"Gea sama Ana mainnya jangan jauh-jauh ya" ucap wanita paruh baya yang masih terlihat awet muda.
"iya bunda" ucap kedua gadis kembar itu.
Diandra Abraham—ibu dari kedua gadis itu sedang bersantai di sebuah taman komplek rumahnya bersama dengan keluarga kecil nya.
Diandra memiliki tiga anak, yang pertama—Gevan Danuarta dan yang kedua—Agatha Gea Sinambela dan terakhir—Ayana Queen Sinambela.
Keluarganya termasuk orang berada dengan suaminya yang memiliki sebuah perusahaan ternama dan banyak nya perusahaan yang mau bekerja sama dengan perusahaan—Teo Samuel Johnson, suami dari Diandra.
"kak Gevan sini" seru Ana yang berada tidak jauh dari nya. Ana dan Gea sedang bermain lempar bola, kedua gadis berumur 8 tahun itu dengan riang nya bermain sesekali tertawa kecil.
Gevan memandang kedua adiknya itu bergantian, dia malas untuk beranjak dari duduknya. Lelaki berumur 10 tahun itu sibuk bermain game.
"males, mending main game" ujar nya tanpa menatap keduanya.
Ana mendengus kesal,kakak nya itu memang sangat susah untuk di ajak main. Entah kenapa Gevan memiliki kepribadian yang dingin, persis seperti ayahnya.
"kakak nyebelin, yuk Gea mending kita main berdua aja" ucap nya sinis pada Gevan. yang di tatap sinis malah acuh saja, orang tuanya yang melihat perdebatan kecil anaknya terkekeh pelan.
"duplikat kamu nih mas" bisik Diandra di samping suaminya dengan kekehan kecil.
Teo hanya menggeleng pelan lalu memakan snack yang ada di tangannya.
Di sisi lain, Ana dan Gea sedang asik-asik nya bermain.
"Gea lemparannya jauh banget yah" ucap Ana kagum.Gea tertawa kecil, "iya dong".
" Ana ambil dulu ya bolanya" ucapnya yang di angguki oleh Gea.
Ana mencari bola nya di semak-semak tapi tidak ada. "mana sih bolanya" gerutu Ana kesal.
"nah itu bolanya" seru nya menatap ke arah jalanan.
Ana berlari ke jalan tanpa memperhatikan kendaraan,saat bolanya akan di ambil tiba tiba ada kendaraan dengan kecepatan di atas rata-rata melaju di depan sana.
Ana tidak melihat nya karena fokus nya hanya pada bola. Mobil itu semakin mendekat dan akan menabrak Ana. Namun, belum sempat mobil nya menabrak Ana, seseorang menarik pergelangan tangannya hingga Ana tidak jadi tertabrak mobil itu.
"AAAAA! "
Ana kaget karena tiba-tiba tangannya di tarik oleh seseorang. Dia menatap sosok lelaki yang sepertinya seumuran dengan kakaknya, lelaki itu menatap Ana datar.
"k-kamu kenapa tarik tangan Ana? " tanya nya gugup karena lelaki di depannya ini memiliki paras yang tampan.
"kamu hampir di tabrak mobil tadi" jelas nya membuat Ana kaget.Ia menatap ke arah mobil yang sudah pergi lalu menatap anak lelaki di depannya.
"makasih ya udah nolongin Ana" ucap nya dengan senyum tulus. anak lelaki itu sempat terpaku dengan senyum perempuan di depannya.Ia hanya mengangguk sebagai balasan.
"nama kamu sia—"
"ANAAA! "
belum sempat bertanya nama nya, keluarga nya sudah datang dengan wajah panik. "kamu baik-baik aja kan sayang?" tanya Diandra khawatir memeluk Ana.
Teo, Gevan, dan Gea pun sama khawatir nya karena mereka tadi mendengar teriakan Ana.Ana mengangguk "Ana baik-baik aja kok,tadi Ana hampir ketabrak mobil untung ada dia yang nolongin Ana" ucap nya menunjuk lelaki tadi yang hanya menyimak.
Semua mata kini tertuju ke arah anak itu,Teo menghampiri anak itu dan menepuk pundaknya pelan. "Makasih udah nolongin anak saya" ucap nya.
"Makasih ya nak udah nolongin anak tante, kalo ga ada kamu tante ga tau gimana nantinya" ucap nya lirih.
Anak itu hanya mengangguk lalu berlalu dari sana tanpa sepatah katapun lagi. "Tunggu,nama kamu siapa!" seru Ana tapi tak di tanggapi oleh nya.
"Aneh banget" gumam Gevan.
"dia gak bisa bicara yah? kok dari tadi diam? " tanya Gea entah pada siapa.
"Dia bisa bicara kok Gea" ucap Ana
"dia anak nya pendiam yah sayang" ucap nya pada Teo.
Teo menghela napas pelan,"maaf ya, ayah ga bisa jaga kamu"ucap nya pada Ana. Ana menggeleng pelan lalu memeluk ayah nya itu. "ga kok, Ananya aja yang ga hati hati".
Teo mengusap rambut Ana lembut. " kalian juga harus hati-hati ya,jangan pergi sendirian kalian itu masih kecil dan mulai sekarang kalian harus jagain Ana, jangan sampai hal ini terulang lagi" nasehat Diandra.
"iya mah" ucap ketiga nya kompak.
Teo menatap jam di tangannya, sudah hampir maghrib ternyata. "kita pulang".
Diandra mengangguk lalu mereka pun membereskan barang-barangnya dan segera pergi dari sana."dia ganteng banget, semoga dia jodohnya Ana" batinnya terkikik geli.
߷TWINS߷
HAI HAI, welcome to my story. jangan lupa tambah perpus yah hehe.
moga kalian suka sama cerita aku, ini real dari karangan dan imajinasi aku sendiri yah, no plagiat🙅.
vote&komen dari kalian sangat berarti💐.
MAACIW🦋
KAMU SEDANG MEMBACA
TWINS
Teen FictionAyana Queen Sinambela dan Agatha Gea Sinambela adalah dua gadis kembar dengan kepribadian yang berbeda. Memiliki wajah yang sama belum tentu sifat nya juga sama. Ayana Queen Sinambela atau yang biasa di panggil Ana merupakan anak bungsu dari kelua...