Ruang ganti siswi kelasku siang ini tampak ramai. Setelah kelas olah raga usai, kami berganti pakaian seraya menunggu jam istirahat pertama.
"Ayaaa ... lu ngapain di dalem? Lama bener? Pingsan, lo?"
Kudengar teriakan Angel dari luar bilik tempatku mandi.
Aku bergegas keluar dengan badan sudah segar, ternyata di luar bilik mandi suasana sudah sepi. Hanya ada Angel dan Gloria tengah memoles bibir dengan lipstik.
"Lipstik dikencengin, kutang lu, noh! Blom kepasang!" Gloria menegur Angel yang hanya mengenakan BH sebagai penutup tubuh bagian atasnya yang masih terbuka pengaitnya.
Anak itu hanya nyengir, mengambil ponsel dari dalam tas, lantas mengambil foto selfie.
"Dih, si narsis! Pakek kutang doang malah pakek selfie. Sarap lu!" rutuk Gloria lagi.
"Asli deh! Gue tu cantik banget kalo lagi kutangan doang!" Angel tak peduli dengan hujatan Glo. Malah semakin asyik mengambil foto selfie dengan berbagai macam pose.
"Biarin aja, Glo. Mau dia selfie sambil kutangan doang, kek, sambil kayang, kek, asal jangan sambil makan ternak warga," ucapku seenaknya seraya menyisir rambut.
"Sialan lu, Ayy! Enak aje!" Angel menatapku kesal.
Gloria terbahak. "Masih untung dia cuma narsis, ga sampai ngelonte!"
Kali ini aku yang terbahak. Menuding Angel dengan tawa puas bukan main.
"Eh, Ito tuh suka banget tauk, kalo gue kirim pap lagi kutangan gini! Bisa makin lengket dia tuh!" ujar Angel dan itu sukses membuatku terperangah.
"Lo bilang apa? Lo suka kirim pap macam gitu sama Ito? Lo waras, Ngel?" Aku lumayan terkejut mendengar pengakuannya.
Meskipun aku tau si Angel memang rada-rada sarap, tapi aku tak menyangka jika dia bisa melakukan hal seperti itu.
"Sama cowok gue ini? Kecuali kalo gue kirim ke Eno, baru gue cewek enggak waras!" sahutnya percaya diri.
"Ya kalo lo sampe kirim ke Eno, lo bukan cuma ga waras sih, Ngel. Lebih tepatnya lu cari mati!" Gloria melirikku dengan senyuman penuh arti.
Angel terkekeh saja.
"Eh, srius loh, gue. Kalo Ito sampe nyebar foto lu gimana? Lo enggak takut?" Aku masih cukup kaget sehingga enggan menanggapi candaan Gloria.
"Namanya hubungan itu ya harus saling percaya, Ayaaa ... gue percaya sama Ito, jadi ya gue kasih. Lagian lu na'if amat jadi cewek. Kayak ga pernah dimintain pap aja sama cowok lo."
"Enggak'lah! Eno enggak pernah minta kayak begituan sama gue!" sangkalku sengit. Ya, aku bicara yang sebenarnya. Eno memang tak pernah minta foto macam-macam padaku.
"Ya mungkin di mata dia ada yang lebih cantik dari elo kali, makanya mintanya sama orang lain. Lagian apa juga yang mau lo pamerin ke Eno? Isi kutang lo 'kan cuma angin! Hahahaha ...." Angel terbahak mengejekku.
Diihhh? Aku menyeringai kesal pada anak sialan itu.
Gloria tertawa saja. Hanya geleng-geleng kepala.
"Cowok lo juga gitu, Glo?" Aku jadi penasaran dan kali ini minta kejujuran Gloria, tapi dia hanya nyengir tanpa mau menjawab. Kediamannya itu justru memberikan jawaban yang bisa langsung kupahami.
"Kasiaaaan deh, Aya. Ga pernah dimintain pap. Hahahaha ...." Lagi-lagi Angel menertawakan aku.
Aarrgghhh ...! aku benar-benar kesaaaal ...!
____
"Mau ke mana kita hari ini?"
Eno menyambut kedatanganku di depan kios bakso dengan kalimat wajibnya.