BAB 6: Ilusi Jiwa

10 1 0
                                    

D-96

Biasanya di waktu libur seperti hari Sabtu ini Kiandra bangun siang. Tapi kali ini Kiandra telah bertekad untuk bangun lebih pagi. Ia jadi lebih rajin setelah mengalami time travel.

Jam masih menunjukkan pukul 7 pagi namun Kiandra sudah beres-beres rumah. Menyapu, mengepel, mencuci piring, bahkan baju-baju kotor telah ia cuci menggunakan mesin cuci. Padahal sewaktu SMP Kiandra adalah anak yang pemalas.

Ayah dan mama Kiandra sampai terbengon-bengong menyaksikan perubahan putri bungsunya. Bagaimana tidak? Tumben sekali Kiandra mengerjakan seluruh pekerjaan rumah tanpa disuruh. Biasanya Jessi harus mengomel dulu baru Kiandra membantu pekerjaan rumah.

"Kamu masih sakit, Ki?" Tanya ayah Kiandra heran.

Lantas Jessi menyikut lengan Darman, suaminya. "Hush! Kiandra udah sembuh begitu dibilang sakit. Bagus dong sekarang Kiandra jadi anak rajin. Makasih ya Ki udah bantuin mama."

"Kayla kemana, ma?" Tanya Kiandra usai menyelesaikan kegiatan mengepel di area dapur.

"Dia udah dari pagi jogging bareng temen-temennya." Jessi menjawab pertanyaan anaknya sambil bergegas mempersiapkan sarapan.

"Jogging?" Kiandra mengerutkan dahi. Kemudian ia tertawa kecil tanpa suara. "Palingan jalan sama pacarnya. Ketemuan berkedok jogging."

Kiandra sudah sangat hafal sifat Kayla. Kakak satu-satunya yang dia punya. Sebab hubungan Kayla dan pacarnya di masa sekolah masih bertahan sampai 2023. Tapi entah mengapa Kayla belum juga dilamar oleh pacarnya tersebut.

***

Sedari tadi Kiandra berdiri menunggu Fabian di depan rumahnya. Kebetuan hari ini adalah hari Sabtu. Kiandra berniat mengajak Fabian jalan keluar. Ia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan Tuhan karena telah mengizinkan Kiandra kembali ke masa lalu.

Sesekali Kiandra mengecek ponselnya. Berharap ada pesan balasan dari Fabian mengingat gadis itu sudah mengirimkan SMS sebelum datang. Hampir sepuluh menit menunggu, alih-alih Fabian, justru Saskia yang keluar dari pagar.

"Kiandra? Ngapain di sini?" Tanya Saskia heran.

"Ada kak Fabian nggak?" Kiandra melongokkan kepalanya guna melihat ke arah dalam rumah Fabian.

"Fabian nggak ada. Dia lagi keluar."

"Kemana?"

Saskia mengedikkan bahu. "Nggak tau. Palingan juga ke warnet."

"Oh ... yaudah deh kalau gitu. Makasih ya," ucap Kiandra lesu. Gadis itu hendak berbalik pergi namun ditahan Saskia.

"Tunggu, Ki! Sambil nunggu Fabian pulang, mendingan temenin gue yuk!" Ajak Saskia yang langsung mengamit lengan Kiandra.

***

"Fab, lo mau ketemuan sama Sekar, kan? Gue titip ini ya soalnya kan searah jalannya sama lo. Ntar lo mampir aja dulu ke basecamp kasih ini." Yogi menyerahkan bungkusan plastik besar pada Fabian.

Fabian yang baru saja menyalakan mesin motor lantas menerima bungkusan plastik dari Yogi. "Apaan nih?"

"Minum buat anak-anak. Biasa lah," jawab Yogi tanpa menatap Fabian.

"Sprite? Cola?" Tanya Fabian memastikan usai memegang isinya yang ternyata botol-botol minuman.

"Iya itu," kilah Yogi.

"Oke deh. Nanti gue sampein ke mereka." Fabian menaikkan standar motor. Bersiap-siap untuk berangkat.

Yogi berdeham sesaat lalu berujar, "Kalau lo mau, ambil aja. Lo pasti bakalan nagih."

Back To Your TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang