Bab 16 (Volume 3): Pertempuran tiada henti (1)

229 47 32
                                    

Rekap pertempuran]

Pertempuran daratan jawa utara: masih dalam kebuntuan dan belum ada kemajuan dari kedua belah pihak

Armada utara pulau Jawa: Laksamana Nala masih mengamati situasai dan mempersiapkan banyak hal

Daratan  Jawa selatan: tidak ada pertempuran antara kedua belah pihak dan desa Rawaapu masih dalam kondisi aman beserta Kadipaten Cilacap

Daratan Jawa tengah: belasan desa dan kota dikuasai Sunda dan akan terjadi pertempuran di Solo Barat

Pulau Jawa Selatan: Terjadi kebuntuan di daerah Tulungagung karena kedua pasukan memiliki kekuatan yang sebanding dengan Majapahit yang dipimpin oleh Mahapatih Arya Tada dan Pasukan Samudra pasai-sunda yang dipimpin Laksamana Agam

*******

Pasukan Sunda POV

7 November 1345 M, Padang rumput daerah Karang asem

          Setelah perjalanan yang memakan waktu satu hari penuh yang dijalani 24 ribu pasukan Sunda dan juga 16 ribu pasukan Koalisi, mereka akhirnya tiba di wilayah kadipatenan Solo lebih tepatmya kota Solo barat. Jumlah mereka bertambah kemarin pagi, karena untuk memperkuat kekuatan dekstruktif dan agresif mereka. Bukan hanya itu, mereka juga mengumpulkan banyak bebatuan untuk menggempur benteng kota Solo Barat yang digadang-gadang sebagai salah satu benteng terkuat yang dimiliki oleh Majapahit.

"Hahaha, akhirnya hanya butuh 8 kota dan 17 desa lagi agar kita dapat mencapai Trowulan, mari kita percepat gerakan pasukan kita. Agar meringankan pertempuran pasukan kita di pantai Selatan" Tumenggung Atep tidak sabaran dan sangat bersemangat atas serangan ini.

"Bersabarlah Kawan, jangan sembrono dalam bertindak"Sanggah Senopati Asep dengan serius

"Heh, bagaimana diriku tidak sabaran! Lihatlah! Majapahit dalam kondisi terlemah setelah mereka membagi pasukan menjadi 3 bagian, peluang kita sangatlah besar" Ujar Atep yang masih bersemangat

"Ya itu benar, namun jangan remehkan mereka. Kau mengalami sendiri bukan? Rasanya dikalahkan oleh pasukan mereka" Ledek Senopati Asep memicu pertengkaran diantara mereka yang hanya ditanggapi tawa ringan para pengawal dan perwira lain.

"Taktik apa yang akan kita lakukan pada kota ini Mahapatih?" Tanya Komandan Adit yang penasaran, karena ia adalah pemimpin pasukan dari minang yang mencoba peruntungan dari invasi Sunda menuju Majapahit.

"KIta akan melakukan pengepungan total dan tak membiarkan ada 1 celah sekecil apapun" Ucap Jaka dengan percaya diri

"Begitu, apakah anda akan memberi pesan kepada mereka sebelum berperang?" Tanya Komandan Adit lagi

"Ya, saya berniat membuat mereka menyerah agar kekuatan kita tidak berkurang. Bukan hanya itu saja, melainkan kita juga dapat mempercepat perjalanan menuju Ibu kota mereka.  Tapi, bila mereka memilih berperang kita akan menghabisi mereka dalam  waktu singkat "ujar Jaka dengan serius dan mengerutkan keningnya

"Haha, saya yakin mereka akan segera menyerah dan bersujud dihadapan kita untuk memohon pengampunan."Tawa Adit yang memikirkan fantasi liarnya.

******

Agra POV

Tembok Barat Kota Solo Barat

         Agra dengan tenang menunggu kehadiran pasukan Mahapatih Jaka yang diperkirakan akan tiba sebentar lagi. Agra sendiri menjadi komando utama dari tembok barat, atau tembok yang akan berhadapan langsung dengan pasukan musuh. Agra sendiri merasa sangat sedikit lega, bahwa benteng kota ini lebih lebar dari semua benteng yang pernah ia jadikan tempat berperang.

MENJADI PRABU HAYAM WURUKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang