Kiasan

409 11 8
                                    

Author; pintut
Cast; Chanbaek (meet & egg beloved OTP)
Genre; Romansa (fluff), little bit Humor
Warn; YAOI! SHOU-AI! BOY X BOY!
Rate; T untuk sekarang.
.
Happy reading~
.
Hope You Enjoy it~
...
Chanbaek Jjang!
.
PROLOGUE**
.
Banyak manusia yang berasumsi bahwa mengikat suatu hubungan dengan lain jenis itu mutlak dilakukan. Namun, Baekhyun bukanlah orang yang percaya pada kodrat. Keputusanya untuk menjadi seorang pecinta sesama jenis bukanlah hal yang ia pertimbangkan sejak ia masih balita. Perlu beberapa tahap yang rumit untuknya meeyadari bahwa dirinya tidaklah senormal yang orang tuanya harap.
.
.
"Demi Neptunus, aku benci cerita ini." Seperti sebuah kepingan film yang diputar berulang-ulang. Bukan merupakan hal baru jika seonggok buku tak berdosa akan berakhir mengenaskan di tong sampah.

Buku itu sumber pengetahuan, namun tidak akan menjadi sebuah pengetahuan jika isi dari buku itu tak lebih dari untaian-untaian kalimat yang bermakna minim.

Sebut saja Baekhyun itu terlalu pilih-pilih. Faktanya memang seperti itu sih. Pemuda berwajah feminim, memiliki keterbatasan dalam tinggi badan, terlalu teoritis dan terkadang bersifat seperti seorang cendikiawan yang sok tau tentang segalanya.
Baekhyun mendengus dan bola matanya bergulir seperti bianglala. Beban di otaknya sudah terlalu menggunung dan ditambah dengan masalah baru yang baru ia dapati agaknya malah membuat urat syaraf pemuda manis tersebut berkedut-kedut interval.

Ia merutuki nasibnya yang sepertinya tidak akan ada bahagianya.

Kehidupanya monoton, dan Baekhyun tidak ada niatan untuk membuatnya menjadi lebih bermakna.

"Itu buku keseratus yang kau buang dalam kurun waktu 2 tahun ini. Tak berminat untuk merayakanya?" Baekhyun jelas tau jika ada sedikit nada sindiran yang Kyungsoo pakai untuk membuat kalimatnya menjadi semakin dramatis.

"Psh, aku tidak mempunyai waktu untuk melakukan hal bodoh semacam itu, tak beguna juga'kan? Tidak akan membuatku merasakan kembang api imajiner yang meletul-letup di dalam perutku."

Kyungsoo mendengus, melakukan hal itu sampai tiga kali secara berkala, seakan-akan ia akan mendapatkan kematian jika tidak melakukanya. "Kau hiperbolis sekali. Demi Tuhan, Baek! Fiksi-fiksi tak bermutu itu sudah menghanyutkan sisi menyenangkan yang kau punya."

Baekhyun mencebik, sedikit tidak terima jika belahan hatinya di hujat seperti itu oleh manusia bermata purnama. "Aku tidak perduli. Justru, tanpa buku ini, mungkin aku tidak akan bisa bernafas dengan cara yang benar."

Nafas adalah sebuah kebutuhan, yangmana pada saat itu paru-paru akan bekerja seperti apa yang telah ditentukan oleh yang membuat. Oksigen akan terkumpul, kemudian karbon dioksida akan berdesak-desakan untuk keluar seperti yang sudah tertera pada salah satu BAB dalam sains.

Baekhyun menetapkan bahwa bagian terpenting dari dirinya adalah nafas, dan yang membuat nafas itu bisa berhembus dengan makna diantara partikel-partikelnya adalah; fiksi.

Sebagian hidup Baekhyun ia habiskan untuk menyelam kedalam dunia sastra. Ia menyukai prosa karya yang dilahirkan oleh Aristoteles. Menurutnya karya-karya cendikiawan yang satu itu teramat mahal, tidak akan menemukan makna jika kau hanya membacanya tanpa mencoba untuk mencari tahu apa maksud 'tertentu' yang tersirat ada prosa tersebut.

Itupula mengapa Baekhyun dengan suka rela menjatuhkan pilihanya untuk menerima Oh Sehun, dosen kesastraan yang berparas elok. Berahang menggairahkan dan beranatomi menakjubkan, seperti sebuah manekin.

Baekhyun tidak pernah mau bilang jika hubunganya dengan Sehun tak pernah ia tanggapi dengan benar-benar.

Kau tau tentang Jomblo? Baekhyun hanya tidak mau orang-orang berpersepsi kalau dirinya adalah sebagian dari manusia yang haus cinta tersebut.

Pernah sekali Sehun melemparkanya ke renjang, membuatnya nihil dari sandang dan terisak-isak keras karena anusnya serasa ingin melupas menyambut kepunyaan Sehun yang tak punya rasa lelah.

Hanya karena Baekhyun tak pernah mengindahkan ajakan pemuda bersurai kelam tersebut untuk bercinta, sementara milknya saja sudah tegang hanya dengan melihat leher Baekhyun.

Baekhyun memutuskan Sehun di esok harinya, kemudian berbaikan dan memulai semuanya dari awal karena pemuda albino beradik perkasa itu bilang jika dirinya akan membuat Baekhyun terkapar karena nilainya yang jatuh saat semester akhir.

"Kyung, aku ingin mencari pacar baru."

Baekhyun menatap lekat ke netra purnama Kyungsoo yang secerah mentari pagi. Mencoba menyalurkan perasaan kalutnya karena fiksi menyebalkan dan tingkah laku Sehun yang seringkali membuat tensi darahnya meluap sampai memecahkan ubun-ubunya.

"Dan menyelingkuhi Sehun? Kau ingin anusmu perih lagi?" Baekhyun merutuk pada Kyungsoo yang seringkali berkata frontal tanpa ingat tempat. Sekarang ini mereka sedang berada di sebuah taman kecil yang berada di sekitar kampus keduanya. Tentu saja keadaanya sedang ramai dan hal itu sontak membuat Baekhyun was-was jika sekiranya ada yang mendengar konversasi mereka.

"Mulutmu itu, ish." Kyungsoo mempertahankan raut wajah datarnya. "Mulutku seksi karena sering ditelan Jongin."

morgana! Kyugsoo~~

"Kau mesum sekali! Jongin menularimu, sekali-kali cobalah untuk menjauhi lelaki berhidung minimalis seperti dia."

"YAK! DIA PACARKU."

Baekhyun terbahak sementara Kyungsoo bersungut-sungut.

"Kau tau Park Chanyeol?"

"ASTAGA LUHAN!" Baekhyun melontarkan sumpah serapah kepada Luhan yang tiba-tiba muncul dengan seenak perutnya. Nyaris saja jantungnya hampir bergelinding ketanah dan nafasnya berhenti berhembus karena tercekik di tenggorokan.

"Park Chanyeol kenapa?" Kyungsoo berinisiatif bertanya karena otaknya sudah terpenuhi oleh hipotesis random.

"DIA PENGGEMAR PANTAT BAEKHYUN!"

"APA?!"

TBC~ :V

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mereka hanya pura-pura butaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang