Chapter 17 : Double date kah?

297 26 1
                                    

Suara yang tadinya riuh didalam toko akibat pertengkaran dua pemuda seketika senyap sejak pemuda bersurai kapas itu muncul. Semua mata tertuju padanya, mereka kemudian saling berbisik-bisik menanyakan siapa gerangan pemuda tampan itu. Dilain sisi, qausar masih saja diam tak bergerak dengan kerah yang masih ditarik oleh ge. Dia sekarang mirip sekali seperti seekor anak kucing yang akan dimarahi sang induk.

Tatapan mata ge beralih kepada semua orang, ia kemudian menunduk memberi permintaan maaf atas kekacauan yang dilakukan oleh 'temannya' ini. Lalu ia segera menarik baju qausar agar mengikutinya keluar dari toko. Tanpa tau bahwa qausar benar-benar merasa tercekik sekarang..

"woee!!!! uhuk! lepasin! kecekik gue bangke!" ronta qausar disela mereka berjalan, namun ge tak mendengarkan rengekan qausar dan terus saja melangkah.

Saat mereka sudah sangat jauh dari toko tadi, barulah ge melepaskan tangannya membuat qausar langsung terbatuk-batuk. Bayangkan saja! selama 5 menit ia ditarik sudah seperti anjing peliharaan yang lepas saat jalan jalan saja.

"kayanya lo sehari ga bikin masalah demam ya sar? hahhhh... coba tadi gue ga kebetulan ada disana udah jadi apa lo"

Perkataan ge tak digubris qausar, ia masih mencoba meredakan rasa nyeri di leher nya.

"lagian juga, bukannya lo ga suka sama candra? kenapa tadi jadi ada dia disana? udah baikan lo berdua? hm, tapi mustahil. lo kan harus celakain dia biar cerita nya tetep balance"

Sebentar,

Apa maksudnya di kalimat terakhir?

Qausar sontak melotot menatap ge, "apa tadi yang lo bilang?"

Ge melirik kearah lain sambil tertawa kecil, "gue tanya lo.. kan ga suka candra, gitu.. haha"

"bukan, bukan yang itu. setelah itu lo bilang apa?"

"lo berdua udah baikan?"

Merasa jengkel dengan manusia bongsor didepan nya ini, qausar menghembuskan nafas kasar bersiap untuk meneriaki ge jika saja seseorang tak memanggilnya. Ia menoleh ke belakang, terdapat candra yang berlari kecil kearahnya membuat qausar tersenyum. saat ia melihat sosok adi dibelakang candra, senyum tadi langsung hilang.

Candra mendekatinya dengan raut khawatir, "lo gapapa sar? lo tadi langsung ditarik gue sampe kaget" ucapnya.

"haha gapapa, paling ni seragam melar dikit. Dia emang suka brutal haha" ucap qausar menunjuk ge yang berdiri dibelakangnya.

Candra mengikuti arah telunjuk qausar, tapi kemudian candra merasa kaget saat melihat tatapan tajam dan wajah yang tidak ramah dari ge. Ia buru-buru menatap kembali qausar.

"syu-syukur kalo lo gapapa sar" ucap candra terbata-bata. Orang dibelakang qausar ini... sebaiknya candra menjauh darinya.

Qausar mengangguk-angguk. Ia mengalihkan perhatiannya kearah adi, "bukannya lo harus minta maaf sama gue di?"

"sar ini trotoar" ucap ge tiba-tiba.

Qausar menoleh kearah ge, "gue ga segila itu buat berantem disebelah jalan raya. gue cuma tanya sama adi" matanya bergerak kembali menatap adi yang terlihat marah.

"kocak! harusnya lo yang minta maaf sama gue!"

"udahhlah udah! gara gara kalian gue gajadi belanja buat festival tau! QAUSAR! LO! katanya bantuin tapi malah kaya gini, adi juga bisa gak sih yang tenang kalo mau nemenin gue?"

Qausar dan adi lantas terdiam saat mendengar omelan candra. Tapi bukannya benar-benar diam, mereka malah saling melemparkan tatapan sengit yang juga disadari oleh candra.

QausarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang