Affair | 07

4.1K 281 16
                                    

A/N : VOTEMENT JUSEYO!






Melamun ditengah-tengah kesibukan orang wara-wiri di Rumah sakit menjadi rutinitas Gaby setiap hari. Setelah Operasi gadis itu akan duduk diam dulu didepan ruangan sembari menatap cincin dijaringan dengan senyum getir. Ya, Gaby resmi menikah dengan kakak iparnya sendiri secara diam-diam tanpa sepengetahuan orang lain termasuk orangtuanya sendiri.

Gaby merasa bersalah, merasa bersalah karena sejak dulu ia berjanji suatu saat ia menikah Papa dan Mama harus ada disamping dirinya memberikan restu sebagaimana orangtua pada umumnya dan Papa yang mengantarkan Gaby untuk menuju altar dimana pria yang ia cintai berdiri menunggunya disana untuk bersumpah sehidup semati dan saling mencintai disaksikan Tuhan.

Namun takdir seolah-olah menjebaknya. Impian itu sirna digantikan dengan mimpi buruk yang kalau bisa di ulang, Gaby tidak akan pernah mau melakukan itu. Gaby tersentak mendapati Yona dibelakangnya. "Dokter Yona."lega Gaby tersenyum melihat Yona.

"Kamu kenapa belum ganti baju, Gab. Nanti sakit loh, banyak darah di baju operasi kamu."

Gaby menepuk kepalanya lantas meringis. "Lupa, Dok."

"Dari kemaren lupa terus, kamu ada masalah?"

Gaby menggeleng cepat. "Enggak Dok, cuma emang lagi capek aja juga lagi kangen banget sama Papa dan Mama."

Yona berohria lantas mengelus bahu Gaby. "Biasa itu, Saya juga sering kangen orangtua kalo ditempat kerja gini. Cuma Gabriella, jangan sering melamun ya nanti berimbas sama kinerja kamu dan mengorbankan pasien kita. Kamu kalo emang lagi capek langsung ambil cuti aja gapapa kok, dari pada naas iyakan?"

Gaby menunduk, yang Yona katakan benar adanya. Gaby terlalu sering melamun bahkan tadi di ruang operasi beberapa kali ia terdiam saat menjahit pasien tadi yang seharusnya dilakukan dengan fokus Gaby malah sibuk dengan dunianya sendiri. "Maaf, Dok."

Yona menghela nafas wajar. "No it's okay, saya juga kadang gabisa mengendalikan diri saya sendiri saat saya punya masalah. Tapi jangan ditiru ya!"

Keduanya pun terkekeh. Yona pun merangkul Gaby dan keduanya memutuskan ke ruang ganti sekarang melepaskan baju hijau mereka karena sekarang sudah tengah malam dan sudah waktunya keduanya pulang. Gaby dan Yona berbincang-bincang sembari terus jalan keluar dari rumah sakit.

"Jadi kamu sekarang temenan akrab sama Freya?"

Gaby menangguk. "Cantik banget anak Dokter."

Yona sontak menepuk pelan bahu Gaby malu. "Kayak Bunda nya kan?"

Gaby menangguk. "Bisa jadi."

Keduanya terkekeh. "Freya gak banyak cerita soal kehidupan dia diluar rumah jadi Tante gak tau-tau pergaulan dia, tapi emang dasarnya anaknya penakut sih jadi temennya juga ya yang masih bisa dipantau lah."

Gaby mengangguk setuju. "Kayak bayi gitu kadang anaknya."

Yona mengangguk lantas menghela nafas. "Makanya kadang Tante khawatir berlebihan kalo Freya gak pulang dan sibuk kerja di butiknya, takutnya ada apa-apa kan?"

Gaby menangguk setuju. "Eh Gaby pulang sama siapa? Mau pulang sama Tante sekalian?"

Gaby melirik sebentar kedepan dimana mobil hitam yang ia kenalin terparkir didepan sana. Yona melirik paham lantas tersenyum menggoda. "Oo dijemput pacarnya ya?"

Gaby menggeleng cepat dengan senyum canggung. "Bukan kok, Tan."

"Iya deh iya, masih privasi ya? Yaudah sok atuh udah ditungguin itu."

[ADULT] AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang