Jangan lupa beri 💬 dan tekan tombol 🌟
Ya!Dan kalau ada typo jangan lupa tandai juga biar bisa segera di perbaiki
Happy reading guys
🍃🍃🍃🍃
Kilasan ingatan abstrak, wanita itu berbaring tidak nyaman di kasur. Dia mengingau mengingat ingatan itu.
"Anak Cia...."
"Baby...."
"S-sakit, hiks...gak kuat....sakit..."
"Terus ngejan sayang, jangan nangis, dikit lagi."
"Cia kamu bisa Cia, sedikit lagi Madam."
"Cia, jangan nyerah nak, ingat bayi kamu, kamu pengen dia lahirkan? Cia jangan nyerah Opa mohon nak."
"Kak Alan..."
"Abang bakal suruh anak buah Abang manggil Alan. Yang kuat Cia, untuk bayi kamu, kamu pengen dia lahirkan hm, jangan nyerah Cia, jangan tinggalin kami."
"Nggak Cia yang penting kamu selamat, kenapa sih kamu perjuangin bayi itu! Seharusnya kamu aborsi aja! Kalau memang mau bayi kamu bisa nunggu lebih gede, nikah sama Kak Alan kalian bikin bayi lagi! Bayi itu nyusahin."
"Nggak bayi Cia, hiks anak Cia, sakit! M-mas Alan, hiks...Mas bayi kita...."
Pria di sebelah wanita itu tersentak bangun karena igauan tersebut. Melihat kearah sang istri yang bergerak tak nyaman, tangan yang mencengkram selimut dan peluh membasahi pelipis.
"Sayang, Cia bangun, Ci!" seru Alan membangunkan istrinya itu.
"Bayi Cia...sakit...."
"Cia bangun! Cia, Felicia!"
Mata keemasan itu terlihat, Felicia tersentak bangun. Alan segera membawa wanitanya itu kedalam dekapannya. Felicia terpaku lama lalu menangis memeluk Alan erat.
"Dimana yang sakit hm, bilang sama Mas, kenapa sayang, kamu mimpi apa?" tanya Alan mengeratkan dekapannya.
Felicia mengeleng pelan selama kurang dari 30 menit wanita itu mulai tenang. Matanya sembab karena menangis, Felicia menatap Alan yang setia menenangkannya dari tadi.
"Udah lebih tenang hm? Kamu mimpi buruk banget?" tanya Alan lembut mengecup kedua mata Felicia.
Felicia mengeleng pelan lalu mencium suaminya itu melumat lembut mencari ketenangan. Alan membalas ciuman itu dengan lembut mengelus rambut istrinya itu.
Kulit mereka saling bersentuhan jelas mengingat hal yang mereka lakukan tadi sebelum tidur dan yang Alan dapati sebagai hadiah ulang tahunnya dari sang istri. Bisa-bisanya Felicia berpikir memberikan Alan bukaan manis setelah seminggu lebih dia berpuasa.
Kemarin tepatnya usia Alan tepat menginjak 25 tahun. Yang membuat Alan tak habis pikir disaat orang lain diusia segitu baru berpikir akan menikah, dia telah menikah dan memiliki seorang anak berusia 4 tahun. Dia menikah terlalu muda dan sukses juga di usia yang sangat amat muda. Umurnya masih muda pemikirannya yang mungkin 2 kali lipat dari usianya begitu pula dengan Felicia.
Sejam berlalu dengan cepat untuk pasangan suami istri tersebut. Keduanya berguling dikasur, masih dengan Alan yang mendekap Felicia menjadikan tangannya bantal untuk istri nya itu dan tangan satu lagi memeluk erat pinggang Felicia.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am Felicia (Slow Up)
Mystery / ThrillerTeka-teki membingungkan, trik licik yang mengelabui, permainan pikiran serta sebuah dendam. Semuanya mulai terungkap, dia masih memainkan beberapa trik sebelum dia mengakhiri permainannya, sesuatu yang tak terduga, itu semua terjadi karenanya. Dan s...