part15

1.6K 70 0
                                    

"Sean ayo kita makan es krim sama-sama." bisik Alana lalu membuka kulkas yang berada di dapur belakang, dia mengambil rasa coklat karena anak itu suka dan dia akan makan rasa strawberry.

Alana mengajak Sean di tepi kolam renang, dengan kaki yang dicelupkan ke air bersamaan lalu membuka bungkus es krim dan mereka menikmati bersama.

"Kenapa tadi menangis?" tanya Alana hati-hati.

"Aunty Jessica membentakku Mom karena aku tidak mau makan sayur." aduhnya dengan menikmati es krim nya serta menangis.

"Kenapa tidak mau makan sayur? Kamu selalu seperti itu lain kali kamu harus makan sayur karena sayur itu menyehatkan." ucap Alana dengan tersenyum lembut, dia memang tahu kebiasaan buruk Sean yang sulit makan sayur dia saja harus benar-benar membujuk anak itu untuk bisa makan sayur.

"Sayur itu pahit Mom, aku tidak menyukainya lebih suka ayam." ucapnya jujur dan cemberut.

Alana tertawa kecil, "Kalau soal ayam mommy setuju ayam itu enak sayur pahit, tapi tetap harus makan sayur meskipun sedikit. Biasanya kamu enggak rewel kalau sama mommy makan saja sayurnya kenapa dengan aunty Jessica kamu banyak mengeluh?"

"Karena Mommy lembut dan mengerti aku, aunty Jessica tidak sabar serta cerewet seperti aunty Sarah tapi aunty Sarah lebih baik dan mengerti diriku, katanya aunty Jessica ingin jadi mommyku tapi kenapa dia tadi membentakku." Sean masih cemberut.

"Mungkin aunty Jessica sedang lelah, sudah minta maaf padanya karena membuat dia repot?" Alana tersenyum tipis.

"Mommy juga sering lelah karena pekerjaan Mommy banyak tapi Mommy tidak pernah mengeluh dan membentakku, aku sudah minta maaf pada aunty tapi dia tetap memarahiku
Marahi dia ya Mom bila perlu pukul untuk diriku." aduh Sean.

"Ah seperti itu baiklah nanti mommy akan marahi Aunty Jessica dan pukul dia karena sudah membuat anak mommy yang tampan ini menangis." Alana tertawa dan menghapus air mata Sean lalu mengajaknya untuk menikmati es krim lagi.

"Asyiknya makan es krim di sini." Jacob ikut bergabung.

"Aku ikut Kak." susul Samara. "Sean kamu tidak apa?"

Sean menganggukkan kepalanya dan menikmati es krimnya, "Aku akan mengadukannya pada Daddy."

"Aku setuju, meskipun mommy menyuruh untuk aunty Jessica jadi mommy kita, aku rasa dia tidak cocok lebih cocok mommy Alana. Mommy kamu mau tidak jadi Mommyku?" ucap Jacob serius dan Alana bingung harus menjawab apa.

"Bagaimana ya sayang, jadi mommy kalian tentu saja mommy Alana mau bukankan sekarang mommy juga jadi mommy kalian?" Ya kalimat yang sama dan andalan Alana.

"Bukan seperti itu, mommy di sini masih pengasuh Sean tapi benar-benar jadi mommy kami, gantikan posisi mommy Aluna daripada aunty Jessica yang menggantikannya." ucap Jacob serius dan Alana terkejut bukan main.

"Sayang kalau soal menggantikan posisi mommy Aluna, mommy tidak bisa karena itu berarti mommy dan daddy harus menikah, dua orang yang terikat dalam pernikahan harus saling mencintai dan menyanyangi. Ditambah juga surat wasit mommy kalian, kalian tidak mau menuruti permintaan terakhirnya?" ucap Alana mencoba menjelaskan agar anak-anak itu tidak salah paham.

"Kalau aku tidak akan menurutinya." bukan Samara ataupun Jacob yang berbicara, melainkan Jayden yang datang lalu ikut bergabung.

"Kenapa kakak tidak mau menuruti, bukankah kakak tadi terlihat sangat percaya?" tanya Jacob penasaran karena dia melihat kembarannya itu terlihat begitu percaya.

"Karena jika mommy ingin yang terbaik untuk keluarganya dia tidak akan memilihkan orang seperti aunty Jessica untuk menjaga kita semua. Mommy itu orangnya sangat peduli dengan keluarganya tahu mana yang baik dan buruk jadi aku tidak percaya dengan surat wasiat itu ditambah aku melihat tulisan itu tidak asli." jelas Jayden dan membuat Alana terkejut.

"Jayden kenapa berbicara seperti itu, dan di mana aunty Jessica?" tanya Alana.

