ENAM BELAS 🥀

1.1K 31 1
                                    

Happy Reading 🤍

Suara ambulance yang berdering dengan sedih dan hening menghancurkan ketenangan suasana sekitar. Bendera kuning yang berkibar di depan rumah Farah menandakan sebuah kehilangan yang mendalam. Kabar duka telah tersebar di kalangan warga kompleks, dan mereka datang berbondong-bondong untuk memberikan takziah kepada Zeandra dan keluarga.

Zeandra berdiri tegar di depan pintu rumah, tetapi dalam hatinya ia merasakan kepedihan yang tak terlukiskan. Dia mencoba menahan tangisnya, tetapi air mata tak terbendung lepas begitu saja. Rasa kehilangan yang mendalam mendorongnya untuk meratap, meratapi kepergian seorang sahabat, kakak, dan teman berbagi cerita untuknya.

•••

Pagi itu, setelah sarapan bersama Keenan, Zeandra mendapat kabar dari rumah sakit. Keadaan Farah semakin memburuk. Tanpa ragu, Zeandra dengan cepat mengantarkan Keenan ke rumah Bi Rumi untuk sementara waktu, dengan harapan dapat segera kembali dan menjenguk Farah.

Setibanya di rumah sakit, Zeandra merasa hatinya berdebar dengan tak terkendali. Ia segera mencari dokter yang menangani Farah, dan tatapannya bertemu dengan raut wajah dokter yang tampak suram. Di sudut matanya yang lelah, Zeandra merasakan ketakutan yang tak terucapkan.

"Dokter, apa yang terjadi dengan Mbak Farah? Bagaimana kondisinya?" tanya Zeandra dengan kepala yang berputar dalam kecemasan.

Dokter menghela nafas dalam-dalam, kesedihan yang dalam terpancar di matanya. Dengan suara yang lembut dan hati yang berat, dokter memberitahu Zeandra tentang kenyataan yang pahit.

"Maafkan, Saya. Farah sudah berpulang. Keadaannya terus memburuk dan kami tidak dapat melakukan apa pun untuk menyelamatkannya," ucap dokter dengan hati yang hancur.

Zeandra merasa dunianya runtuh dalam seketika. Hatinya dirundung kesedihan yang mendalam, air mata tak terbendung jatuh dari matanya.

Perjalanan hidup Keenan secara tiba-tiba berubah. Anak kecil itu kini harus belajar melalui rasa kehilangan dan menghadapi realitas bahwa ia harus melanjutkan hidup tanpa kehadiran fisik Farah.

Dan di tengah kepedihan atas kehilangan Farah. Pertanyaan-pertanyaan yang memenuhi pikirannya membuatnya merasa gelisah. Bagaimana Keenan akan tumbuh tanpa kehadiran seorang ibu? Keenan pasti merasakan kehilangan yang mendalam, dan Zeandra bingung tentang bagaimana cara menangani situasi ini dengan baik.

Selain itu, Zeandra juga memikirkan dari mana ia akan mencari keluarga Farah. Farah telah pergi dengan meninggalkan banyak pertanyaan tentang asal-usul dan keluarga Keenan. Kemana mereka akan mencari ayah Keenan yang selama ini tidak pernah Zeandra temui? Farah tidak sempat memberikan penjelasan apa pun sebelum berpulang, meninggalkan banyak kekosongan dan misteri dalam hidup Zeandra dan Keenan.

Zeandra merasa harapan satu-satunya saat ini adalah Bi Rumi. Ia berharap Bi Rumi dapat memberikan petunjuk tentang keberadaan ayah Keenan, atau setidaknya membantu mereka dalam mencari keluarga Farah yang mungkin bisa memberikan informasi lebih lanjut. Dalam keadaan genting ini, Bi Rumi adalah salah satu harapan terbesar Zeandra untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menghantui pikirannya.

•••

Pukul dua siang, acara pemakaman telah selesai dan semua orang kembali ke rumah masing-masing. Rumah Farah kini tampak sepi, hanya ada Zeandra, Bi Rumi, dan beberapa tetangga yang masih di sana untuk menyiapkan tahlil nanti malam. Keenan telah tertidur setelah menangis beberapa saat. Meskipun usianya masih sangat kecil, ia sepertinya sudah merasakan kehilangan yang mendalam.

Di ruang tengah Zeandra dan Bi Rumi tengah membersihkan permadani yang akan digunakan untuk tahlil nanti malam. Dan Zeandra memanfaatkan kesempatan itu untuk bertanya kepada Bi Rumi.

A Journey Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang