Bab 6

12 5 0
                                    

Di malam yang sunyi Davis menghabiskan waktunya hanya dengan menonton televisi.
[Pukul 21.09]

"Apa-apaan sih pembunuh di film ini bodoh banget!!!" Grutu Davis kesal.

"Seharusnya dia lewat halaman belakang. Karena nggak akan menimbulkan kecurigaan warga, selain itu seharusnya pakai sarung tangan supaya sidik jarinya tidak tertinggal di TKP, jangan lupa pakai masker dan juga kaca mata hitam dikarenakan mungkin ada CCTV di dalam rumah. Kaca mata berfungsi menutupi mata agar identitas sulit dilacak (banyak orang nggak tau kalau mata kita bisa mengidentifikasikan identitas kita, sama halnya seperti sidik jari), itu sebabnya saat membuat kartu tanda pengenal mata kita juga harus discan."

"Setelah membunuh lekas pergi lewat halaman belakang, kemudian bakar semua barang bukti, sedangkan pisau lebih baik dijual ke pengepul barang bekas dari pada menguburnya."

"Jika polisi meminta keteranganmu bersikaplah tenang dan gerakan tangan singkron dengan mulut (itu membuat seseorang terlihat jujur), pastikan juga bola matamu sesekali melihat ke arah atas sisi kanan atau lebih baik menatap jidat lawan bicaramu (itu membuatmu terlihat seperti menatap langsung ke arah matanya)."

"Menonton film bodoh dan tidak berbobot ini, membuat saya jadi lapar. Mereka hanya fokus membuat alur cerita yang terkesan menyeramkan bagi orang awam. Sekalian aja bikin film horor kalau gitu!!! Aduh! Sepertinya saya butuh cemilan."

Davis memutuskan untuk pergi ke mini market, untuk membeli cemilan dan beberapa minuman. Namun di tengah jalan menuju pulang ia melihat sebuah rumah yang mengalihkan perhatiannya.

"Kenapa pintunya dibiarkan terbuka?" Ujar Davis melihat ke arah rumah tersebut.

"Saya akan memeriksanya nanti, sebaiknya saya pulang terlebih dahulu untuk mempersiapkan diri," memalingkan wajahnya.

Sesampainya di rumah Davis memasukkan semua cemilan dan minuman ke dalam lemari dapur, setelah itu Davis mengenakan jaket, kacamata, masker, dan sarung tangan medis.

"Saya akan tunjukkan bagaimana cara melakukan pembunuhan yang bersih," ujar Davis sembari meraih pisau.

Davis berangkat menuju rumah tersebut.

Sesampainya di sana Davis masuk tampa ragu, kemudian ia melihat keseliling.

"Kenapa sangat sepi di sini?" Tanya Davis pada dirinya sendiri.

"Tapi saya rasa ada seseorang di lantai dua," ujar Davis melihat ke atas.

"Tuk, tuk, tuk," suara langkah kaki Davis menyusuri anak tangga.

Davis membuka satu persatu pintu kamar di lantai atas. Saat ingin membuka pintu ke tiga, tampa sengaja Davis mendengar langkah kaki yang sedang menyusuri anak tangga, Davis berbalik dan berlari menuruni anak tangga.

Tanpa pikir panjang Davis langsung menusuk perut seorang gadis yang ia lihat di anak tangga ke 18.

"𝐀𝐚!!!" Teriakan gadis tersebut.

"Jleb," suara pisau di tusuk.

"Krak," suara retakan tulang.

" Kreek," suara pisau di cabut.

"Crattt," suara darah yang keluar.

Davis menusuk gadis itu sebanya 24 kali.

Kakak perempuan dari gadis tersebut yang berada di lantai dasar bergegas menaiki anak tangga, setelah mendengar triakan dari adiknya.

Davis yang menyadari hal tersebut...bergegas berlari medekat ke arah wanita itu. Namun sayangnya wanita itu sadar bahwa ada bahaya yang akan ia hadapi, kemudian ia memutuskan untuk memutar balik langkahnya menuju pintu keluar. Davis berhasil mengejarnya.

"Jleb," suara pisau di tusuk.

"Krak," suara retakan tulang.

"Kreek," suara pisau di cabut.

"Crattt," suara darah yang keluar.

Davis menusuk korban sebanyak 15 kali.

Davis pergi meninggalkan kedua korbanya.

3 hari kemudian.

Davis tengah asik menonton televisi.

Dikabarkan keluarga sakuramoto menggalami penyerangan oleh orang tidak dikenal. Anak pertama dari keluarga sakuramoto dikabarkan selamat. Namun sekarang tengah menjalani masa pemulihan di rumah sakit sedangkan sang adik dikabarkan tidak selamat dan meninggal di tempat. Menurut keterangan polisi pelaku memiliki kriteria yang berbeda dengan kasus "THE LITTLE DEVIL" yang tengah heboh belakangan ini. Pelaku penyerangan keluarga sakuramoto tipikal pelaku yang berhati-hati dan tersusun rapi. Satu-satunya yang bisa diidentifikasi adalah brand sepatu pelaku. Polisi dapat mengetahui hal tersebut melalui jejak sepatu yang ditinggalkan pelaku.

"Hebat juga dia bisa berhasil selamat dari serangan saya," ujar Davis sembari memegang dua helai rambutnya.

Bersambung.

THE LITTLE DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang