"Apa yang kau inginkan dari berjudi di tempat kakakku?"
Tepat sasaran, pertanyaan itu keluar juga. Yerim tidak terlalu terkejut karena dia pernah beberapa kali mengungkit tentang kakak Hyunjin dan perjudian di tempat yang pria itu kelola. Namun itu tak serta-merta membuat dia santai. Sangat tak terduga saat Hyunjin membawa topik itu lebih dulu, dan saat ini dia tak punya persiapan apapun.
"Aku tidak mengerti dengan orang-orang yang suka berjudi. Apa untungnya melakukan itu? Uang yang mereka dapatkan dengan usaha; bahkan dengan cara yang buruk, justru dipertaruhkan untuk hasil yang tidak pasti?"
Yerim diam-diam menghela napas, setelah Hyunjin memberikannya sedikit ide untuk merespons pertanyaan yang pemuda itu layangkan. Dia tersenyum kecil, seraya membiarkan ekspresi wajah cerianya menjadi perhatian pemuda itu.
"Betul juga, ya?" Yerim bersedekap, terkesan menyukai pendapat Hyunjin. "Kenapa harus mempertaruhkan uang? Apa uang mereka kurang? Kalau aku, aku jelas butuh itu karena aku miskin. Jika aku menang, aku mendapat uang yang banyak. Aku jelas untung. Tapi, orang-orang yang datang ke tempat kakakmu itu, semuanya bukan tipe yang butuh uang."
"Itu yang kumaksud."
Yerim cekikikan, dia tahu apa yang akan dia katakan.
"Kenapa kau tertawa?"
"Tidak. Aku hanya memikirkan alasannya. Menurutku itu lucu. Tapi, aku tahu jawabannya."
"Apa?"
Hyunjin mungkin terdengar angkuh tetapi dia juga memberikan kesan yang sangat antusias. Matanya menatap dengan penasaran, menanti jawaban yang dia inginkan.
"Orang-orang sepertimu, pasti punya banyak uang. Kalian bisa melakukan apa saja, termasuk hal-hal yang tak bisa dilakukan oleh orang miskin. Saking terlalu banyak hal yang bisa kalian lakukan, kalian bosan. Hiburan hanya itu-itu saja. Karena itu, kalian berjudi. Saking banyaknya uang yang kalian punya, kalian bisa memainkannya sesuka hati. Tentu bukan uang yang kalian cari. Kalian punya banyak sekali. Tapi keputusasaan aku, orang-orang sepertiku, yang berjudi untuk hidup, ketika berhasil dikalahkan oleh orang-orang seperti kalian, itu yang kalian cari. Sensasi menghancurkan hidup orang lain."
"Itu hanya pendapatmu, kan?"
"Biar aku tanya padamu, Sunbae. Kau ingat saat pertama kali berjudi denganku? Kau berani mempertaruhkan banyak uang, hanya untuk menelanjangiku. Kau tak berjudi untuk uang, kau hanya ingin mempermalukanku. Kau suka saat kau lebih berkuasa dariku, atau siapapun."
Hyunjin sepertinya kesal namun dia diam. Dia ingin membantah tetapi dia setuju. Dia ingat kejadian waktu itu, dan dia merasa Yerim tepat sasaran.
"Aku begitu karena kau memang menyebalkan. Menelanjangimu hanya hukuman, yang sebenarnya tidak sepadan dengan taruhan uangku."
Yerim bisa menebak bahwa Hyunjin setuju dengannya, hanya tak mau mengakui itu. Harga dirinya yang setinggi langit tidak akan mau dia turunkan hanya untuk menyetujui argumen itu.
"Tapi kau suka, bukan? Intinya, orang-orang yang berjudi punya tujuan masing-masing. Kasino itu tempat orang-orang kaya yang menjadikan uang sebagai permainan. Hanya orang-orang kaya saja yang melakukan itu."
"Lalu kenapa kau mau datang ke sana? Kau bukan orang kaya. Kau tak punya uang bahkan untuk bermain di satu meja. Untuk apa pergi ke sana?"
"Di sanalah kau berguna, Sunbae." Yerim menyeringai, "aku akan berjudi dengan uangmu."
Hyunjin memutar matanya malas. "Apa kau serius?"
"Kapan aku tak serius? Kau sendiri sudah menduganya, kalau aku mendekatimu hanya untuk mendapatkan uang saja. Berjudi adalah keahlianku, biar aku saja yang melakukannya. Kau hanya perlu menyiapkan modal untukku. Aku bisa mendapatkan lebih banyak uang. Kau juga akan mendapat bagianmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GAMBLER 2: Big League🔞 | TXT & EN-
Fanfic🚫PLAGIAT ADALAH TINDAKAN KRIMINAL🚫 HOTTER, BADDER, BRAVER Kim Yerim bersama kawan-kawan barunya memutuskan untuk membalas dendam pada orang-orang jahat di masa lalu. Namun, akankah semua berjalan sesuai rencana? .Kim Yerim (OC) .Lee Heeseung (ENHY...