"Apa kamu tidak suka lobster?"
"Kaka ini bagaimana sih! Sudah tau mahal kenapa masih di beli? Bisa sajakan pakai udang." omel Dara kepada Marius. Membuat lelaki itu bingung harus berbuat apa selain mengucapkan kata maaf.
"Sudah lah," pasrah Dara, dia melanjutkan makannya.
"Kakak akan bekerja, baik-baik di rumah. Ini uang kalau kamu mau jajan nanti,"
Marius memberikan uang sebesar 200 ribu ke hadapan Dara yang membuat Dara meradang kembali tapi dirinya tahan agar tidak mengomel. Kalau dia mengomel nanti bisa-bisa Marius menaruh curiga kepada nya.
Melihat adiknya tidak merespon, Marius kembali menambah kan lembaran 100 ribuan.
"Masih kurang?" tanya nya.
Dara ingat, Marius bekerja di sebuah bengkel yang tidak resmi alias hanya di bangun di pinggir jalan raya. Gaji yang Marius dapatkan pun hanya 1jt perbulan. Kalau Dara yang menjadi Marius sudah di pastikan akan stress memiliki adik seperti Snefi. Ingat kan Dara untuk memberikan hadiah untuk Marius yang masih bisa memanjakan Snefi dengan makanan mewah.
"Kakak berangkat dulu,"
Tidak ada acara salim ataupun kecup kening. Snefi adalah tipe adik durhaka dan durjana yang merasa akan mati bila bersentuhan langsung dengan Marius.
Pekerjaan Dara sungguh banyak. Dari mengubah penampilan, kebiasaan makan dan belanja lalu yang utama adalah sikap Snefi. Beruntung Dara masuk sebelum alur di mulai. Masih ada beberapa hari sebelum bertemu dengan Lyo.
Dara berharap kalau Lyo adalah orang yang benar-benar cantik secara fisik dan hati. Bukan tipe tokoh utama yang tiba-tiba menjadi polos-polos bangsat saat kedatangan jiwa lain seperti novel yang Dara baca. Kalau itu terjadi sudah pasti Dara akan mengalami kesulitan.
Selesai sarapan, Dara memilih untuk berkeliling rumah. Melihat apa saja yang ada di sekitar. Dara tidak berani keluar untuk saat ini kecuali sekolah nanti itupun harus bersama Marius.
Halaman depan tidak luas tapi cukup untuk menampung satu pohon pepaya dan satu pohon mangga.
"Hm, pantes aja Marius bisa memanjakan Snefi dengan uang 1jt orang dia punya kebun sendiri begini." gumam Dara.
Di samping rumah terdapat kebun mungil berisi tanaman tomat dan cabai. Lalu di belakang juga sama bedanya ada banyak tanaman yang di tanam berpetak-petak. Ada terong belanda, sawi, kubis, dan labu. Semuanya tersusun sesuai tempatnya.
"Berarti Marius hanya makan sayur?" tanpa sadar Dara meringis. Di kehidupan sebelumnya Dara sungguh memusuhi sayur kecuali bayam.
Dara hanya mengamati, tidak berani menyentuh. Dulu, ibunya pernah bilang kalau etika dalam berkebun hal utama yang harus di lakukan adalah jangan terlalu sering menyentuh tanaman yang kita tanam terutama bagian bunga, karena mereka 'tumbuhan' itu akan ngambek berakhir tidak berbuah atau tumbuh dengan baik.*
.
.
.Sudah memasuki waktu sore, Dara yang keasyikan menonton televisi tidak sadar kalau Marius sudah pulang.
"Snefi. Kakak bawain makanan,"
Dara menoleh, menatap Marius yang tampak lelah. Seperti nya bengkel hari ini rame pelanggan.
"Itu apa?"
Dara baru pertama kali melihat makanan di depannya ini, sungguh tidak bohong.
"Batagor, di traktir bos. Tidak enak untuk menolak."
Dara berkedip lucu. Memang di kehidupan sebelumnya Dara pernah mendengar tapi tidak pernah melihat apalagi memakan. Dara tinggal di komplek lumayan elit, sekolah pun elit. Kantin tidak menyediakan makanan seperti mi ayam, bakso atau batagor. Makanan di kantin sungguh terjadwal setiap hari nya. Lalu kenapa dulu Dara menunggu di halte? Tentu saja karena sekolah sudah di tutup, semua murid sudah pulang.
Rasa lelah Marius entah kenapa menguap begitu saja melihat wajah polos adiknya yang melihat batagor.
"Ingin mencoba?"
Dara mengangguk semangat, melihat itu Marius segera ke dapur mengambil piring dan garpu.
Snefi tidak pernah menyentuh makanan seperti ini. Bukan karena sekolah elit yang memiliki makanan terjadwal, hanya saja memang Snefi yang betingkah. Snefi kalau di kantin hanya memakan makanan seperti burger, hamburger, sandwich atau pasta.
Dara speechless merasakan kuah kacang yang gurih dan kenyalnya bakso goreng yang di balut itu.
"Enak! Da―Snefi suka!"
"Kalau begitu habiskan saja, kakak sudah sering makan ini."
Diam-diam Marius menitikkan air matanya tapi langsung di hapus kasar. Andai, kehidupannya tidak menderita seperti ini. Hanya satu orang yang patut di salahkan atas penderitaan adik nya sekarang, yaitu ayahnya.
***
Hallo..
Bagaimana suka gak?
Maaf, terlalu banyak narasi dan juga aku mau bilang kalau adegan nangis nya tidak ada kata 'hikd' hehe
Kalau tidak nyaman tanpa 'hikd' bisa cari cerita lain yang menggunakan kata itu.
Aku pribadi tidak terlalu menyukai kata itu.
*Hanya mitos haha tapi aku pernah ngalamin(٥↼_↼)
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonis Di Novel BL [✔️]
FantasíaDi tabrak truk-chan lalu ke isekai? Yes, that's me! Senang? Mungkin iya kalau isekai yang ku masuki adalah dunia sejenis Jujutsu Kaisen atau paling tidak Kusuriya No Hitorigoto yang memiliki tokoh manis seperti Jinshi dan Mao Mao. TAPI yang ku masuk...