Part 5

65 12 0
                                    

Dua hari setelah kejadian Cakra mengambil atau lebih tepatnya mencuri bunga sekaligus pohon-pohonnya, Cakra terserang demam.

"Mas, makan dulu yuk. Biar nanti aku suruh Saki masakin makanan buat mas," ucap Kai berusaha untuk membujuk sang kakak agar makan.

"Nggak mau," tolak Cakra. Selain karena mulutnya yang terasa pahit, dia juga tidak bisa membayangkan ketika masakan kreatif ala-ala Saki masuk kedalam mulutnya.

"Panggilin Jean aja."

"Yaudah, biar aku aja yang manggil kak Jean," sahut Saki.

Tak berselang lama, Saki datang bersama Jean di belakangnya.

"Kenapa lu?" tanya Jean.

"Mas Cakra demam, kak." Bukan Cakra yang menjawab tetapi Kai.

"Je, kayanya gua udah nggak lama lagi deh. Gua titip Saki sama Kai ya," ucap Cakra pelan.

Jean menatap datar kearah Cakra. "Nggak usah lebay, lu cuma demam biasa, paling juga besok sembuh."

"Tapi mata gua nggak bisa liat."

Jean memutar bola matanya malas melihat kepintaran Cakra. "Lu nggak bisa liat karena lu merem, pinter."

Mendengar ucapan Jean, Cakra pun membuka matanya yang semula tertutup. Kemudian dia menatap kearah Jean sambil cengengesan. "hehe gua lupa je kalo gua merem," ujar Cakra.

"Kalian udah makan?" tanya Jean.

Saki menggelengkan kepalanya. "Belum kak, bingung mau makan apa kan biasanya yang masak mas Cakra."

"Yaudah, bentar. Gua masakin dulu."

Beberapa saat kemudian, Jean kembali ke kamar Cakra untuk memanggil Saki dan Kai untuk makan. Tak lupa, dia juga membawa nampan berisi makanan untuk Cakra karena ia tau pasti Cakra belum makan.

Setelah menyuapi Cakra, Jean kembali ke dapur untuk mengembalikan piring bekas Cakra makan.

***

Saat ini, Cakra sudah kembali beraktivitas seperti biasanya, demamnya pun sudah turun namun dia tidak membiarkan Jean untuk pulang begitu saja.

Jean sendiri hanya pasrah saat dijadikan babu sementara oleh Cakra.

"Je," panggil Cakra.

Jean berjalan menghampiri Cakra dengan raut wajah malas. "Apa?"

"Nggak jadi, gua lupa mau ngomong apa."

Jean menutup matanya, berusaha untuk bersabar menghadapi Cakra. "Yaudah, gua ke ruang tamu dulu."

Baru beberapa langkah Jean pergi, Cakra kembali memanggilnya. Mau tak mau, Jean berbalik dan menatap Cakra dengan senyum yang begitu di paksakan.

"Apa lagi, Cakra?"

"Lupa Je."

Jean menarik napas panjang, kemudian ia menarik seutas senyum di bibirnya, lalu ia mengacungkan jari tengahnya kearah Cakra.

Jean berjalan keluar dari kamar Cakra, begitu keluar ia melihat Kai yang tengah berbicara dengan benda mati, bukan sekali dua kali ia melihat adik dari temannya itu berbicara dengan benda mati. Mengangkat bahunya acuh, ia berjalan menuju ke dapur untuk mengambil minum. Ia tak sungkan untuk mengambil sesuatu dari dapur, karena Cakra pernah bilang 'anggap aja kaya rumah sendiri' ya sudah apa boleh buat, jadi ia menganggap rumah Cakra sebagai rumahnya juga.

Pernah sekali ia bertanya kepada Cakra tapi malah dia berakhir dilempar sendal oleh Cakra, entah apa salahnya padahal dia kan hanya bertanya.

Flashback on

GEMINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang