Chapter 6

927 108 7
                                    

Seokjin POV

Aku menunggunya sendirian di kamar hotel, dan itu sangat membosankan. Aku menonton TV tapi tidak benar-benar menontonnya. Aku hanya terus mengganti-ganti saluran. Hingga pintu kamarku terbuka, aku langsung melompat dari tempat tidur seperti anak kecil dan melihat Jungkook datang ke arahku.

"Hyung, akhirnya..."

"Ada apa? Apa kau bosan?" Aku hanya mengangguk.

"Hyung, tidak bisakah kita melakukan sesuatu? Aku benar-benar bosan disini, makan malam masih lama" Aku berdiri di depannya yang sedang membuka dasinya dengan bibir cemberut.

"Apa yang ingin kau lakukan?"

"Apa kau lelah?"

"Tidak"

"Apa kau ingin berenang?"

"Berenang?"

Aku melihat banyak orang berenang disana, aku juga ingin berenang disana. Benar, saat aku melihat ke bawah dari balkon, aku bisa melihat kolam renang disana, itu tampak menyegarkan.

"Ayo kita pergi berenang" Aku langsung tersenyum dan menyiapkan semuanya, membawa handuk dan mengganti pakaianku dengan jubah mandi, begitu juga dia. Lalu kami turun ke lantai bawah. Kolam renang berada di lantai 7, kolam renang tanpa batas, membuatnya terlihat menakjubkan.

Aku masuk lebih dulu ke dalam kolam dan berenang ke tepian. Melihat kota dengan langit senja membuatku takjub, tubuhku tersentak saat seseorang memelukku dari belakang.

"Ini aku"

"Hyung..." Apa yang dia lakukan? Dia membuatku gugup, dia tidak pernah memelukku. Tapi kenapa dia memelukku?

"Selamat ulang tahun pernikahan kita, Jeon Seokjin" Mataku terbelalak, aku bahkan lupa kalau hari ini adalah hari ulang tahun pernikahanku. Aku rasa sudah berakhir, aku merasa sudah lama sekali bersamanya. Jantungku benar-benar bekerja ekstra sekarang. Aku benar-benar gugup.

Bagaimana jika aku tidak ikut dengannya kesini? Bodohnya aku, melewatkan hari jadi pertama kami. Dia pasti akan kecewa padaku.

"Apa kau lupa?"

"Hah? Ah tentu saja aku tidak lupa hyung"

"Tidak terasa kita sudah bersama selama setahun, apa kau bahagia bersamaku?"

"Tentu saja aku bahagia, kau memperlakukanku dengan baik hyung" Tiba-tiba dia membalikkan tubuhku dan menyandarkanku pada pembatas kolam. Matanya menatapku, begitu tulus, aku bisa merasakannya.

"Jin..."

"Hmm"

"Hiduplah bersamaku sampai kita tua nanti." Air mata mengalir dari mataku, kata-kata itu membuatku lemas.

"Aku berjanji untuk membuatmu bahagia"

"Hyung..."

"Aku berjanji akan selalu ada untukmu"

"Dan aku berjanji hanya kematian yang bisa memisahkan kita"

"Kau mau tinggal bersamaku?" Aku hanya menatapnya sebelum mengangguk. Aku akan menjadi manusia paling bodoh jika menolak. Dia begitu sempurna dan dia adalah milikku.

Dia mendekatkan wajahnya ke wajahku, aku tahu apa yang akan terjadi selanjutnya tapi aku senang. Aku memejamkan mata hingga bibirnya menyentuh bibirku. Ciuman kedua kami pada hari jadi pertama kami.

"Aku mencintaimu Jeon Seokjin" Aku cukup terkejut dengan pernyataan itu, ini adalah pertama kalinya dia mengatakannya. Apa ini mimpi?

Dia terus menciumku, aku yakin ini bukan mimpi, dia bahkan menarik pinggangku lebih dekat ke arahnya. Aku mulai membalas ciumannya dan melingkarkan lenganku di lehernya. Bagaimana mungkin hidupku bisa sesempurna ini? Jangan bangunkan aku jika ini mimpi, karena aku berjanji untuk hidup bersamanya sampai maut memisahkan kita.

Cukup lama kami berada di kolam renang, aku dan Jungkook memutuskan untuk kembali ke kamar. Kenapa rasanya begitu canggung setelah ciuman itu? Saat sampai di kamar, dia menyuruhku untuk mandi terlebih dahulu, jadi aku mandi dan dia mandi setelahku.

Kami bersiap-siap untuk makan malam, aku mengenakan setelan yang dibelikannya tadi, tapi saat aku ingin keluar, dia memegang tanganku.

"Ada apa hyung?"

"Kenapa kau tidak pernah memakainya?"

"Hah? Apa maksudmu?"

"Aku melihatnya di dalam kopermu, kenapa kau tidak pernah memakainya?" Mataku terbelalak untuk ketiga kalinya, apa dia melihat pakaian dalam yang kubawa?

"Apa... apa yang kau lihat?"

"Pakaian yang tidak pernah kau pakai saat bersamaku"

"Hyung... Kau melihatnya?"

"Aku tidak pernah memaksamu untuk melakukannya karena aku ingin menghormatimu sebagai suamiku. Aku tahu kau belum siap dan aku tidak ingin melakukannya tanpa izinmu, tapi aku tidak tahu ternyata kau memilikinya"

"Hyung, ini tidak seperti yang kau pikirkan, ini adalah hadiah dari Jimin, aku tidak membelinya dan kurasa aku tidak sengaja membawanya karena aku terburu-buru menyiapkan pakaian kita kemarin, jadi aku tidak berniat membawanya" Dia segera melepaskan tangannya dari tanganku, dan menatapku. Apa aku salah bicara? Kenapa aku merasa seperti aku telah salah bicara.

Break The Silence | Kookjin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang