Kania menghela napasnya berat, hari ini dia dan Rahma akan bertemu. Bertemu setelah hampir dua minggu mereka tidak memberikan kabar satu sama lain.
Tadi malam Rahma memberikan pesan kepadanya dan mengajaknya bertemu di restoran Jepang yang sempat ada di list mereka. Kania sedikit terkejut ketika Rahma masih mengingat itu.
Setelah cukup lama berdiri di depan pintu seperti orang bodoh akhirnya Kania memberanikan dirinya untuk masuk kedalam. Tangannya bahkan terasa dingin padahal jam masih menunjukkan pukul tiga sore.
***
KLING
Suara lonceng yang berada di atas pintu mampu mengalihkan atensi Kania yang sempat buyar ketika melihat Rahma tidak sendirian. Di sana juga ada Calista. Sebenarnya apa maksud Rahma?
Mencoba mengabaikan, Kania langsung melangkahkan kakinya menuju meja tempat Rahma dan Calista duduk.
"Hai! Sorry ya telat macet soalnya."
"Santai aja Ni, duduk dulu." Rahma menunjuk kursi didepannya.
Kania mengangguk dan langsung mendudukkan tubuhnya. Kini pandangan matanya beradu dengan Rahma selama beberapa saat.
Rahma tersenyum ketika matanya bersitatap dengan Kania. Dia merindukan sorot mata yang sudah lebih dari dua minggu tidak terlihat.
"Ini Kania?" Calista menunjuk kearah Kania sembari tersenyum cerah.
"Iya, kenapa?"
"Nggak apa-apa cuma penasaran aja. Oh iya sorry Aku ikut kesini soalnya habis ini mau sekalian ke mall. Biar Rahma nggak capek bolak-balik aja sih."
Kania tersenyum, " iya enggak apa-apa. Lagian Gue juga cuma sebentar takut ganggu quality time kalian."
Rahma menatap Kania dan langsung menggelengkan kepalanya. " Jangan buru-buru Ni banyak yang mau gue ceritain. "
"Gue punya urusan penting abis ini. Jadi sekarang aja kalau mau cerita."
"Lo nggak mau pesan dulu? Minum atau apa gitu?"
Kania menggeleng, "nggak laper."
Calista menatap Kania dengan bombastic side eye miliknya. Menurutnya Kania bukanlah tipe perempuan yang mudah untuk didekati. Tetapi mengapa sahabatnya ini bisa begitu suka dengan perempuan didepannya ini?
"Cal Lo bisa pindah dulu nggak? Kalau enggak biar gue sama Nia aja yang pindah." Rahma menolehkan kepalanya kearah Calista.
"Aku aja deh." Calista langsung mengambil tas dan ponselnya lalu berjalan menuju meja yang lumayan jauh dari tempat Kania dan Rahma duduk.
***
"Emang nggak apa-apa dia sendiri gitu? Ntar ilang nyariin. "
Rahma mengangguk dan tersenyum, " gue lebih takut kalau orang didepan gue ini yang ilang. Susah dicari soalnya."
Kania mengerutkan keningnya, lalu berdehem setelah tahu apa yang dimaksud. "To the point, sibuk."
"Kemarin Rendy dateng kerumah terus dia cerita ya banyak banget tapi intinya dia mau gue minta maaf-" Ucapan Rahma terpotong ketika Kania tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT KANIA AND HER STORY (AKAHS) |On Hold|
Roman pour AdolescentsDeskripsi menyusul ya, semoga kalian suka sama ceritanya. So, cekidot