Bab 42

8.5K 427 23
                                    

"Jika mengingatku hanya menyakitimu, maka lupakanlah semua tentangku"

~~ Happy Reading ~~

"Sayang, kamu mau sampai kapan di atas terus? Sini turun, makan dulu." 

Ruby heran dengan anaknya yang setiap hari harus selalu diingatkan hanya untuk sekedar makan. Profesi Lily yang menjadi seorang model membuat Lily harus menjaga tubuhnya agar selalu terlihat kurus, dan benar anak itu sekarang makin kurus.

Padahal saat Asher masih bersamanya, Lily tak pernah melewatkan jam makan sekalipun. Ia bahkan terlihat paling bahagia saat sedang makan bersama Asher.

Ruby menghela napas saat mengingat kejadian sebulan lalu, saat Lily baru saja terbangun di rumah sakit.

Di rumah sakit (ruang dokter) sebulan lalu....

"Jadi bagaimana dok dengan Lily? Kenapa Lily bisa lupa sama Asher?" Tanya Ruby yang khawatir jika Lily mengalami penyakit serius. Begitupun juga Asher yang telah duduk tepat di samping Ruby.

Kening dokter itu sedikit mengerut sambil melihat monitor yang ada di depannya, sesekali melirik resume yang ada ditangannya.

"Dilihat dari kondisinya, sepertinya Lily mengalami amnesia disosiatif atau dulunya kami sebut amnesia psikogenik. Ini adalah kondisi di mana seseorang kehilangan memori sebagai bentuk respons terhadap stres atau trauma psikologis. Dalam kasus ini, seseorang mungkin lupa ingatan tentang orang tertentu sebagai mekanisme pertahanan psikologis...."

"...Hal ini lah yang saat ini terjadi pada Lily, dan sebagai bentuk pertahanan diri dari rasa tidak aman atau mungkin saja dari trauma yang sudah terlalu lama mengendap dalam pikirannya memaksanya untuk menghapus ingatan tertentu untuk bertahan."

Ruby menutup mulutnya karena terkejut, bagaimana hal itu bisa terjadi pada Lily?

Sedangkan Asher berusaha mengontrol mimik wajahnya. Ia hanya mampu mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat, menahan sesuatu dalam hatinya yang terluka.

Setelah pertemuan Ruby dengan dokter itu, Ruby masih berusaha agar Lily dapat mengingat Asher. Tetapi respon yang diberikan oleh Lily sangatlah tidak baik, gadis itu mengeluh sakit kepala luar biasa sampai muntah jika ia memaksakan diri untuk mengingat sesuatu.

Asher yang mengetahui hal itu, mengusulkan pada Ruby untuk mengembalikan semua barang-barang yang berhubungan dengannya yang bisa saja menjadi pemicu munculnya respon negatif dari Lily.

Ruby menghela napas kasar, sungguh ia masih tidak mengerti mengapa Lily harus melupakan Asher? Mereka berdua terlihat seperti tidak akan pernah bertengkar seumur hidup mengingat sikap Asher yang lembut dan Lily yang sangat mencintai laki-laki itu.

Kenapa Asher? 

Kenapa bukan si bajingan Danendra saja?

"Mama!"

Ruby terperanjat saat suara Lily menggema di gendang telingatnya dan segera menegur anaknya itu, "Yaampun, mama kaget Ly!"

"Aku udah manggil mama dari tadi loh, dari ujung tangga. Mikir apa sih sampai gak denger panggilan aku ma?" Tanya Lily lalu mengambil tempat dihadapan Ruby sambil memakan sehelai roti.

"Kamu tuh ya, jangan makan roti mulu. Makan nasi atau makanan bergizi lain gitu. Kamu kurus banget loh sayang, model juga gak bagus kalau terlalu kurus." Ruby menasehati, sekaligus berusaha menghindari pertanyaan Lily.

MEMORIA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang