Suara dering handphone milik Paul, membuyarkan fokus Rony dan Paul yang sedang asik bermain game.Paul menjeda permainan dilayar TVnya lalu melepaskan stik PS dari tangannya. Ia meraih handphone dari kantong celananya.
"ck, siapa si yang nelpon? Ganggu aja." Ucap Rony kesal.
"Syarla," Paul kemudian mengangkat teleponnya.
'halo Syar?'
'....'
'oh siap Syar, nanti gue bareng Rony ke sana'
'....'
'oke Syar, asal ada nab nab gue gas'
Rony melirik malas Paul.
*Tuttt
Paul menyimpan ponselnya, lalu berdiri.
"Ayo Ron!" Paul menarik tangan Rony agar sahabatnya itu beranjak.
"Ck elah gue males powlll ..., lu aja sana," ujar Rony malas.
"Ga asik lu Ron, ayok lah!" Paul terus menarik tangan Rony, tak ada cara lain, Paul langsung meletakkan tangannya dilipatan ketiak Rony lalu mengangkatnya ke atas agar segera bangkit.
Dengan terpaksa akhirnya Rony bangkit, "Iya iya, ngeselin Lo!" Ujar Rony kesal.
Paul tersenyum cengengesan, "hehe ... Ayok lah Ron, ikut aja." Ujar Paul.
"Ikut kemana?"
"Kafe, TNT"
"Bisa abis energi gue, gue lagi males" Rony kembali duduk.
Paul mendengus. "please lah Ron, gue mau denger Salma nyanyi lagi." Ujar Paul, ia yakin sekali kalau tentang Salma pasti Rony mau menurut.
Mendengar itu, Rony merasa bersemangat kembali. Salma serius mau nyanyi disana? kalau iya, gue harus ikut. Ucap Rony dalam hati.
_____"udah ga ada" gumam Rony sambil melihat ke arah parkiran.
"Apanya yang ga ada Ron?" tanya Paul heran.
"Mobil, yang tadi gue kira mobil Salma, bodoamat ah, palingan mobil orang"
"Ooh" Paul menganggukkan kepalanya lalu segera melajukan mobilnya.
***
TNT kafe yang selalu ramai pengunjung, tidak hanya di hari weekend, tapi juga hampir setiap hari kafe ini tidak pernah sepi pengunjung.
Sepertinya tempat duduk yang berada dipojok kanan kafe itu adalah tempat favorit mereka. Jika kembali ke kafe ini mereka selalu memilih duduk dipojok sana.
Paul dan Rony baru saja datang dan berjalan menghampiri teman-temannya.
"Halo guys," sapa Paul dengan cepat ia mendudukkan dirinya disamping Nabila.
Sedangkan Rony dengan wajah kusutnya memilih untuk segera duduk di samping Novia, tanpa menyapa teman-temannya. Sudah di bilang, dia sedang malas nongkrong, namun jika bukan ingin mendengar suara indah milik Salma, sudah pasti ia memilih bermain game.
Novia melirik Rony, "Muka kau kenapa kusut kali lah Ron?" tanya Novia menyadari Rony tampak tidak bersemangat.
Mereka ikut melihat ke arah Rony.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masih di Hati
FanfictionCinta itu harus diperjuangkan. Meski sekalipun terlihat sangat mustahil untuk bersama. Namun, sebuah perjuangan tidak akan berakhir sia-sia.