1. Carl

11 3 3
                                    

Anda adalah seorang perawat di sebuah rumah sakit di tengah kota, sekarang Anda berjalan menuju kamar pasien sambil membawa nampan berisi sup hangat, Anda akan memberikan sup tersebut kepada pasien bernama Carl, Carl mengidap penyakit bipolar, dan dia hanya ingin kamu untuk menjaganya, karena baginya kamu satu-satunya orang yang merawatnya dengan tulus dan dia juga menyukaimu dan kamu tahu itu.


Saat kamu sampai di depan pintu kamar Carl, kamu langsung membuka pintu kamarnya "Waktunya makan siang, Carl" kamu berkata sambil tersenyum namun saat kamu melihat ke tempat tidur pasien, Carl tidak ada dan kamu mendengar Carl menangis dan ternyata Carl sedang duduk di pojok ruangan sambil menangis, melihat itu. Kamu segera meletakkan nampan berisi sup hangat di atas meja dan segera menghampiri Carl "Carl? Kenapa kamu menangis?" kamu bertanya penasaran dan ketika kamu bertanya seperti itu, Carl langsung menoleh ke arahmu, matanya sembab dan bibirnya melengkung ke bawah "Aku tidak mau makan siang sebelum kamu memberitahuku siapa pria yang memelukmu tadi? Kamu...kamu terlihat sangat bahagia dalam pelukannya! Padahal Carl juga ingin memelukmu, Carl mencintaimu, dan tidak ada yang bisa mengambilmu dari Carl, kamu milik Carl, Bukan?"


Kamu kaget dengan pernyataannya, karena sebenarnya 'laki-laki' yang memelukmu tadi sebenarnya adalah kakakmu, yang memelukmu adalah kakakmu karena kalian sudah lama tidak bertemu dan kalian sangat bahagia, tentu saja tentu saja kamu tidak bisa mengatakan hal itu kepada Carl yang jatuh cinta padamu dan kamu juga tahu bahwa Carl akan memiliki sikap cemburu dan posesif jika itu menyangkut kamu, maka kamu memutuskan untuk menenangkannya terlebih dahulu.


Kamu langsung mengulurkan tangan pada Carl yang sedang menangis dan langsung memeluknya, lalu kamu meletakkan tanganmu di atas kepalanya dan mulai menepuknya lembut, kamu melakukan itu untuk menenangkannya "Tenanglah Carl, itu tidak benar sama sekali, kamu percaya padaku kan? Itu saudaraku"


Saat kau memeluknya, Carl langsung melingkarkan tangannya di pinggangmu lalu membenamkan wajahnya di dadamu, lalu dia memelukmu semakin erat, lalu dia berbicara sambil masih terisak "Tidak... kamu pembohong! Laki-laki itu yang memelukmu dengan penuh kasih sayang di matanya jelas-jelas ingin membawamu...dan aku tidak akan membiarkan dia bisa membawamu pergi dariku... Aku tidak ingin kamu memeluk orang lain, peluk saja aku!"


Kamu terus menyentuh kepalanya dengan lembut sementara tanganmu yang lain memijat punggungnya, lalu kamu berbicara selembut mungkin untuk meyakinkannya "Tenang Carl, aku sudah bilang pria yang kamu lihat tadi adalah saudaraku, percayalah, oke ? Tidak ada yang mencoba mengambilku darimu, aku janji"


Ketika kamu mengatakan itu, isak tangis Carl mulai berhenti dan kemudian dia berbicara lagi, masih membenamkan wajahnya di dadamu "Benarkah? Kamu tidak akan meninggalkanku? Kamu berjanji untuk tinggal bersamaku selamanya? Kamu tidak akan pergi aku untuk pria lain?"

Kamu tersenyum mendengar pernyataannya yang terdengar sangat rentan dan lucu, lalu kamu berbicara lagi untuk meyakinkannya. "Tentu saja Carl, aku akan tinggal bersamamu selamanya. Aku tidak akan meninggalkanmu, aku berjanji, aku akan tetap bersamamu apapun yang terjadi."


Mendengar kepastianmu, Carl kembali memelukmu lebih erat, masih menangis namun isak tangisnya sudah berhenti, lalu dia bergumam pelan "Kalau begitu...kalau begitu kamu milikku...jangan berani-beraninya kamu mencintai orang lain, kamu milikku, milikku..."



Mendengar pernyataannya yang menggemaskan, kamu mulai terkikik pelan. "Tentu saja, aku milikmu, kamu bisa memelukku kapan pun kamu mau dan menghabiskan seluruh waktumu bersamaku, aku tidak keberatan sama sekali" Kamu mengatakan itu untuk menghibur dia dan dalam pikiranmu kamu tidak tahu apa yang baru saja kamu katakan, pernyataanmu mungkin akan membuatnya semakin posesif padamu, tapi kamu tidak peduli, yang kamu pedulikan adalah kebahagiaannya.


Mendengar kamu mengatakan itu, seketika Carl yang masih dalam pelukanmu mengangkat wajahnya dari dadamu, lalu dia menatapmu dengan wajah memerah, lalu dia berbicara lagi, kali ini sedikit lebih keras. "Oh ya ! Carl akan memelukmu setiap kali aku suka dan... dan... kita bisa menikah juga! Aku akan memberitahu dokter untuk membawamu pergi dari tempat ini dan memindahkanmu bersamaku, dan kamu akan menjadi istri Carl! Betapa bahagianya itu!?"


Saat kamu mendengar pernyataan Carl itu, jantungmu langsung berdegup kencang karena bahagia dan kamu merasakan wajahmu juga memanas, tapi kamu mencoba berpura-pura wajahmu tidak terasa hangat sama sekali, lalu kamu tertawa pelan, ternyata tidak. keberatan banget kalau Carl bersikap posesif padamu dan ingin menikah denganmu, lagipula pernyataan itu membuktikan dia sangat mencintaimu "Aku juga menginginkan itu, lho? Aku akan senang menjadi istrimu"




Sudah segitu dulu yaaa, ga tau mau lanjutin ya kaya gimana, jangan lupa vote ya mentemenn babayyy(⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Oneshoot (xreader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang