Part 9

475 88 15
                                    

Biru senyum-senyum ketika ia sudah menginjakkan kakinya di rumah. Tentu hal itu membuat maminya dan juga Kaylee terheran. Kenapa ini bocah satu? Gak biasanya senyum-senyum.

"Bang, udah gila ya?" Tanya Kaylee.

"Tau dih bang. Kenapa senyum-senyum gitu? Kesambet setan di jalanan?" Sahut maminya pula. Tidak enak emang kalau gak meledek Biru.

Biru yang semula senyum-senyum, mendadak merubah ekspresinya. Ganggu aja ini wanita-wanitanya bapak Rasvano.

"Apa sih mi? Masa iya kesambet." Balas Biru kemudian duduk di salah satu kursi makan. Kebetulan mami dan adiknya sedang berada di sana. Tangannya mencomot makanan yang sedang di sajikan di meja makan. Waktu sudah malam dan saatnya makan malam.

Mami Rietta menggeleng, "Ya lagian hahaha. Abang dari mana? Kantor? Katanya gak banyak kerjaan. Tapi tetep aja tuh ke kantor. Orang mah mending cari calon istri bang," katanya. Memang konsepnya tembak langsung ini keluarganya mah, ujung-ujungnya disuruh cari calon istri.

"Whahahaha gue gak ikut-ikut ya bang. Mami yang ngomong." Kata Kaylee. Meledek juga dia. Sebenarnya Kaylee tau sih, Biru habis darimana. Soalnya tadi Kevlar ngechat katanya Prilly dianter pulang sama Biru. Sialnya ada Kevlar di rumah Prilly, makanya dia tau dan buru-buru ngasih tau Kaylee. Bocah ember wkwk.

"Dahlah mi, abang mau mandi. Gerah dengerin omongan mami," Biru hendak bangun dari duduknya. Namun suara Kaylee menahannya,

"Gimana ngedate sama Ka Prillynya? Lancar?"

Biru agak kaget sih kenapa Kaylee bisa tau. Padahal dia belum cerita apa-apa. "Dih? Sok tau lo. Siapa yang abis ngedate?"

Kaylee sedikit mencibir, "Heleh heleh bang. Jangan lo pikir gue gak tau ye hahaha. Gentle juga abang aku nganterin anak orang pulang ke rumahnya hahaha.."

Mami Rietta yang gak paham sama pembicaraan dua anaknya ini langsung menyerit, "Abang punya pacar dek? Serius? Siapa? Kok mami gak tau heh!!"

"Adek gak tau juga sih mi. Tanya abang lah coba,"

Biru cuma menghela napasnya. "Dah ah, mami kepo. Lo juga ember banget Kaylee, btw thanks ye." Katanya kemudian melenggang pergi. Kalau bukan karena Kaylee bilang Biru gak enak badan, pasti Prilly gak akan datang ke kantornya tadi.

"YEEEE HAHAHAHA. JADI BENERAN NGEDATE NIH? CIELAAAAHHHHH UWIIW UWIW," Kaylee ketawa ngakak ngelihat abangnya yang sedikit salting diledek seperti itu. Tapi dalam hatinya, Kaylee ikut senang kok. Siapapun nanti calon kakak iparnya, yang terpenting bisa sayang dan menerima abangnya dengan tulus. Tanpa embel-embel apapun.

❤️‍🔥❤️‍🔥

Hari-hari terus berjalan, tidak terasa waktu yang diberikan sang papi kurang lebih sisa sepuluh hari. Tapi Biru sama sekali belum ada tanda-tanda akan membawa calonnya ke rumah.

Lagi-lagi untuk memastikan putranya menjalankan apa yang ia minta, Papi Vano kembali mendatangi Biru ke kantornya. Kenapa gak ngobrol di rumah aja? Fyi, mereka sama-sama sibuk, jarang mengobrol panjang kalau di rumah. Ketemu pas malam doang di jam dinner, selebihnya masuk kamar masing-masing karena sudah lelah beraktifitas seharian. Walaupun begitu, hubungan bapak anak ini sangat dekat. Papi Vano bisa tau apa saja yang sedang terjadi baik dengan Biru ataupun Kaylee.

Sembari menunggu Biru yang selesai meeting dengan clientnya sebentar lagi, Papi Vano terduduk di sofa yang tersedia di ruangan Biru sembari menikmati secangkir kopi.

Lima belas menit berlalu, Biru belum juga selesai. Hendak menyusul Biru, suara ketukan pintu membuatnya menoleh. Lalu menyahut, "Masukkk,"

XABIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang