Normal's POV
Di asrama, para murid masih ada yang beraktivitas, seperti Sera Cs dan Hulda Cs misalnya yang sedang berkumpul di kamar Sera, mereka semua diundang tak lain tak bukan sedang membicarakan keberadaan salah satu teman mereka, Caithlyn, yang sampai saat ini tidak kunjung pulang ke asrama.Arnathiyya maupun Putri merasa khawatir dengan Caithlyn, apalagi ini sudah larut malam dan beredar peringatan dari guru-guru bahwa semua murid tidak boleh pulang larut malam kecuali memiliki keperluan tertentu di sekolah.
"Aku gak mau Caithlyn kenapa-napa," ucap Putri cemas dengan nasib temannya itu, sedangkan Arnathiyya berusaha menenangkan temannya itu meski hatinya juga sama cemas seperti Putri. Machiko juga merasakan hal yang sama walau ia jarang berkomunikasi dengan kedua perempuan ini, kali ini Asta tidak menunjukkan sikap cerianya seperti sebelumnya. Hulda, yang sebelumnya pernah berkunjung ke sekolah saat malam untuk mengambil buku satanis nya juga hampir mengalami hal naas yang serupa, namun untung saja ia masih bisa diselamatkan oleh 2 anak dari kelas Social.
"Mohon maaf jika cerita ini gue simpan dan tidak dibocorkan kepada kalian, ya peraturan itu benar-benar sangat relevan dan harus dipatuhi oleh siapapun disini karena gue benar-benar dibuat celaka karena sempat melanggarnya," ucap Hulda yang membuat seluruh mata tertuju kepadanya.
"Kok bisa, Hul?! Bagaimana ceritanya?!" ucap Laurel penasaran, Hulda tanpa ada tekanan apapun di hatinya langsung menceritakan kronologi penyerangan terhadap dirinya kepada teman-temannya. Usai menyimak sekilas cerita tersebut, mereka semua tidak ada yang berani buka suara. Semua terlihat janggal di hutan ini, atmosfer hutan saat pagi ke sore dan malam sangat berbeda jauh.
"Yang gue heran tuh, waktu gue, Roby, dan Faren dari anak kelas Social berbalik badan, mayat hewan jeleknya sudah tidak ada ditempat. Saat itu, gue masih sempat berpikir positif kalau hewannya masih hidup tapi sekarat dan berhasil melarikan diri, tapi—ketika dilihat-lihat lagi di tanah tidak ada bekas apapun, darah saja kagak ada, rambut copot, dan tetesan liurnya pun juga tidak ada," jelas nya. Hulda juga menunjukkan foto makhluk itu di hadapan teman-temannya, Asta yang melihatnya langsung dibuat terkaget-kaget karena saking mengerikannya wujud makhluk itu.
"Jujur, satu makhluk ini saja sudah bringas banget dan menghadapinya sudah luar biasa lelahnya, kalau diceritakan lagi bakal panjang ceritanya, gue benar-benar belum bisa mencernanya," ucapnya memberikan foto yang ada di hp nya tersebut kepada Sera.
"Jika makhluk ini masih hidup dalam keadaan sekarat dan hidup berkelompok, maka Caithlyn..."
"Tidak!!!! Itu tidak akan terjadi!!!" teriak Putri kepada Sera sembari menggenggam kerah baju perempuan berkacamata itu dengan mata berkaca-kaca. Situasi semakin tidak konduktif saat mereka semua tiba-tiba menerima pesan berantai yang dibagikan oleh wali kelas di grup WhatsApp kelas masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
West Borneo Fantasy[Slow Up]
FantasiaDunia yang sangat misterius. Dunia yang sangat tidak kepikiran ada. Dunia yang hanya ditumbuhi pohon-pohon yang membentuk hutan hujan yang syahdu. Suara kicauan burung liar terdengar, beberapa kilo meter tidak pernah tidak terdengar. Tanah bumi Kali...