"Anehnya, apa yang dicari sulit ditemukan, kayak ada yang sengaja sembunyiin!"
——————————Hujan deras kini kembali menimpa bumi, di dekat sebuah panel jendela, Mak Zuhri melamun dengan wajah pucat setelah mendapati kenyataan yang pahit, pagi yang sering dirayakannya dengan candaan garing, tawa santai serta sarapan seandanya berubah menjadi kesunyian belaka. Mak Zuhri bersandar pada dinding, semenjak tadi ia membendung air mata, jendela dibukanya dengan sengaja—ia menangis melawan hujan, angin yang bertiup membawa suara ke seluk beluk di dalam rumah.
Tetangga yang lainnya hanya bisa berpasrah sembari mengelus bahu Mak Zuhri, meskipun sulit rasanya untuk bersabar. Mak Zuhri menangkup wajahnya dengan kedua tangan, tubuh kurusnya pun merosot hingga menyeka setiap jengkal dinding. Mak Zuhri tak kuasa, ia tak bisa berpura-pura kuat setelah kehilangan untuk kali kedua. Bagaimana ia bisa bertahan tanpa Rhuto? Bagaimana caranya ia bisa tersenyum jika hidup kesepian tanpa Rhuto Al Delrio? Mak Zuhri pun bertahan dengan segala cobaan demi menghidupi Rhuto.
Setiap selesai sholatnya yang berjalan lima waktu, sungguh tak lepas dari lafaz untuk menuntun Rhuto, sebuah doa-doa seandanya yang ia lafazkan menuju langit, tak pernah lepas dari nama Rhuto. Entah setiap pagi, atau bahkan malam sekali pun, tak pernah ia tersenyum kembang dengan balutan emosi jika bukan karena ulah Rhuto! Bagaimana caranya Mak Zuhri bertahan jika warisan dari segala harta yang ditinggalkan Pak Bakhri justru ikut meninggalkanya.
"Kami yakin, Rhuto kesasar di hutan itu. Tadi, tim kami berhasil dapat senter di rimbun berduri, ada beberapa rumput patah tapi, sejauh ini bekas injakan rumput berputar di satu tempat, artinya ada kemungkinan Rhuto masih di sekitar itu." semua mata pada Polisi yang mengepalai pencarian kasus hilangnya tiga remaja ini. Sebuah senter yang dimaksud pun diperlihatkan gamblang pada masyarakat.
Bu Surti terisak kuat setelah mendapati dan tahu spesifik senter tersebut, "Ya Gusti, Cah Ayu Ku, Mia, pulang, Nak pulang." ibu-ibu komplek yang lain pun jadi terharu atas hilangnya Mia dan Rhuto.
Polisi yang bertugas kemudian membuka tas, dimana sebuah kaos kaki entah sebelah kiri atau kanan dan sendal karet yang sama-sama terbungkus plastik dikeluarkan, hal itu menjadi perhatian orang-orang komplek. Bu Surti menghapus air matanya, ia menarik napas sembari menatap sebentar ke arah temuan tersebut.
"Ada tiga yang kesasar di hutan itu, tapi yang ini, mungkin ada walinya?" Polisi tersebut menatap ke semua orang, termasuk pada Mak Zuhri dan Bu Surti.
Mak Zuhri menatap apa yang diletakkan Polisi itu, kemudian matanya pun menatap ke arah Bu Surti, keduanya saling diam. Kemudian Mak Zuhri berdiri dibantu oleh tetangganya, ia menatap lamat-lamat kaos kaki dan sendal karet tersebut, kemudian matanya menatap sekitar, ia diam tapi kepalanya berusaha mengingat, pada malam itu apa yang terakhir dikenakan Juna.
"Itu milik Juna, anak tetangga baru kami, yang juga akrab sama Mia dan Bujang," ujar Mak Zuhri tertegun dengan kedua bola matanya yang berkaca-kaca.
"Bapaknya pasti di luar kota, kerjaan dinas," ujar Bu Surti menimpali, kemarin malam memang kabarnya Pak Yeri pergi mengantar Mbok Bunar ke kampung halaman, tapi entah kenapa Bu Surti hanya terpikir berkata demikian.
"Ada yang punya nomor beliau? Biar bisa dihubungi," ujar Polisi tersebut penuh harap.
Sayangnya, orang-orang yang terkumpul menggeleng lemas, tidak ada satu pun dari mereka punya nomor Pak Yeri, lantaran tergolong orang baru, serta kesibukan Pak Yeri dalam bekerja, membuat masyarat sekitar sulit melakukan interaksi. Polisi tersebut mengangguk lemas, hujan yang mulai teduh melepas beberapa tetangga hingga Polisi yang bertugas, mereka pulang. Pencarian akan dilakukan dengan anjing pelacak pada malam ini atau besok hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO JUNA! | HARUKYU REVISI
Misteri / Thriller(Misteri) Rhuto Al-Delrio kedatangan tetangga baru yang persis menempati rumah kosong terkait kasus wanita gantung diri yang tak terpecahkan. Mak Zuhri bersama Bu Surti kembali memulai aksi prasangka lantaran bertanya-tanya siapa keluarga terseb...