Hujan deres membasahi kota, sepertinya langit juga merasakan apa yang terjadi pada sepasang remaja. Alleia menatap jendela apartemennya dengan sendu. Hari ini genap 7 tahun hubungan ia bersama Nolen, sejak mereka masih SMP.
Kenangan manis dan pahit berputar di kepala Alleia. Senyum, ketawa, berantem, sampe nangis. Semua itu udah mereka lakuin bareng-bareng. Tapi entah kenapa, cinta mereka kayak nggak pernah nemuin jalan pulang.
"Apa sih yang salah sama kita?" Alleia ngomong pelan ke diri sendiri.
Hubungannya bersama Nolen memang selalu putus nyambung. Tiap kali baikan, pasti ada aja masalah yang bikin mereka berantem dan akhirnya pisah lagi. Ego dan gengsi kadang jadi penghalang buat saling mengalah.
Alleia hela napas panjang. Dia udah capek banget. Berkali-kali nyoba menerima, tapi ujung-ujungnya tetep berakhir seperti ini. Mungkin emang saatnya dia lepasin Nolen dan coba mulai lembaran baru.
"Gue harus pindah dari sini. Gue harus tinggalin semua ini," tekad Alleia dalam hati.
Malem itu juga, Alleia ambil keputusan buat pindah ke kota lain, jauh dari Nolen dan segala kenangan mereka. Dia berharap, dengan jauhan gini, dia bisa lupa sama Nolen dan menemukan kebahagiaannya sendiri.
Tanpa Alleia tahu, di luar sana, Nolen juga lagi ngeliatin hujan dengan perasaan hancur. Dia nggak sanggup bayangin hidupnya tanpa Alleia. Tapi egonya terlalu tinggi buat ngaku salah dan minta maaf.
"Gue harus berjuang. Gue nggak bakal biarin lo pergi lagi, Alleia," gumam Nolen penuh tekad.
Dua hati yang saling cinta, tapi terhalang banyak rintangan. Akankah mereka bisa nemuin jalan pulang buat cinta mereka? Atau malah harus lepasin satu sama lain?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita yang selalu menemukan jalan pulang
Teen FictionKisah dua sejoli yang hubungannya kayak naik-turun terus. Putus nyambung mulu, tapi ga bisa lepas satu sama lain. Sampai akhirnya si cewek mutusin buat cabut dari kota itu. Dia pengen ninggalin semua kenangan buruk sama cowok itu. Tapi ternyata, tak...