Rintik hujan membasahi kaca depan mobil Egar, ia bingung dan cemas untuk berangkat kuliah, dikarenakan ia belum membuat skripsi untuk presentasi.
ia bercelingak celinguk melihat mobil dan truk yang berlalu lalang.ia berusaha untuk menyalip mobil fortunernya itu, Egar berusaha fokus dan melihat ke depan.
Cittt....... rem dadakan yang dihentikan Egar, akhirnya tidak jadi melukai nyawa orang lain.
ternyata ia melihat seorang gadis memakai rok selutut, berbaju rajut sedang memegang payung transparan.
Egar penasaran dengan gadis itu, lalu ia turun dari mobil.
" eh punya mata gak lo! ". ucap Egar
" maaf kak, tadi aku buru buru, mobil kakak lecet ya? sini aku ganti in".
gadis tersebut memberikan dua lembar seratus ribu.
" mobil gw gak lecet, tapi lo harus hati hati, kalo lo yang mati gw jugak yang repot nanti! ".
" ehehe maaf ya kak, aku buru buru banget soalnya, nih Terima aja!".
ia menyodorkan dan memaksa Egar untuk menerima nya.
"eh tunggu!, gue anter aja, disini ga ada taxsi lewat".
" eh beneran nih? ga ngrepotin? ".
" udahh santai ajaa, yuk masuk". ucap Egar
Egar pun masuk ke mobil nya dan melanjutkan perjalanan, walau diluar hujan dan bajunya basah kuyup.
keheningan yang terjadi, karena mereka tak saling kenal.
"emm btw nama lo siapa? " ucap Egar.
"eh kenalin namaku ELSIYA ANANDIRA".
" nama yang bagus, kayak orangnya".
" ah kamu bisa aja, eh namamu siapa btw" ucap elsi.
" kenalin gw Egar, tadi lo darimana? ".
" aku tadi habis kuliah".
" kuliah dimana el? ".
" Unensa".
" eh sama, gue juga kuliah disitu, tadi mau berangkat kuliah gw lupa belum ngerjain skripsi, jadi ya bolos aja".
"eh gaboleh gitu dong, aku cepuin ya ke dosen unensa ".
" ya jangan dong kok lo gitu sih, gue turunin lo disini! mau lo! ".
" kamu ngancem aku ya, hahaha.. kamu lucu banget sih".
" eh rumah lu mana sih, malah ngomong bae dari tadi".
" jalan bangkalan, Jakarta Utara no 12".
" jalan bangkalan? ". ucap Egar
" iya hehehe jauh kan? ".
" lo beneran nih? jauh amat sama kuliah lo".
" iya, setiap hari pulang pergi".
" nggak ngekos? kan banyak kos kos an disini?".
" aku dirumah jaga ibuk, kasian sendirian kalo ditinggal ayahku kerja, aku juga anak tunggal ibuku sakit stroke ringan".
" oh kasian ya, tak do'ain cepat sembuh".
" makasih ya Egar ".
Tak terasa, Egar terhanyut dalam percakapan mereka berdua, Egar merasakan kenyamanan bersama elsi, hingga mereka tiba dirumah elsi.
" ini rumah lo? ". ucap Egar
" iya, sini masuk, aku buatin teh hangat ya".
" eh iya makasih".
Egar duduk ditemani teh hangat dan snack lainnya, tiba tiba ayah elsi datang, egar pun berjabat tangan dengan ayah elsiya
" yah ini kenalin temen aku, namanya egar ". ucap elsi
" nak egar rumahnnya dimana?, eh ini sambil di makan dulu snack nya". ujar santoso
" rumah saya di jalan tapak suci ponorogo no. 24 pak".
" jauh sekali... ksini hanya untuk mengantarkan elsi pulang?? ".
" iya Pak kebetulan, tadi elsi hampir saya tabrak, lalu saya liat dia bingung cari taxsi, yasudah saya sebagai orang yang bertanggung jawab mengantarkan elsi pulang".
" kamu memang hebat dan bertanggung jawab nak egar, bapak suka dengan jiwa penolongmu ini".
ayah elsi menepuk bahu egar, pertanda ia suka dengan atitude nya.
" emm pak, saya mau tanya sesuatu ".
" ya silahkan nak egar".
"elsi umur brapa ya pak, kalo boleh
tau? "." si elsi udah umur 23 nak egar, emangnya kenapa? ".
" kok belum dinikahkan pak? ".
" kemarin sudah dijodohkan sama anaknya temen bapak, tapi elsinya nolak, katanya dia juga ngancem elsi".
" ngancem gimana pak? udah pernah pacaran? ".
" kalau itu sih bapak belum bisa cerita nak egar".
" iya Pak saya menghargai privasi keluarga bapak".
" iya nak egar, terimakasih ".
Egar tiba tiba berpikir keras untuk mencerna omongan ayah elsi, dan tanpa sadar egar pun melontarkan pertanyaan diluar nalar.
"pak saya mau kok jadi suami elsi".
" kamu yakin nak egar? kamu baru pertama kali ktemu elsi loh".
" saya yakin pak' saya melihat ketulusan dihati elsi, kebetulan saya juga mencari calon istri pak, tapi belom ada yang mau hehe"..
" kamu kenal dulu elsi, biar tau sifatnya gimana".
" saya khitbah dulu ya pak".
" kita tanya dulu ke elsinya, semoga dia mau menerima nya".
" jika elsinya sudah setuju, langsung saya bawa dan kenalin ke orang tua saya".
Elsi mengintip dari gorden bewarna coklat, ia penasaran dengan apa yang dibicarakan ayah dan Egar, sehingga percakapan berlangsung sangat lama.