Sekarang 10 cerita sudah tersedia di karyakarsa dengan harga Rp. 3.500. Jika 5 cerita tambahan sudah selesai ditulis, maka akan dimasukkan ke karyakarsa dan harga berubah menjadi Rp. 5.000.
***
Kau menatap Gaming yang sedang memainkan ponselnya. Kalian berdua sedang menghabiskan waktu di asramamu. Matamu melirik ke arah jendela dan menyadari jika di luar benar-benar sangat panas.
"Kalo kita keluar sekarang, mungkin kita akan terbakar hidup-hidup," celetukmu.
Gaming terkekeh mendengar itu. "Lagi pula siapa yang mau keluar ruangan dengan cuaca yang sepanas ini? Bagusan juga kita diam di sini. Ada AC yang dinginin badan kita."
Kau mendesah pelan ketika mendengar itu. Sebenarnya kalian berdua hendak keluar untuk mencoba sebuah tempat makan baru. Namun melihat bagaimana ganasnya matahari di luar, kau harus mengurungkan niatmu itu.
"Kamu udah sarapan belum?" tanyamu.
Gaming menggeleng. "Enggak sempat. Lagi pula kulkasmu pasti keisi sama makanan kan?"
Kau melempar bantal ke arah Gaming dan dia langsung menangkapnya. "Aku ini bukan orangtuamu yang akan menyiapkan semua makananmu."
Laki-laki itu mengangkat bahunya. Kau berjalan menuju dapur dan mengambil sereal. Setelah selesai menyiapkannya, kau segera membawa makanan itu ke meja makan.
"Nih, cepet makan. Aku ga mau ada kasus orang meninggal di asramaku," ucapmu ketus.
"Makasih ya, cantik," goda Gaming sambil menarik dagumu.
Kau berdecak jijik dan memakan makananmu. Yah, setidaknya perut kalian tidak kosong karena kalian tidak bisa keluar untuk membeli makanan.
Kalian berdua kemudian tersentak ketika mendengar suara desahan yang lumayan keras. Kau sontak melihat Gaming dan ekspresi laki-laki itu terlihat sangat terkejut. Kalian dengan cepat menghabiskan makanan kalian dan pergi ke sumber suara.
"Tadi suaranya dari sini, kan?" tanyamu dan Gaming mengangguk.
"Kok hilang sih? Kan aku juga pengen denger skandal!" pekik Gaming.
"Ssst! Dengerin baik-baik dong! Masih kedengeran tuh!" sahutmu.
Kalian berdua terdiam dan kembali mendengar suara desahan itu. Kau menelan ludahmu dan membayangkan apa saja yang mereka lakukan sampai berteriak-teriak seperti itu.
"Asrama sebelahmu ini Amelia kan? Berani juga dia ngewe siang-siang," celetuk Gaming.
"Mungkin di sana letak adrenalinnya. Tapi mereka sadar enggak sih kalo suara mereka jelas banget?" ucapmu.
Gaming hanya terkekeh ketika mendengar itu. Kalian berdua terus mendengar suara desahan itu sambil sesekali menelan ludah kalian. Kalian bahkan tidak sadar jika kalian berdua ikut bernafsu.
"Gak selesai-selesai ya mereka," celetukmu.
Karena tidak mendengar jawaban Gaming, kau lantas melihat ke arahnya. Namun laki-laki itu sudah terlalu terpaku dan tanpa sadar memegang celananya sendiri. Kau langsung membulatkan matamu ketika melihat penisnya yang tegang.
"Gimana rasanya ngewe ya?" gumam Gaming namun kau mengabaikan kata-katanya itu.
"Eh- KAMU NGACENG YA?!" pekikmu dengan sangat kencang.
"SSTT!" balas Gaming kesal sambil menutup mulutmu dengan rapat.
Kalian berdua terdiam sejenak dan menatap satu sama lain dengan canggung. Kau bahkan sudah melupakan suara desahan-desahan tadi. Mungkin karena terbawa nafsu, kau mengucapkan sesuatu yang bahkan tidak pernah kau bayangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Born To Die [Genshin Male Chara x Fem! Reader]
FanfictionKumpulan one shot [18+] genshin male chara dan fem reader. kebanyakan ooc.