"Aunty pulang tadi aku melihat dan kenapa aku tidak mempercayai ada beberapa tulisan yang tidak mirip seperti punya Mommy bahkan tanda tangannya juga." jawab Jayden serius.

"Sungguh kamu Jayden?" tanya Alana tidak percaya.

"Iya Mom aku bersungguh-sungguh nanti aku akan bicara pada Daddy, kasihan sekali Daddy ku selama ini selalu dikendalikan oleh aunty Jessica." ucap Jayden dengan menghelas napas kasar dan Alana tidak tahu harus berbicara apa dia cukup terkejut dengan semuanya.

Sedangkan di tempat lain tepatnya dia kantor Axel terlihat sang ibu yang mengajaknya untuk berbicara serius.

"Axel jawab dengan jujur apa benar kau sudah memiliki kekasih?" tanya Angelina ibunya.

"Siapa yang memberitahu Mommy? Jessica pasti mengadukan semuanya padamu hingga Mommy bahkan langsung terbang ke sini tanpa memberitahuku akan pulang." Axel terlihat serius dan memasang wajah dinginnya.

"Iya Jessica mengatakannya kau memiliki kekasih, Axel mommy tahu seharusnya mommy mendukungmu untuk lebih bahagia dan tidak terlarut dalam rasa sedih, tapi surat wasiat itu...."

"Mom itu hanya surat wasiat, aku tidak mempercayai keaslian surat itu karena aku yang menghabiskan seluruh waktuku didetik terakhir istriku, bahkan istriku menyuruhku untuk mencari pendamping yang sesuai isi hatiku katakan dan terlebih menyanyangi anak-anak." potong Axel dengan penuh luka karena kepergian istrinya yang terasa menyakitkan.

"Lalu Jessica datang dengan derai air matanya memberikan surat wasiat itu, aku tidak semudah itu untuk percaya tapi tulisan itu memang ssperti tulisan istriku, dan aku tidak pernah jatuh cinta pada Jessica karena itu aku ragu dalam menjalin hubungan dengannya bahkan membawanya ke dalam pernikahan, meskipun aku melihat wanita itu memiliki rasa cinta yang besar untukku tapi tidak untukku, dia masih belum siap menjadi seorang ibu dengan empat anak tiri, Jessica tidak siap soal itu Mom." lanjutnya.

"Mommy sangat mengerti dirimu Axel, baiklah mommy tidak akan memaksa jika kau tidak menginginkannya, apapun keputusanmu Mommy akan mendukungmu. Lalu apa benar kau memiliki kekasih kau belum menjawab pertanyaan mommy yang soal itu?" ucap Angelina dengan lembut dia memahami apa yang anaknya rasakan.

"Aku tidak punya kekasih, hanya seorang pengasuh untuk Sean, Anak-anak sangat menyanyanginya hingga memanggilnya 'mommy' ditambah wajahnya sangat mirip dengan Aluna Mom. Dia hanya wanita biasa yang sebatang kara dengan kisah hidup yang miris karena ditipu kekasihnya dan dia sama sekali tidak tertarik padaku, dia hanya berfokus merawat anak-anak saja walaupun itu memang pekerjanya." cerita Axel panjang lebar, penuh semangat dan mengulas senyumnya.

"Satu lagi dia berani untuk memarahiku dan berdebat denganku, Mommy tahu bukan tidak banyak orang yang mau berdebat denganku." lanjutnya, Angelina terlihat terpaku karena untuk sekian lama anaknya akhirnya tersenyum hanya membicarakan pengasuh yang dia pekerjakan.

"Bagaimana kau bisa bertemu dengannya, lalu berapa usianya apakah masih muda?" tanya Angelina dengan penasaran.

"Namanya Alana, dia yang menyelamatkan Sean saat anak itu berhasil dari penculikan...."

"Apa cucuku diculik, bagaimana itu bisa terjadi Xel!" tanya Angelina dengan menuntut.

"Supirku terlambat menjemputnya, maaf itu memang kesalahanku Mom dan ya Sean kabur dan Alana menyelamatkan bahkan merawat anakku yang jatuh demam saat itu, hingga dia memulangkan Sean dan Sean memanggilnya Mommy, aku juga cukup terkejut dengan panggilan itu meskipun awalnya aku tetap mencurigainya tapi Sean sangat bergantung dengannya, anak itu menemukan mommy yang ia cari selama ini." lanjutnya dengan tersenyum.

"Bawa mommy untuk bertemu dengannya." Angelina sangat semangat serta penasaran dengan sosok Alana.

TbC
Maafkan typo dan lainnya.

Pengasuh Kesayangan Tuan AxelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang