Y/n tidak bisa tidur, dia menengok ke pria yang tertidur di sofa dengan mengenakan bathrobe seperti yang dipakai Y/n.
Pakaian Renjun basah semua, dia jadi ikut mengganti pakaiannya dengan bathrobe. Setelahnya, tanpa ada pembicaraan apa pun, dia langsung berbaring di ranjang.
Pria itu tampak tidur dengan nyaman, lain dengan Y/n yang matanya tak berhenti untuk melirik Renjun yang tampak gelisah dalam tidurnya.
Dia memeluk tubuhnya sendiri seakan tengah kedinginan dan wajah pria itu pun memerah.
Y/n membuka selimut yang di pakainya, dia mematikan AC, membawa selimut itu untuk dipakai Renjun saja.
Y/n yang awalnya ingin menyelimuti Renjun, jadi menyentuh kening pria itu dengan punggung tangannya sebab raut wajah Renjun yang memperlihatkan seolah dirinya sedang sakit.
Benar saja. Keningnya terasa hangat. Sepertinya demam.
Y/n menggoyangkan pelan bahu Renjun sampai pria itu terbangun dengan mata yang menatapnya sayu.
"Kau sakit. Pindah ke ranjang saja ya."
"Tidak apa-apa?" tanyanya lesuh.
Y/n mengangguk. "Biar aku buatkan teh hangat dan kompres."
"Terimakasih."
Renjun bangun dari sofa. Dia kembali membaringkan tubuhnya, kali ini di ranjang. Tapi tidak langsung tertidur seperti tadi.
Pria itu hanya tiduran dengan tangan yang menutupi wajahnya.
Y/n membuatkan teh tanpa gula dan menyiapkan kain untuk mengompres. Dia duduk di sisi ranjang samping Renjun.
Menyingkirkan tangan Renjun dari wajah pria itu sendiri agar bisa menaruh kain yang sudah basah ke dahi pria itu.
Y/n membantu Renjun mengangkat sedikit tubuhnya untuk bisa meminum teh yang Y/n buatkan.
"Padahal kalau kau sudah tidak enak badan, kau bisa untuk tidak mengantarku pulang."
"Tadi aku baik-baik saja. Sepertinya aku sakit karena terkena hujan tadi," sahut Renjun.
Y/n mendengus. "Apa waktu kecil kau tidak pernah mandi hujan? Baru segini saja kau sakit."
"Aku memang mudah sakit sejak kecil," balas Renjun, "padahal belakangan ini aku sudah rutin minum vitamin."
"Kau tidur saja di sini. Biar aku yang tidur di sofa."
Y/n ingin mengambil bantal. Namun tangannya ditahan Renjun. Dengan nada manjanya pria itu berkata, "kau tidur di sini saja. Temani aku."
Pria ini pasti punya alter ego! Padahal siang tadi tak beda jauh dengan singa, kenapa saat malam malah mirip kucing di musim kawin?
Mana tampang yang ditunjukkannya menggemaskan sekali. Y/n 'kan jadi sulit untuk menolaknya!
"Iya, aku tidur di sini."
Renjun menggeser tubuhnya, dia menepuk bagian yang kosong, isyarat untuk Y/n menempati sisi tersebut.
Dia sudah pernah tidur di satu ranjang yang sama dengan Renjun. Tapi untuk sekarang ini, entah kenapa dia merasa canggung. Padahal waktu pertemuan pertama mereka, tidak seperti ini nih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grey Heart » Renjun X You
FanfictionPart of Fantasy Series. WARNING! Rating 22+ Mature Content🔞 Not Children *** Renjun merasakan telinganya selalu berisik karena dirinya bisa mendengar isi hati orang lain yang sering sekali berbanding terbalik dengan apa yang mereka ucapkan. Tapi Re...