Tap Tap.
Tap Tap.Suara langkah kaki yang familiar itu seolah membawa rasa takut disekitar, kekhawatiran akan suaranya yang semakin mendekat membuat Tizanna ingin menangis rasanya. Siapa lagi pemilik langkah kaki itu selain Kolonel? Pria gila itu tidak akan berhenti begitu saja.
"Jika kau ingin menyerang ku, kau harus melakukannya dengan sungguh-sungguh." ucap Kolonel dengan suara yang terkesan dingin, "Ini bukan permainan anak-anak, kau tahu..." lanjutnya.
"Ughh...!"
Ketika langkah Kolonel semakin mendekat, pria itu berhenti tepat di samping Tizanna, menatap wanita muda itu dengan sorot mata tanpa belas kasih. Namun, ada sesuatu dalam tatapannya, pria itu jelas memiliki niat lebih yang disadari dengan cukup jelas oleh Tizanna.
Grep!
Kolonel mengulurkan tangannya menyentuh rambut pendek Tizanna, menariknya kuat kemudian menghempaskan tubuhnya dengan kasar ke arah lantai.
"Urrghh--!" pekik Tizanna.
Tak sampai di sana, Kolonel bersimpuh diantara kaki Tizanna, menempatkan kedua tangannya pada lutut wanita itu lalu membukanya lebar-lebar secara paksa.
Tizanna tersentak.
"Brengsek! Apa yang kau--!?"
Selangkang*n yang terbuka membuat sobekan yang sebelumnya dibuat oleh Kolonel ikut meregang, memperlihatkan isi di dalam kain yang membungkus bagian bawah itu.
DEG!
Dari tempatnya berada, Kolonel bisa melihat dengan jelas vag*na cantik milik seorang wanita muda yang hampir tersembunyi didalam cd yang telah terbelah menjadi dua. Bibir dari benda kenyal itu meregang dengan gerakan cabul, menciptakan pemandangan tak senonoh yang begitu indah untuk dipandang, dan hal itu sukses membangkitkan kembali napsu yang sebelumnya mereda.
"Ti-Tidak...! Hentikan!!"
Tubuh Tizanna bergetar hebat merasakan perasaan berbahaya dan rasa malu yang bercampur menjadi satu, matanya tak dapat berkedip sedikitpun, ia terus menatap ngeri pria di hadapannya.
Tizanna mencoba memberikan perlawanan sambil menahan rasa sakit diperutnya, wanita itu berjuang untuk menutup kembali kakinya, namun lagi-lagi tenaganya kalah telak, Kolonel gila di hadapannya ini jauh lebih kuat.
"Ughh--Tidak!" ronta Tizanna.
Kolonel mengangkat lutut Tizanna, menekuk nya keatas dengan memosisikan tubuhnya diantara selangkangan wanita muda itu. Beberapa saat kemudian suara 'zzzrrrttt' timbul dari resleting yang ditarik kebawah begitu saja, Tizanna jelas mengenal suara familiar itu, perasaan ngeri tak dapat lagi ia abaikan, pria di hadapannya ini jelas tengah merencanakan sesuatu.
"Urghh--!!"
Kolonel menekan kaki Tizanna yang terbuka lebar, membuat sepasang pahanya menempel dengan pinggul, pria itu menekannya dengan berat tubuhnya, Tizanna bahkan hampir tak bisa bernapas karena hal itu.
Kaki yang terbuka itu menampakkan pemandangan indah yang sebelumnya tersembunyi di balik kain hitam. Gerakan yang tiba-tiba itu membuat kemaluan Tizanna terpampang dengan sangat jelas dan nyata di hadapan Kolonel gila itu, Tizanna yang diperlakukan seperti itu tentu saja terkejut bukan main.
"Santai... Aku mengatakan ini demi kau." ucap pria itu dengan suara yang serak dan dalam seperti tengah menahan sesuatu.
Meskipun terkesan tenang, namun tak bisa menyembunyikan aura berbahaya yang memancar dari pria itu, dia membawa ketakutan tersendiri bagi orang-orang yang berhadapan dengannya. Apalagi mata kuning itu, persis seperti mata binatang buas yang bersinar di kegelapan karena terpantul sinar bulan, begitu menakutkan untuk dipandang sehingga Tizanna merinding dibuatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOLONEL K || Dewasa
Romans⛔ 𝐏𝐞𝐫𝐢𝐧𝐠𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐊𝐞𝐤𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐧, 𝐏𝐞𝐦𝐞𝐫𝐤𝐨𝐬𝐚𝐚𝐧, & 𝐈𝐧𝐭𝐢𝐦𝐢𝐝𝐚𝐬𝐢 Kapten dari organisasi kriminal pembuatan dan penjualan narkoba secara illegal(BB) telah ditangkap. Meskipun telah melalui penyiksaan selama beberapa hari, dia...