26[Ice cream]

7.2K 430 5
                                    

Selamat Membaca ~

***





"Harus ya kita pakai jas ?" Tanya Bian sambil menatap dirinya di cermin.

"Ya kentang, kata bokap Gue gitu "

"Hah.... " Bian menghela nafas panjang.

"Kenapa ?" Sagara bertanya

"Gue males Ga, " rengek Bian menatap Sagara

"Tahan bentar aja, sampai di sana kita langsung pulang " ujar Sagara

Bian kembali menghela nafas, Ia berjalan mendekat ke sisi Sagara, " Dasi Lu kurang rapi " sambil memperbaiki dadi Sagara.

"Pake dasi aja Lu salah, bisa Lu apa sih !"

Sagara tersenyum "Gue bisa nyodok Lu sampai lemas " bisik Sagara tangan Sagara mulai jahil meremas pantas Bian dengan keras.

"Jaga sikap Lu Ga,atau Gue cekik Lu pake nih dasi." Ancaman itu tidak berhasil membuat seorang Sagara gentar ataupun takut. Terus saja melakukan kegiatannya.

"Kita belum coba di sini kan ?"

"Coba apa ?" Bian menepis tangan Sagara, menjauhkan tangan itu dari pantatnya.

"Coba B-E-R-H-U-B-U-N-G-A-N!"

Bian langsung saja menepuk mulut Sagara dengan  tangannya. "kayaknya Lu harus berobat "

"Obat Gue ada di sini " Sagara menunjuk pantat Bian.

"Udah ah .. males Gue " Bian langsung keluar kamar meninggalkan Sagara.

Di bawah sudah ada Wiratmaja bersama Nina pakaiannya sudah rapi, sudah siap untuk berangkat.

"Di mana Sagara, Bian ?" Tanya Nina.

"Masih di kamar Bun, sebentar lagi Dia turun."

Dan benar Sagara turun setelah Bian berkata demikian, 

"Karena sudah semua kita berangkat sekarang " titah Wiratmaja

Sagara dan Bian menuruti ucapan Wiratmaja, meski sebenarnya Bian sedikit protes di hadapan Sagara, namun tidak berani protes di hadapan wiratmaja.

Mereka pergi meninggalkan rumah menuju tempat yang sudah di janjikan.

Bian turun dari mobil setelah sampai, pandangannya tidak mau lepas dari gedung tinggi yang ada di hadapannya.

Sagara ikut turun setelah Ia berhasil memarkirkan mobilnya. Sagara mendekat ke sisi Bian lantas menggandeng tangan Bian.

"Kita gak perlu kek gini " bisik Bian.

"Biar orang di sini tau, kalau Lu punya Gue "

Mereka memasuki gedung tersebut, menuju salah satu  ruangan  yang menjadikan tempat untuk bertemu.

"Selamat datang Tuan " ucap salah satu dari mereka yang kebetulan juga sudah ada di sana.

"Selamat datang kakak tertua " sapa seorang laki-laki sambil bersalaman dengan Wiratmaja.

"Ckk .. Kalau tau orang ini ada di sini, Gue gak bakalan ikut " gumam Sagara pelan pelan tapi, masih di dengar oleh Bian.

"Lu kenapa ?"

"Pa, Aku pulang— .. "

"Selamat datang Sagara " potong laki-laki tersebut.

"Maaf om gak datang di hari pernikahan Mu .. " lelaki itu menatap Bian yang berdiri di samping Sagara.

SagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang