Dingin

16 1 0
                                    

Deza's POV

Sudah satu minggu kami berlibur di Villa ini. Sekarang menunjukan pukul 5 sore, besok pagi-pagi kami harus ke bandara.

Joan memaksa untuk menetap di sini lebih lama, menyaksikan malam pergantian tahun yang tinggal 1 minggu lagi.

Tapi gue menolak karena nggak sanggup, setelah sex yang ke dua kali, pantat gue rasanya terbakar dan benar-benar perih, walaupun kami berdua menikmati. Berulang kali Joan membujuk gue sampai tadi ia masih membujuk gue untuk melakukannya lagi, gue tolak. Ia terlihat kesal dan pergi.

Sekarang gue sedang mencarinya, menyusuri sepanjang pantai, diterpa angin sore dan di bawah sinar senja serta langit yang mulai menguning. Di bawah pohon sana gue melihatnya duduk dengan botol alkoholnya.

"Ngapain?" Tanyanya saat gue duduk di sampingnya.

"Cariin lo"

"Oh" Ucapnya dingin.

"Ingat saat study tour SMP?"

"Hmm" Masih cuek.

"Dimarahin guru karena lo nyebur duluan ke laut?" Ucap gue mulai bercerita dengan sambil tersenyum.

"Wajah lo lucu banget saat itu, kayak bocah yang ketahuan sama emaknya" Lanjut gue, sementara dia menoleh ke arah gue mulai tertarik akan cerita.

"Terus lo ceburin diri juga supaya nggak gue sendirian yang kena marah" Ucapnya mulai tersenyum. Kembali menatap ke ke laut, gue melihat ke arahnya dan terpana akan parasnya yang tampan dari samping dengan senyumannya.

Lalu ia memoleh menangkap basah diri gue, mata kami bertemu. Wajahnya semakin mendekat, bibir seksinya mulai menyentuh bibir gue.

"Gue nggak suka ditolak"

.

.

.

Joan mencium gue dengan intim, lidah kami bermain di dalam saling melumat satu sama lain.

Kemudian ia menjilat kuping dan leher gue, hisapan-hisapan kecil, kemudian gigitan yang membuat bekas kemerahan di sana.

Gue bersandar pada kepala kasur, ya kami sudah di kamar.

Tangan Joan meraba area di dalam baju gue, tangannya yang hangat menyentuh puting yang sudah ikut tegang.

Dring!

Dring!

Dring!

Sebuah panggilan menghentikan kegiatan kami, gue melihat layar handphone dan di sana tertera Junta.

Sudah jelas tidak akan gue angkat, namun orang gila seperti Joan menyeringai dengan mengangkat panggilan tersebut.

Ia memberikannnya ke gue untuk menjawabnya.

"Deza, lo di mana?"

"Junth! Ahh....! " Gue mendesah tiba-tiba karena Joan kembali melanjutkan aksinya yang kali ini mengulum puting gue.

"Za?"

"Hmmh, ya? Gue lagi di jalh!-ahmmhh...! " Gue berusaha menahan desahan gue. Kala Joan memainkan lidahnya dan tiba-tiba menggigit"

"Ha? Gue mau ngajak lo buat malam tahun baruan, kosongin jadwal lo ya, bye sayang" Ucapnya tidak mendengar dengar jelas.

"Ok" Ucap gue mematikanpanggilannya tanpa memikirkan ucapan sayang dari Junta.

Joan mendongak dengan puas ke arah gue kemudian seketika wajahnya berubah masam. Ia bangkit dan berjalan ke luar balkon, gue melihatnya heran, kenapa dengan moodnya? Apa gue melakukan kesalahan?

(BL/BxB) What Are We?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang