Hannah yang sudah memasuki bulan ke-7 dalam mengandung anak pertamanya hari ini mulai merasakan pegal di daerah punggungnya. Hannah sudah bercerita pada Keyfa dalam chat tapi ternyata tidak ada respon dari nya, hanya disuruh istirahat saja. Notif handphone Hannah berbunyi, ternyata grup mereka.
Hannah bergegas untuk ikut juga karena dia merasa punggungnya kurang sehat akhir-akhir ini. Mereka berlima berlari santai menyusuri komplek di pagi yang cerah ini, sambil bersenandung lagu shalawat dan diganti dengan lagu dangdut pilihan. Hannah hanya berjalan saja karena usia kehamilan nya yang sudah lumayan tua.
Di tengah perjalanan mereka menemui circle gang sebelah yang berjumlah 3 orang, mereka adalah orang yang biasa membicarakan Dinda, Nara, dan Hannah. Sebenarnya mereka iri karna rumah tangga ketiganya yang terbilang harmonis. Hannah memutar mata sombong saat berpapasan mata dengan mereka.
"Eh udah nambah ya anggota nya." ucap salah satu dari mereka tapi dengan wajah yang mengejek.
"Iya nih biar rame-rame kalau ada yang ajak berantem."ketus Nara dengan wajah sewotnya, Dinda menutup mulutnya tanda menahan tawa.
Mereka kesal dengan perkataan Nara itu, dan menyadari perut Hannah yang sudah mulai membesar. Tanda kehamilan nya sudah tinggal sebentar lagi.
"Yah semoga aja ya anaknya gak sama kayak maknya perilakunya." celetuk salah seorang dari mereka
Hannah memajukan diri menjadi yang terdepan, "Maksud anda apa hah, saya diam dari tadi!" teriak Hannah membentak karna perkataan mereka barusan.
Risha dan Dinda segera menjadi tameng didepan Hannah, takut-takut Hannah mulai menjambak rambut ketiganya. Keyfa menahan bahu Hannah supaya tidak tersulut emosi.
"Jangan doa yang enggak-enggak dong!, jangan sampai sifat anaknya kayak maknya." teriak Dinda pada mereka, Hannah mengira Dinda akan membelanya dengan benar. Tapi ternyata tidak, Dinda memang membelanya namun dia tetap membenarkan perkataan ketiga wanita itu.
"Awas aja kamu Dinda." bisik Hannah. Keyfa menenangkan Hannah lagi yang sepertinya sekarang ingin menjambak rambut Dinda.
Akhirnya para wanita penggibah itu pulang kerumah mereka masing-masing, sedangkan Dinda and the geng melanjutkan jogging sehat mereka dan kembali tertawa ria. Ditengah perjalanan. Naas, mereka melihat tukang batagor, cilok, dan siomay berjejer di pintu masuk komplek ini. Nara memberi kode kearah tukang itu, dan mereka mengikuti tanda setuju tanpa mengatakan apapun.
"Kok kita bisa sampai di tukang cilok ini ya." ujar Keyfa sambil mengeluarkan uang 5.000 nya.
Nara yang sedang menuangkan saos tertawa, "Iya nih, kayaknya sengaja om cilok berjejer sini ya sama siomay dan batagor?"
"Duh neng tapi emang biasanya mangkal disini kok, tiap hari." kata mang cilok yang membela dirinya.
Risha yang sudah selesai jajan duduk di kursi panjang yang disediakan oleh komplek, dia memposting foto nya saat berlari dan foto 0,5 bersama yang lainnya.
Dinda adalah orang pertama yang melihat itu, "Kenapa gak posting cilok, batagor, sama siomay mu itu?" ejek Dinda sambil menunjukkan postingan itu pada yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gara-gara Tetangga!
RomanceTetangga Julid? Tetangga Cerewet? Tetangga Bucin? Tetangga Pamer? Bagaimana ciri ciri tetanggamu? Mari kita simak keseharian Hannah bersama tetangga dekatnya(circlenya) Nara, Varo, Dinda, Raven, Keyfa, Fahmi, Risha, Irsyad