5. Wake up.

331 39 0
                                    

Gin dan Echi dalam perjalanan kembali ke Rumah Sakit. Mereka terpaksa semobil karena semuanya menyuruh mereka untuk akur.

Hingga sampai di Rumah Sakit, mereka berdua masih saja saling mendiamkan. Funin dan Makoto hanya menggeleng kepalanya pelan.

"Loh pak Sui!" ucap Echi bersemangat.

"Oh, hai." balas pak Sui dengan singkat.

"Sepupu lo udah bangun dari tadi. Nyariin lo kemana tadi, jadi gue jawab lagi muter-muter cari makanan." sambung pak Sui.

"Tapi gue ga bawa makanan--"

"Gue bawa. Ayo masuk." potong Gin yang membawa sekantong makanan sedari tadi.

"Sejak kapan--"

"Bawel lo, mau masuk gak?" potong Gin sekali lagi.

Rasanya Echi ingin menjambak rambut Gin namun ia hanya bersabar. Ia membuntuti Gin untuk masuk kedalam ruangan Aenon.

"Gue heran, mereka kadang keliatan kaya tom and jerry, kadang kaya pacaran, kadang kaya musuhan." sahut Makoto yang sedari tadi diam saja.

"Sepemikiran." balas Funin dan mereka bertiga mengangguk setuju.

><><><><><><><><><><><><><><><><><><

"Lo kemana aja? Cari makan kok lama banget!" ucap Aenon dengan wajah kesalnya.

Beberapa detik kemudian, ia tersadar bahwa ada Gin dibelakang Echi. Aenon memicingkan matanya lalu membuang muka.

"Lah, lu ngapa lagi?" tanya Echi heran.

"Gue mau makan. Suapin dong chi."

"Gak biasanya lo begini, gak gila kan?" tanya Echi sedikit takut.

"Sekali lagi lo tanya, gue jadi gila beneran ntar." balas Aenon dengan senyumnya.

Echi pun mulai menyuapi Aenon perlahan. Gin yang melihatnya terasa seperti ada rasa terbakar di hatinya. Ia mengurungkan niatnya untuk mengatakan hal itu pada Echi..

"Lo mau sampe kapan berdiri mulu? Duduk disebelah gue sini." ucap Echi dengan santainya.

"Gak, gue mau keluar. Kalo butuh sesuatu telpon gue langsung aja." Gin pun langsung keluar dan meninggalkan Echi bersama Aenon.

Ia berjalan terus hingga keluar dari area Rumah Sakit. Namun tak disangka, Gin malah bertemu dengan Caine yang datang bersama Rion.

"Lo mau kemana?" tanya Rion.

"Mau jalan jalan sebentar." jawab Gin sekedarnya.

"Ga mau nemenin Echi?" sahut Caine dari samping Rion.

"Enggak, Aenon dah bangun." Caine mengangguk.

Gin pun berlalu membawa mobilnya dan berkeliling tanpa tujuan. Dalam hatinya ia merasa bahwa dirinya sedang cemburu tapi ia kesampingkan perasaan itu.

><><><><><><><><><><><><><><><><><><

"Gin kemana? Gak lo kejar?" tanya Aenon.

"Gak, ntar aja. Gue lagi males." balas Echi.

"Tumbenan. Biasanya juga ketemu Gin langsung tantrum." jawab Aenon.

"Itu karena gue belum tau kalo lo suka sama dia."

Aenon yang sedang memakan buah pir itu langsung tersedak dan langsung diberikan Echi air putih.

"Lo tau itu gue?"

"Yang mana?" Echi mengangkat satu alisnya bingung.

"Di Rooftop." Echi pun mengangguk.

"Maaf chi, gue juga waktu udah ditolak sama Gin langsung temenan aja. Gue juga ga berniat jalin hubungan serius sama dia. Lo bisa kok buat kejar Gin lagi." jelas Aenon dengan perasaan bersalahnya.

"Ga usah dipikirin." ucap Echi dengan wajahnya yang tersenyum.

Tiba-tiba, pintu ruangan itu terbuka menampilkan Gin yang acak-acakan dan penuh luka dan memar. Echi langsung bangkit dan mendekati Gin.

"Lo habis ngapain?" tanya Echi menahan amarahnya saat melihat wajah Gin yang lemas.

"Gue diserang..."

"Sama?"

"Gatau, mereka pake topeng dan jaketnya gak pernah ada di kota..." Gin yang sudah sangat lemas langsung terjatuh.

Untungnya, Echi dengan sigap menangkap Gin yang hendak pingsan. Aenon ikut bangkit dari ranjangnya lalu membantu Echi meletakkan Gin di kasur.

"Pih, papi dimana?" ucap Echi dalam radio.

"Gue di kantor polisi sama Caine. Kenapa?"

"Gin habis diserang." setelah mengatakan itu, tak ada respon dari radio milik Echi.

'Mungkin mereka sibuk.' pikir Echi. Ia pun meminta Aenon untuk menjaga Gin sebentar selagi ia memanggil dokter.

Setelah Echi kembali, tak disangka ruangan Aenon menjadi penuh. Bahkan Rion dan Caine yang katanya masih berada di Kanpol pun sudah datang berdiri disamping kasur yang terdapat Gin.

"Chi, lo dikasih tau apa aja sama Gin?" tanya Krow.

"Katanya diserang terus dia ga tau siapa yang nyerang soalnya pake topeng dan jaketnya gak official kota ini alias dia ga pernah liat logo jaket itu." balas Echi sambil menyuruh beberapa orang untuk menyingkir.

"Lo tau sesuatu?" tanya Caine pada Rion.

"Sebenarnya kota juga rame akhir-akhir ini sama orang asing. Jadi gue gabisa nyimpulin siapa yang nyerang Gin karena gak cuma 1 atau 2 orang yang jaketnya asing." balas Rion sambil berpikir sejenak.

"Nanti kalo Gin udah bangun kita tanyain lagi. Semuanya keluar." Perintah Caine pada anak-anaknya.

Semua orang pun menurut dan meninggalkan Aenon, Echi, Gin serta dokter yang memeriksa Gin.

"Chi, gue curiga." ucap Aenon tiba-tiba

"Sama?"

"..."

"Gajadi deh." Echi mengangkat alisnya bingung tetapi tak ia pikirkan.

Tbc

INAMORATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang