Restu

124 19 28
                                    

natta gugup setengah mati melihat papa nya yang menatap tajam, biasanya dia paling akrab tapi disituasi sekarang melihat air wajah nya saja natta bisa ditebas pakai keris.

"habis dari mana diajak natta mille, basah kuyup begitu?"

"keliling aja pa, mampir ke sungai juga tadi ga bawa hp makanya ga tau waktu ternyata sudah gelap"

"yasudah masuk sekalian mandi bersih"

"iya pa" Keduanya bergegas menuju kamar natta berganti pakaian. tentu tidak malu lagi untuk mandi bersama.

pak Ahmad tidak terlalu mendikte karna dia tau tamu nya tentu belum hafal dengan daerah sekitar, dia tidak marah hanya khawatir karna banjir yang terjadi kemarin masih membawa waswas pada warga. cuaca yang kini berubah gelap membawa awan hitam menutupi langit.. angin bertiup kencang menggugurkan dedaunan kering. bunyi atap rumah gadang yang sudah terbengkalai dibelakang rumahnya
Menambah kesan seram. hanya situasi biasa yang akan turun hujan, kilat mansai dilangit beserta gemuruhnya

Pintu yang sedari tadi terbuka ditutupnya oleh pak Ahmad, membentengi rumah kecil nya dari makluk gaib yang dipanggil setan. kelelahannya pulang bekerja tentu akan dia telan habis, mengetahui anak nya pulang dari perantauan membawa tamu agung pada rumah sederhana mereka.

Istri nya duduk menghampiri suami yang menyesap rokok di sofa depan. 

"bang, kerja nya aman semua kan?"

"aman dek, paling beberapa hari lagi selesai. disambung borongan proyek buk sur minggu depan"

"syukurlah, natta pulang juga mendadak tadi adek belum siap apapun. cuma masak rendang sama sayur kuning"

"udah ga perlu khawatir sediakan apa yang ada besok dicari apa yang kurang"

menunggu kedua orang yang kini sedang berganti baju di dalam kamar, natta keluar lebih dulu menemui orangtuanya. Dengan pakaian yang longgar berbahan katun lembut.

"maa pa"

"sini duduk" itu suara papa nyayang sudah lebih kalem dari pada yang tadi

"kenapa pa?"

"jam berapa sampai tadi"

"siang pa, lama di jalan santai... singgah di ombilin juga"

"ohh.. Yasudah kalau begitu. yang penting kalian selamat pulang kabarnya tadi sore jalan di sitinjau longsor lagi karna hujan deras. Kalau sudah mau hujan jangan main disungai lagi" peringatan papa nya

"terus tadi mandi dimana ? Benteng?" Ini mama nya yang bertanya

"di atas di lubuk milun" jawab natta jujur

"nanti tenggelam sudah besok jangan mandi disana, dirumah saja aman"

"iya kan beda mah kalau dirumah, itukan sudah lama lagi pula airnya dangkal tadi tidak sedalam biasanya" natta berargumen meyakinkan tidak apa apa jika mandi di sungai.

"kepala batu, anakmu tuh bang"

Mille dari tadi menyusun kalimat bagaimana yang akan dia katakan, pikirannya mendadak kosong. Belum keluar dari kamar dan mencoba bersikap tenang. millen hampir tidak bisa menyembunyikan kerutan alisnya yang menyatu..menghela nafas dalam sebanyak tiga kali mengumpulkan tekad keberanian dalam hatinya

-

"nasi sudah disediakan ma?" tanya suami nya

"tinggal di salin, mau makan di meja belakang atau lesehan?" tanya balik istrinya

"lesehan aja biar enak"

"bantu mama natt" Papa nya memberi isyarat

"heem" natta berdiri menyusul mama nya mempersiapkan penyambahan (hidangan)

𝐏𝐄𝐂𝐀𝐇 𝐏𝐈𝐑𝐈𝐍𝐆 || 𝐌𝐢𝐥𝐞𝐀𝐩𝐨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang