Sejujurnya saya tidak mau menceritakannya lagi. Peristiwa yang membikin saya bersumpah takkan melakukannya lagi seumur hidup. Saya, yang sejak awal tidak pernah percaya pada hal-hal mistis dan lain sebagainya, malah terkena tulahnya sendiri. Ya, saya percaya mereka yang kasat mata itu benar-benar ada.
Peristiwa ini terjadi belum lama. Ketika saya hendak pulang kembali ke Jakerta dari Bandung. Di suatu rest area yang takkan saya sebutkan detailnya. Kebetulan saat itu saya mengendara mobil sendirian. Sekitar jam sebelas malam, saya mulai lapar, berniat untuk mampir ke rest area untuk makan dan buang air kecil. Namun saat itu entah mengapa, saya seakan benar-benar malas untuk belok ke rest area. Karena lapar, saya memaksakan diri.
Memasuki rest area, hal pertama yang saya lakukan adalah mencari toilet. Kebetulan toiletnya berada di ujung, dan lumayan jauh dari tempat saya parkir. Saat saya hendak memasuki toilet, saya melihat ada segelas kopi hitam dan sebuah wadah berisi kelopak bunga di letakkan di sudut jauh pintu masuk toilet, agak terhalang dengan tong sampah. Entah mengapa saya melihatnya. Masih saja ada yang seperti ini, pikir saya pendek. Namun entah mengapa seakan saya terganggu dengan pemandangan itu. Saya tendang kopi tersebut sampai tumpah tak tersisa.
Saya masuk toilet untuk buang air kecil. Saya agak heran, toilet besar ini sepi. Tidak ada siapa-siapa di area urinal. Dari sekian banyak pintu toilet pria pun hanya ada dua yang tertutup. Tapi saya tak peduli. Setelah selesai, saya buru-buru cuci tangan. Ya, kejadian ini.. Saya tidak akan melupakannya!
Awalnya, saya cuci tangan. Di hadapan saya sebuah cermin besar. Angin entah dari mana membuat bulu kuduk saya merinding. Kemudian sekelebat ada bayangan hitam di belakang saya yang bisa saya rasakan. Lantas menuju pintu keluar. Tapi.. saya tidak mendapatkan pintu keluarnya. Ya, aneh sekali. Saya tidak tahu di mana pintu keluarnya. Saya kembali ke wastafel. Saat itu saya melihat cermin besar tersebut. Sesosok makhluk besar hitam bertaring dengan mata merah menyala sedang menyeringai terlihat jelas di depan cermin. Saya berdoa sekuat tenaga.
Sosok hitam itu mendekat. Saya berbalik badan, tapi tak menemukan apa pun. Kemudian dari belakang saya merasa ada yang menyentuh pundak, rasanya seperti sentuhan kamu disentuh pisau tajam. Dingin. Mengerikan. Lampu-lampu toilet berkedip-kedip. Saya berbalik menghadap cermin tersebut. Sosok besar hitam itu menyentuh pundah saya dengan tangannya. Kukunya terasa. Ternyata dingin tajam pisau itu adalah kukunya.
Tiba-tiba semuanya gelap. Saya disadarkan bau minyak angin yang menyengat kuat. Saat membuka mata, beberapa orang berkerumun. Seorang petugas, karena saya lihat ia memakai seragam satpam, bersaksi dan mengatakan,
“Syukur Bapak sudah siuman. Bapak pingsan tadi di toilet. Terus histeris dan tertawa.”
Saya tidak mengerti apa maksudnya, tapi ia bertanya apa yang sudah saya lakukan. Saya ceritakan dari awal sebelum dan sesaat masuk toilet.
“Ya sudah, Pak. Jangan diulangi. Sekarang istirahat saja dulu. Sudah hampir subuh,” kata si petugas itu. Samar-samar saya melihat di balik petugas itu. Sosok hitam besar itu menatap saya dengan matanya yang merah menyala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sosok Hitam Bermata Merah di Toilet Rest Area
Horrorpengalaman seram di suatu toilet rest area