28). Sama-sama bersyukur

60 3 0
                                    

HAPPY READING!!

__________

Hari demi hari laki-laki yang terbaring di atas brankar tak kunjung ingin bangun dari komanya yang panjang.

Dokter pun tidak mengerti dengan kondisi Zergan yang tak kunjung membaik.

Alexa beserta yang lainnya berada di depan ruangan Zergan sebab Dokter sedang memeriksa kedaannya.

Anak-anak Ostard datang semua untuk menjenguk ketuanya yang terbaring berhari-hari di rumah sakit.

Garvin menghelan nafas panjang. Kepalanya di letakan di pundak kekar Liam yang sedang menyandar.

"Bangun Zer, capek gua liatnya." keluh Garvin.

"Eleh, dia yang koma lo yang capek aneh banget ngeri gua." sahut Elwin sembari membalas tatapan julid Garvin kepadanya.

"Tuan, apa ini yang Anda ucapkan ketika tidak akan bangun?" 

Tatapan Hendri mengarah kepada Alexa yang terdiam melamun. Langkahnya berjalan mendekati Alexa.

"Dari Tuan." ucap Hendri memberikan sebuah kertas kepadanya.

Alexa menerima kertas itu. Tangannya perlahan membuka isi dari kertasnya.

"Wanitaku Alexa Alzenara Viktory. Maafin Papah saya atas semua yang dia lakukan terhadap hidup kamu. Saya tau, kelakuannya, tindakannya, takkan mudah di maafkan begitu saja. Maafin saya yang salah karena lebih memilih Papah saya di banding kamu. Kamu bilang 'Kenapa laki-laki itu harus aku?' aku terpaku, maafkan atas kesalahanku di 8 tahun lalu, maaf aku sudah menghancurkan hidup kamu. Seandainya aku terbasahi oleh langit karena menolong dirimu maka jangan bangunkan aku ketika kamu belum memaafkan semuanya."

-Zergan

Tangisan kecil Alexa membasahi kertas di hadapannya. Tatapan mereka tertuju kepada Alexa.

"Maafin aku yang gak seharusnya bicara seperti itu Kak."

Alexa bangkit begitu saja dari duduknya. Menerobos masuk ke dalam ruangan Zergan yang masih terdapat Dokter.

Aktivitas Dokter terhenti saat kedatangan Alexa. Sontak suster menarik Alexa untuk keluar dari ruangan.

"Mbak mohon kerja samanya." ucap Suster.

"Saya mohon Sus izinin saya untuk berbicara dengan suami saya."

Dokter menghelan nafas. Menghentikan tangan suster. "Biarkan saja, kita keluar." ucap Dokter.

Begitu mereka keluar Alexa menghampiri suaminya. Tangannya menggenggam erat tangan Zergan.

"Aku sudah maafin kamu Kak,"

"Jadi aku mohon Kakak bangun, Kakak gak boleh tidur terus aku butuh Kakak di sini."

Mata dari laki-laki itu bergerak begitu tetesan air mata jatuh ke bawahnya.

Matanya perlahan-lahan terbuka. Hal yang pertama ia lihat adalah wanita yang menangis deras di hadapannya.

"Maaf...."

My chosen destinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang