Aku berjalan sambil menggunakan aerphone tanpa musik di telingaku. Sebagaimana pun kuatnya masa bodo di kepalaku, aku tetap bisa terpancing dengan cerita² panas yang menggema di sekitarku.
Tiba-tibaPlak!!!
Wajahku memerah akibat tamparan Febri yang tiba-tiba menyambar.
"Apa yang kau lakukan?!! ", bentakku tak sabar.
"dasar perempuan murahan. Segila itu keinginanmu untuk bisa masuk ke lingkaran mereka!! " teriak Febri yang begitu keras hingga mengundang perhatian semua orang.Mataku menyipit, ada apa dengan gadis di hadapan ku, kenapa ia begitu menggila. Apa ketiga pemuda itu telah meracuni isi kepalanya.
"Aku yakin kalau kau yang merayu Stevano untuk bisa tidur denganmu. Karna kau ingin seperti aku, menjadi salah satu dari mereka. Benarkan!!! " tambahnya menambah panas bisikan sekitar.
Sumpah aku sangat muak dengan drama menjijikkan ini.
"Kenapa kau jadi seperti ini Febri, "
"Udahlah, gak usah sok polos Yuana. Aku mengenalmu dari dulu. Perempuan yang hobby berada dia antara para lelaki, perempuan murahan, "
Aku benar-benar ternganga mendengar kalimat yang meluncur dari mulut gadis itu.
Ini sudah sangat keterlaluan."Ya... Aku memang ingin membuangmu keluar dari dunia mereka. Kau sudah terlalu lama menjadi salah satu dari mereka. Jadi aku pikir sudah saatnya kau di lempar keluar, " balasku dengan tatapan nanar
Febri terbelalak tidak percaya. Ia hanya mengarang semua kalimat yang keluar dari mulutnya tadi. Ia hanya ingin membuat Yuana malu. Namun, siapa sangka, ternyata apa yang ia ungkapkan adalah kebenaran dari tujuan Yuana.
"Kenapa kau diam? Kau kaget? "
"Ouh... Ternyata begitu, " ucap Stevano yang tiba-tiba muncul dengan hoodie hitam dan tas ransel berwarna senada.
"Stevan, "
" Ternyata apa yang kau lakukan semalam adalah taktik untuk menarik perhatianku, " ucap Stevano dengan seringai menjijikkannya.Aku rasa aku telah salah langkah. Rasanya aku harus bersiap dengan hal-hal merepotkan di hadapanku.
"Sayangnya tak semua orang bisa masuk ke lingkaran kami, "
"Aku memang tertarik dengan kalian. Tetapi setelah melihatmu tadi malam, aku berpikir 2 kali, " balasku"Apa maksud mu? "
"Kau bukan seperti pangeran yang banyak di gilai perempuan di kampus ini, kau tidak special. Hanya layaknya semua lelaki yang aku temui. Kalian tau, lelaki ini tak se-special lelaki yang kalian puji-puji. Aku sudah memeriksanya semalam, " teriakku dengan sedikit rasa kikuk dan malu.
Semua orang berbisik setelah mendengar teriakan ku, hanya saja aku bingung melihat expresi Stevano yang tampak masih tenang.
"dan sepertinya aku tidak tertarik lagi untuk bersangkutan paut lebih dalam dengan kalian. Aku pikir kalian berbeda, ternyata sama saja, " ucapku yang kemudian membalik tubuh untuk berlalu.
Tetapi,
"Kau cukup cerdik untuk bisa mencari perhatian ku Yuana. Dan kau berhasil sekarang, " bisik stevano yang sebelum itu menarikku kedalam pelukannya."Menjauh dariku?!!! "
"Kau pikir semua hal akan sesuai dengan
Keinginan mu? Hmm.. Kau berani masuk! Maka kau tidak akan mudah untuk keluar, ""Berisik!! " ucapku yang mendorongnya kuat hingga ia mundur beberapa langkah. Setelah itu aku berlalu.
Stevano pov
Baru kali ini aku merasa ada orang yang berani melakukan hal itu padaku.
Ada amarah yang dengan sengaja ku pendam, tetapi disisi lain, aku merasa ada perasaan baru yang begitu menyenangkan, layaknya memperoleh hadiah baru."Kak Stevan, maafin dia, dia memang gadis yang keras kepala, " ucap Febri menggenggam tangan kananku.
" tak apa," ucapku sambil menari dengan tidak nyaman tanganku.
" aku dengan Yuana itu teman baik, dulu waktu kami sekolah bareng, aku sering sekali mengingatkan soal sikapnya, tetapi ia tetap tidak berubah, " balas gadis itu sambil menundukan kepala. Aku tidak paham, ia sedang sedih atau bagaimana.Bel pulang sekolah terdengar, aku tidak menghiraukan kedua karibku, aku harus segera pulang karna skedul kerjaku yang begitu padat. Aku tidak bisa mengikuti gaya hidup kedua sahabatku yang tampak bebas dan menyenangkan. Aku sebagai anak tunggal di keluargaku, tidak punya pilihan selain menjadi pemegang warisan tunggal di keluarga. Di usiaku yang masih terbilang muda, harus mulai belajar bisnis dan lain sebagainya.
" Stevan... tunggu!! " teriak Adit sambil berlari kecil.
Aku pun mengurungkan niat untuk menancap gas motor ku.
"Kenapa? " tanyaku."Malam ada party, ikut ya, "
"Aku gak bisa, aku banyak skedul kerja, " ucap ku.
"Ayolah... Kau sudah jarang kumpul²."" next time bro... " balasku sambil menepuk lengan sobatku itu. Yang kemudian aku berlalu meski wajah Adit tampak ngambek.
Malam telah sampai pada puncaknya. Kepalaku mulai berputar, mataku sakit karena terus menerus menatap layar datar di hadapanku
Kringggggg... Kring.....
Tampak nama Adit tertera di ponselku.
"Ada apa? " suaraku begitu berat, aku juga sebenarnya malas mengangkat telpon itu, tetapi ini kali ke berapa Adit menghubungi ku.
" Hei... Ayo kemari, kau pasti sangat menikmatinya, "
" kau benar-benar membuatku marah dit,"
"Hei..hei, kau yakin tidak ingin datang, coba lihat foto yang ku kirim padamu, " balasnya.
Dengan malas, aku masuk ke tampilan whatsapp ku yang sedari tadi banyak notif masuk.Aku mengerutkan kening, coba menalarkan foto yang dikirim Adit.
"Kau sudah melihatnya? " teriak Adit di sela² musik yang begitu berisik.
"Sudah, lalu? "
"Lalu? Kau bodoh sekali. Kau tidak mengenal orang di foto itu!! " teriaknya.
Aku kembali membuka foto itu, dan Yap.. Dalam hitungan detik, aku terfokus pada gadis berjaket gold yang begitu seksi.
"Yuana?!! "
KAMU SEDANG MEMBACA
PIECE OF HEART
RomansaYuana Clasia, gadis yang membuat jiwa mem-bully ku bangkit, gadis yang bodoh yang sok jagoan. Gadis bodoh yang suka ikut campur dengan urusan orang lain. Gadis bodoh yang sok merasa pahlawan. Mereka menyebutnya Stefano, laki-laki yang cukup tampan...