Eps 02 - The Beautiful Eyes of Elizabeth

9 0 0
                                    

Tahun 2019

Menginjak semester 5, setelah huru-hara yang ku alami selama kuliah mulai dari pertemanan, pengalaman horror yang bikin bertanya-tanya "apa sih?", sampai ke hubungan ku yang terus menerus putus nyambung dengan pacar ku.

Setelah bergulat dengan banyak drama perkuliahan di kampus swasta ternama di Jakarta, aku tentunya selalu bertemu dengan hantu sotoy yang seringkali membahas hal-hal tidak penting.

Kalau dipikir-pikir, kehidupan kuliah gak melulu soal belajar dikelas, dosen nyebelin, teman sejurusan yang kepo-an, tapi juga soal kehidupan berdrama di organisasi.

Dan cukup beruntung karena aku mendapat jabatan yang membanggakan, aku tentu masih ingat alasan aku mengikuti organisasi ini selain karena ada pacar ku. Jujur, aku gabut aja, tapi lama kelamaan seru juga karena aku jadi punya banyak teman dari berbagai jurusan.

Dengan kondisi menjadi anak "Indigo", anggota organisasi kami, menjadikan aku sebagai dukun berjalan. Saat itu kami sedang berusaha mencari villa di kota Bogor untuk melaksanakan Pelatihan Kepemimpinan bagi anggota baru organisasi kami.

Salah satu dari mereka, namanya Layla seringkali mengirimkan video dan bertanya, "Fana, ayo lihat di video ini, apa ada hantu yang jahat?"

Pertanyaan itu selalu dilontarkan untuk memastikan villa yang mereka pilih selain murah, strategis, aman, dan tidak berhantu sehingga tidak aka nada drama kesurupan massal seperti waktu lalu.

Tepat 2 bulan sebelum kami berangkat ke villa yang sudah dipilih sesuai syarat yang diinginkan crew dari organisasi kami. Aku selalu dipilih untuk menjadi Ketua Seksi Kesehatan, dengan 2 anggota lainnya yang berada dibawah ku.

Menjadi Seksi Kesehatan, sebenarnya sangat berisiko karena aku sangat tidak aware dengan pemakaian peralatan kesehatan seperti oxy can. Namun, menjadi bagian dari Seksi Kesehatan juga mampu membentuk zona nyaman yang tidak dapat diganggu-gugat orang lain.

Pagi, pukul 09.00, 20 hari sebelum berangkat ke villa pilihan crew di Bogor,

Kami mengadakan rapat pembagian kelompok, ketua kelompok, mentor, bahkan sampai sistem kerja setiap panitia di acara pelatihan tersebut. Pacar ku, namanya Nathan, ia ditugaskan sebagai Ketua Akomodasi bersama 3 anggota lainnya yakni Raka, Alvin, dan Vino. Mereka ditugaskan untuk fokus mengurus transportasi, ijin pemakaian villa, dan semacamnya.

Ketua organisasi kami menempatkan aku berdekatan dengan seluruh anggota baru, agar bisa memantau dengan bebas, aku juga nantinya akan diberikan HT agar bisa saling berkomunikasi apabila ada anak-anak yang kurang sehat dan membutuhkan bantuan ku sebagai Seksi Kesehatan.

2 Anggota Seksi Kesehatan, tiba-tiba saja di alih fungsikan sebagai Seksi Konsumsi, sehingga lagi-lagi aku akan mengurus anak-anak sendirian sama seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Fan, kamu gapapa kan sendirian handle anak-anak?" Ucap pria bermata sipit dengan gaya bicaranya yang sangat khas selayaknya pemimpin organisasi, ia Raza.

"Ya gak apa, kan biasanya juga sendiri Za" Jawab ku santai.

"Oke, tapi please don't be panic okay?" Kata Raza, lagi-lagi untuk memastikan aku akan baik-baik saja.

Kami akhirnya masuk ke sesimembagikan ide games, pertunjukan seni kelompok, dan banyak hal serulainnya untuk mencairkan suasana acara sebelum memasuki pelatihan yangsesungguhnya.

DUNIA FANA: The Adventure Ft. GhostsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang