yang sedang menikmati gulungan tembakaunya itu terpaksa berhenti saat mendengar bunyi bel. Masih mengenakan seragam SMA-nya, Antares berjalan menuju pintu dan membukanya.
Ia mendapati Geska berdiri dengan wajah datarnya. Kepalanya celingukan, mencari sosok yang ia cari.
"Kok, lo doang? Sepupu lo mana?" Tanya Antares yang mengharapkan kehadiran Asya.
Decakan keras keluar dari belah bibir Geska. Membuat Antares mengangkat satu alisnya.
"Kalau bukan Asya yang dateng, itu artinya......" Ucapan Antares menggantung.Tangannya bergerak merengkuh pinggang Geska agar semakin dekat dengannya. Antares mengikis jarak mereka, membuat Geska terkejut dan langsung mendorong tubuh Antares.
"Gue bakal kasih lo uang, asal jauhi Asya. Lo bisa kan, sewa jalang di luar sana?!" Gertak Geska yang malah membuat tawa Antares mengudara.
"Uang? Buat apa? Walaupun jatah gue masih dikit, tapi gue bisa minta bokap. Percuma lo kasih gue uang, karena itu gak akan bikin gue berhenti buat dapetin Asya," ujar Antares.
Tangan Geska mengepal dengan rahang mengeras, ingin sekali menghajar remaja berseragam SMA di hadapannya.
"Lo boleh sama Asya! Tapi cintai dia dengan tulus, bukan karena nafsu!" Sentak Geska.
"Iya, gampang. Cinta gak bisa dipaksa, tapi lubang bisa dipaksa!"
'BUGH!'
Geska sudah tidak bisa mengendalikan emosinya, alhasil berhasil melayangkan pukulannya pada rahang Antares.
"Mau lo apa?!" Tanya Geska dengan napas memburu.
Membuang napasnya dengan kasar, pandangannya menatap malas pemuda yang 2 tahun lebih tua darinya itu.
"Mau gue tubuhnya Asya! Tapi kalau lo gak ngijinin. Bisa pake tubuh lo itu sebagai gantinya.""Penasaran, main sama cowok seenak apa? Kata bokap gue sih, enak. Kalau enak, gue mau cobain sama a' Celvin." Ucapan Antares itu membuat Geska menatapnya tajam.
"Kalau gue nyerahin diri ke elo, apa lo bakal berhenti kejar Asya?" Tanya Geska.
Antares mengerutkan alisnya sembari berpikir. "Bisa jadi, karena gue sendiri gak tau kedepannya bakal gimana."
"Oke, lo boleh pake tubuh gue. Dan, kalau lo ngerasa hal itu candu buat lo, jangan ngelakuin sama Celvin! Lo bisa datang ke gue, asal lo setuju gue sama Celvin pacaran, gimana?" Penawaran Geska kembali membuat Antares tertawa.
"Oke, kalau tubuh lo bisa bikin gue kecanduan, gue bakal bantuin lo. Tapi gue gak janji buat berhenti ngejar sepupu lo. Ya...., lihat aja kedepannya gimana, yang pasti gue gak akan nyakitin sepupu cantik dan hot lo itu. Impas kan? Gue restuin lo sama Celvin dan lo restuin gue sama Asya," sambung Antares.
Geska membuang napas dengan kasar, lalu menatap Antares yang masih berdiri di ambang pintu, padahal dirinya sudah masuk ke dalam.
"Yaudah, sekarang mau lo apa?" Tanya Geska."Hm? Mau gue itu......" Dengan menggantungkan ucapannya, tangan Antares bergerak menutup dan mengunci pintu apartemen. Kemudian menatap Geska dengan bersedekap dada.
"Tubuh, lo?"
__
__
Keduanya saling menatap satu sama lain. Jantung mereka sama-sama berdegup kencang. Apalagi ini pertama kalinya Antares melakukan bersama laki-laki. Sedangkan Geska sendiri pun sama, ini pertama kalinya dia akan melakukan sex.
"Ini pertama kali gue ngelakuin sama cowok, lo belum pernah sama sekali?" Tanya Antares yang dibalas gelengan oleh Geska.
"Lo berharap first sex sama aa', ya?" Tanya Antares yang lagi-lagi hanya dibalas dengan anggukan kepala.
"Bisu, lo? Cuek banget jadi orang." Gerutu Antares yang membuat Geska berdecak.
"Lo bukan orang penting di hidup gue! Jangan banyak mau!" Ucapan pedas seorang Geska mampu membuat Antares mengatupkan bibirnya.
"Yaudah, gue bakal bikin lo berisik!" Tanpa menunggu balasan Geska, Antares langsung menarik dagu Geska dan melumat bibirnya.
Sontak saja mata Geska melebar dengan perlakuan Antares yang tiba-tiba menyerang bibirnya. Semakin menjadi saat ia merasakan tangan Antares yang melepas kancing kemejanya. Oke, ia akan memgikuti permainan Antares terlebih dahulu.
Puas menyerang bibirnya, kini Antares menatapnya dengan deru napas yang memburu dan mata berkilat nafsu. Pikiran brengsek Antares membayangkan Geska adalah Asya.
Antares membaringkan tubuh Geska di atas tempat tidur dan langsung menindihinya. Kembali melumat bibir Geska dengan lumatan panas. Geska akui, ciuman Antares memang membuatnya terlena. Tapi ia tidak boleh kalah dengan nafsu, di sini ia harus yang mengendalikan dan mendominasi Antares.
Satu sentakan berhasil membuat Geska kini berada di atas Antares. Ia mencoba mendominasi lumatan. Itu membuat Antares menyeringai karena lumatan Geska yang cukup berantakan.
Geska kembali merasakan pergerakan tangan Antares yang merabah pinggangnya. Ia pun menghentikan aksi melumatnya itu dan menatap Antares dengan tajam.
"Tangan lo bisa diem, gak?" Nadanya yang terdengar kesal itu semakin membuat Antares gencar menggodanya.
"Gak bisa, pinggang lo ramping juga, ya?" Ujar Antares dengan memberi satu kecupan pada pipinya.
Ia berdecak malas, kemudian mengunci kedua tangan Antares di atas kepala.
"Role gue atas, lo diem aja!" Ujarnya yang membuat Antares mengerutkan dahi."Lo yang entod gue?" Tanya Antares secara gamblang yang dibalas anggukan oleh Geska tanpa mengeluarkan suara.
"Oke, lakuin aja sesuka lo sebelum gue yang bertindak." Seakan tidak mempedulikan maksut perkataan Antares, Geska kembali melumat bibir Antares dengan tangan yang perlahan melucuti seragam putih abu-abu remaja di bawah kukungannya.
_____________________________
Bersambung........
Zona tengkoraknya next chapter.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETOS VS PRESBEM ✔️
Novela JuvenilSQUEL CANDRAMAWA KELABU GEN 2 - REVOLUSI INDOMILO Antares, si KETOS yang tidak menyukai Geska, PRESBEM di Universitas yang masih satu yayasan dengan Sekolahnya. Ia tidak suka karena Geska itu selalu dekat dengan kakaknya, meskipun dia tau bahwa Gesk...