Renjun : Kau masih lama tidak? Ada yang mau aku tanyakan
Minjeong : Masih. Ini saja meetingnya belum mulai.
Minjeong : Kau tanyakan saja ke Y/n. Dia pasti tau
Renjun berdecak pelan. Dia kembali menaruh ponselnya di atas meja. Menengok ke bangku Y/n yang ada di pojok ruangan.
Tepat sekali ketika dia melihat wanita itu. Wanita itu juga tengah menoleh ke arahnya.
Canggung sekali rasanya.
"Ada apa?" Y/n yang bertanya lebih dulu.
"Um... ada yang mau aku tanyakan." Renjun menunjuk layar komputernya.
Y/n berdiri dari kursinya, dia menghampiri meja Renjun. Renjun menggeser sedikit kursinya agar Y/n lebih mudah mengakses komputernya.
Y/n tidak mengambil kursi untuk duduk di samping Renjun. Dia berdiri di samping pria itu, sedikit mencondongkan tubuhnya karena tangan kanannya yang butuh menggunakan mouse.
Renjun gugup, tapi matanya seperti tidak bisa beralih dari Y/n sampai wanita itu menegurnya.
"Jangan lihat aku terus. Tadi kau minta diajari, lihat ke komputernya!"
"Iya."
'Sial, dia manis sekali saat menatapku seperti tadi. Untung saja aku tidak kelepasan untuk menciumnya.'
Ingin sekali rasanya Renjun berkata pada Y/n, untuk jangan berbicara sevulgar itu dalam batinnya. Karena Renjun dapat mendengarnya. Tapi tidak mungkin bisa Renjun katakan!
Selama Y/n menjelaskanpun Renjun sama sekali tidak bisa menangkap karena wanita itu yang terus membatin dan membuat Renjun terusik.
'Rambutnya wangi sekali. Mungkin nanti aku tanya shampoo apa yang dia pakai'
'Apa aku tarik saja kursinya supaya dia lebih dekat?'
'Diruangan berdua seperti ini, dia tidak mau mereka ulang adegan di kamar hotel?'
'Sial, aku jadi ingat rasanya.'
'Kalau kuajak dia FWB, dia mau tidak ya?'
"Pikiran kotormu itu harus dimusnahkan," kesal Renjun.
Dia sudah tidak tahan dengan suara berisik yang terus Y/n ucapakan dalam benaknya.
Y/n menoleh bingung. "Siapa sih yang punya pikiran kotor?" sahut Y/n tak terima.
Namun Renjun mendengar isi hati wanita itu, 'padahal aku ingin mendesahkan namanya di atas ranjang.'
Wajah Renjun memerah malu. "Hei! Bisa-bisanya kau ingin mendesahkan namaku di atas ranjang!"
"Apa, sih, sialan?!"
Tidak hanya wajah Renjun, melainkan wajah Y/n pun sama merahnya dengan Renjun saat ini. Keduanya saling berpandangan dengan muka yang seperti kepiting rebus.
Y/n tidak sebodoh itu untuk tidak menyadari, kalau apa yang dia ucapkan dalam hati seperti dapat Renjun dengar. Tapi... mana ada orang yang bisa mendengar isi hati orang lain?
***
Renjun meneguk kopinya yang tersisa sedikit, dia membuang kaleng yang sudah kosong itu di tempat sampah yang ada di dalam mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grey Heart » Renjun X You
Fiksi PenggemarPart of Fantasy Series. WARNING! Rating 22+ Mature Content🔞 Not Children *** Renjun merasakan telinganya selalu berisik karena dirinya bisa mendengar isi hati orang lain yang sering sekali berbanding terbalik dengan apa yang mereka ucapkan. Tapi Re...