2.

5 2 0
                                    

Mereka tinggal di sebuah dunia yang jauh dari indra pengelihatan manusia. Di sana para Dewa dan Dewi menciptakan sebuah batas-batas tertentu. Salah satunya batas untuk seorang Malaikat dan Iblis. Katanya jika seorang Malaikat berani berbicara atau bahkan bertatap mata dengan seorang Iblis maka sayap indahnya akan rontok, semakin sering keduanya berinteraksi bisa-bisa seorang Malaikat tidak lagi memiliki sebuah sayap karena bulu putihnya terus-menerus berguguran. Meski belum ada bukti apakah hal tersebut benar bisa terjadi pada seorang Malaikat, namun para Malaikat lebih memilih patuh pada batasan yang diberikan oleh para Dewa.

Tetapi batasan tersebut tidak berlaku untuk seorang Malaikat bernama Noah. Kini Noah tengah duduk di pinggir sebuah tebing. Ia tidak sendiri, namun ada seorang iblis yang juga duduk tidak jauh di sebelahnya, namanya Aaron. Aura yang dikeluarkan keduanya terasa sangat berbeda. Noah dengan warna putih yang selalu mengelilingi dirinya menyimbolkan kesucian, kebaikan, dan cinta damai, sedangkan Aaron dengan hitam pekat yang selalu melekat pada dirinya menyimbolkan berbagai dosa yang sering kali dilakukan oleh manusia.

Keduanya sering kali bertemu di tempat yang jauh dari jangkaun para Malaikat dan Iblis lain. Namun sejauh apapun tempat yang mereka singgahi, para Dewa akan selalu tahu apa yang keduanya lakukan.

Noah tersentak ketika ia merasakan tangan Aaron menyentuh sayapnya. Meski ia sudah menganggap Aaron sebagai temannya, namun bagaimanapun juga dia adalah seorang Iblis. Aura mencekam yang dikeluarkan oleh Aaron seolah mencekik Noah. Karena dirinya sendiri adalah seorang Malaikat yang bahkan jauh dari kata dosa.

"Jadi, batasan dari para Dewa itu bohong ya?" tanya Aaron.

Noah menoleh ke belakang, menatap sayapnya yang masih utuh seperti kali pertama ia mendapatkannya. Tidak ada bulu yang berguguran meski ia berkali-kali bertemu bahkan berbicara dengan Aaron.

"Tidak tahu. Tapi bagaimanapun juga aku percaya dengan para Dewa dan-"

"Omong kosong."

Oh Noah, dirimu adalah seorang Malaikat yang tidak seharusnya duduk berdampingan dengan seorang Iblis.

Lantas ia mendengar suara Aaron tertawa. Tawa jahat yang sangat khas, namun entah kenapa Noah menyukainya. "Aku tahu kau tidak akan terpengaruh oleh Iblis sepertiku 'kan?" Tangan Aaron mendarat pada pucuk kepala milik Noah lantas mengusak rambutnya pelan.

Hening kemudian karena keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Hingga akhirnya suara Noah memecah keheningan di antara keduanya.

"Hei, Aaron," panggilnya. Tidak ada jawaban, namun Noah memilih melanjutkan ucapannya. "Bagaimana kalau soal cinta?" tanya Noah lantas menoleh, menatap Iblis yang duduk di sebelahnya. Pandangannya jatuh pada sayap berwarna hitam milik Aaron. Sejak dulu ia ingin sekali menyentuh sayap itu, seperti yang Aaron sering lakukan pada sayapnya. Namun Iblis itu berkali-kali mengatakan jika Noah menyentuh sayapnya maka tangan Noah akan terbakar. Hingga kini ia masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan Aaron, berkali-kali juga Noah mencoba menyentuh sayapnya namun Aaron selalu menepis tangannya.

"Jangan menyentuh sayapku." Lihat bahkan Noah hanya memandang sayapnya saja Aaron tahu ada niat di baliknya.

"Cinta ya? Itu menggelikan Noah, Iblis tidak seharusnya berbicara soal cinta."

Hanya tawa dari Noah sebagai respon dari perkataan Aaron. Benar juga, seorang Iblis berbicara tentang cinta? Noah bahkan ragu apakah Aaron tahu apa itu cinta. "Lantas kenapa Dewa Eros membuat kita jatuh cinta Aaron?" tanya Noah.

Hening sekali lagi. Yang terdengar hanya suara hembusan angin. Keduanya sama-sama belum mau membuka suara, seolah pertanyaan Noah tadi memang tidak memiliki sebuah jawaban. Jatuh cinta? Bukankah Iblis seperti Aaron tidak seharusnya merasakan cinta, namun Noah bisa merasakannya. Ia bisa merasakan apa yang ada di antara keduanya. Eros sepertinya berhasil melepaskan anak panahnya dan membuat keduanya jatuh cinta. Aaron menoleh, menatap Noah yang kini menunduk sembari memainkan ujung pakaiannya. Kemudian Aaron tertawa membuat Noah mengangkat kepala dan menoleh ke arahnya.

Beautiful Mistake-TsuyojeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang