Chapter 19

134 23 0
                                    

Happy Reading ❤


(Name) berjalan-jalan mengelilingi kastil, merasa bosan dan kesepian. Isagi tidak terlihat batang hidungnya sejak kembali dari Ruzgar. Sedangkan para suaminya beberapa kembali ke wilayah masing-masing, membenahi dan memulihkan wilayah mereka yang sebelumnya hancur. Kecuali Aiku yang entah ada dimana, (Name) sedang menghindari pria satu itu. Ia lelah digoda oleh lelaki itu sejak pagi.

Ia menyusuri lorong yang ia ingat belum ia lewati, namun ia merasa familiar. Mungkin ia pernah melewati lorong ini di masa lalunya? Mungkin saja.

Ia membiarkan kedua kakinya menuntunnya entah kemana, seolah telah hafal jalan di setiap lorong yang ia lalui dan akan ia lalui ke depannya. Mungkin ini yang disebut sebagai Muscle Memory. Lalu ia berhenti di sebuah dinding, ia ingat dinding ini. Dinding dengan lukisan Saintess pertama di dunia ini. Tangannya mulai menyentuh lukisannya, muncul cahaya di lukisannya dan ia mulai merasa ditarik masuk, seolah diserap oleh lukisan tersebut.
Begitu ia membuka mata, ia disambut oleh lorong gelap.

"Ini lorong yang dulu membuatku bertemu dengan Ryusei..... " gumamnya.

Perasaannya tak enak ketika melihat lorong gelap di hadapannya, namun instingnya merasa ia harus melangkah maju menyusuri lorong gelap dihadapannya. Dan ia memilih untuk mengikuti instingnya, lagipula ia lupa caranya keluar dari tempat itu. Ia membuka tangannya dan membuat bola cahaya kecil, cukup untuk menerangi jalannya. Berbekal keberanian setipis tisu, ia mulai melangkah maju, menyusuri lorong demi lorong.

Hingga ia menemukan sebuah ruangan dengan pintu kayu ganda yang terlihat mencurigakan. Ditambah perasaannya makin tak enak ketika melihat pintu tersebut. Dengan hati-hati ia membuka pintu tersebut dan mengintip ke dalamnya. Kosong, tak ada siapapun di dalamnya. Hanya ada altar yang bersimbah darah kering.

'D-darah??? '

Tubuhnya sontak gemetar, keringat dingin mulai membasahi tubuhnya. Ia tidak tahu fungsi altar ini, namun ia tahu sesuatu yang menggunakan darah pastilah bukan hal baik. Tepat ketika ia hendak berbalik dan meninggalkan tempat itu, ia menabrak seseorang. Ia hampir terjatuh, terjengkang kebelakang jika saja orang itu tak menangkap tubuhnya. Ia membuka matanya dan melihat seseorang yang ia tabrak.

"Anda baik-baik saja nona?"

"Huh? I-Isagi?"

Entah ia harus merasa senang atau takut sekarang. Senang karena ia bertemu Isagi di tempat yang membuatnya takut, atau merasa takut dengan fakta bahwa Isagi mengetahui dan ada di tempat menakutkan ini.

"Ayo nona, kita harus segera meninggalkan tempat ini. Disini berbahaya" ucap Isagi yang langsung menggendong (Name) seperti pengantin tanpa berniat menunggu persetujuan wanita itu, karena sepertinya ia tahu bahwa (Name) sedang ketakutan dan tubuhnya lemas sekarang.

Isagi membuat portal dan berpindah dalsm sekejap ke kamar milik (Name). Ia kemudian menurunkan wanita itu keatas kasur dan ia berlutut di samping tempat tidur. Menatap lurus pada sang nona yang ia layani.

"Jangan pernah memasuki tempat itu lagi. Disana berbahaya" ucapnya dengan tegas. Berbeda dengan Isagi yang biasanya selalu berbicara dengan lembut padanya. Yang ada dihadapannya seperti Isagi yang berbeda.

(Name) mengangguk pelan. Lalu Isagi langsung beranjak pergi tanpa mengucap sepatah kata lagi. Dan barulah ia merasa lega ketika Aiku masuk ke kamarnya tak lama setelah Isagi pergi. Berbeda dengan sebelumnya dimana ia berniat menghindari Aiku, sekarang keberadaan Aiku membuatnya merasa lebih aman.

"Kau kenapa honey? Wajahmu pucat seperti habis melihat hantu" ucap Aiku setengah bergurau.

Dan diluar dugaan Aiku, (Name) memeluknya erat begitu ia duduk disebelah wanita itu. Menyadari ada yang tak beres, ia memeluk balik istrinya. Raut wajahnya berubah serius.

"Ada apa? Katakan padaku"

"Aku..... " (Name) kembali menutup mulutnya dan memilih menggeleng. "Tidak apa-apa, aku hanya tersesat tadi" ucapnya. Memilih untuk merahasiakan kejadian tadi dari Aiku.

'Sebaiknya kuceritakan pada Ryusei saja nanti' batinnya.

"Biar kutebak, Isagi yang menemukanmu dan membawamu kembali" tanya Aiku, tangannya bergerak mengelus rambut istrinya dengan lembut.

"Bagaimana kau tahu?"

"Aku berpapasan dengan Isagi tadi. Wajahnya terlihat sangat serius" jelas Aiku. "Memangnya kau tersesat dimana?" tanyanya penasaran.

(Name) menggeleng, "Aku tidak tahu. Kalau aku tahu namanya bukan tersesat"

Seketika Aiku tertawa terbahak-bahak, "Benar juga"

to be continued~

Substitute Queen | Bluelock x readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang