5.

124 12 0
                                    

Sudah berbulan-bulan Sherlock mencoba berbagai cara untuk meluluhkan hati Louis. Mulai memberikannya teh yang berujung Louis mengiranya membelikan itu untuk William padahal bukan. Hingga cara paling ekstrim mengajaknya kencan yang berakhir dirinya ditendang oleh Louis hingga jatuh.

Sedangkan William, Albert, Fred, Bond, John, Moran, Hudson dan Jack hanya menonton semua itu sambil menyesap minuman mereka. Tak jarang bahkan Sherlock dipukul oleh Louis karena membuatnya kesal.

"Aaaghhhh, Liam! Beri tahu aku bagaimana cara meluluhkan hati adikmu!"

Saat ini mereka berdua sedang berada di ruang baca milik William dengan Albert yang menyesap wine nya dan William yang asik membaca bukunya. Padahal Sherlock sedang frustasi saat ini.

"Sherlock, kau itu pintar. Bahkan lebih pintar dari Will. Coba pikirkan saja."

"Aku tidak tau. Tolong bantu aku, Albert."

Suara Sherlock teredam di lipatan tangannya. William dan Albert saling berpandangan sebelum menghela napas mereka.

Bruk!!

"Ittai! Kuso Aniki, apa yang kau lakukan?!"

Sherlock mengusap kepalanya dan menoleh ke arah sang kakak yang sedari tadi hanya membaca di sebelah dirinya dengan berdiri. Mycroft hanya mendengus mendengar itu.

"William, kau tidak mau membantu adik bodohku ini? Aku tau kau punya rencana untuk ini."

William terkekeh mendengar itu. Dirinya menutup bukunya.

"Memang aku punya rencana untuk ini. Tapi aku tak mau membantu Sherly. Aku ingin adikmu ini berusaha dengan otak jeniusnya itu."

Sherlock langsung menatap sang sahabat dengan pandangan memelas. Albert melihat itu hanya tersenyum.

"Itu tidak akan mempan pada Will."

Sherlock mendengus mendengar perkataan Albert. Dirinya mulai berpikir kembali selagi William kembali membaca bukunya.

"Will, apa kau sedang melakukan riset untuk mahasiswamu?"

"Ha'i, nii-san. Itulah kenapa aku membeli beberapa buku ini."

Mycroft kembali melanjutkan membacanya. Sedangkan Sherlock tersenyum saat mendapati suatu rencana.

"Liam, bagaimana jika aku memintamu untuk meminta Louis datang kencan denganku dan beralih bahwa kau yang menunggunya di sana?"

William tersenyum mendengar itu. Matanya tak lepas dari deretan huruf dan angka di buku.

"Rencanaku juga seperti itu."

Albert dan Mycroft tersenyum mendengar itu.

"Jadi kapan kita akan melakukan rencana itu?"

Mycroft menaruh kembali buku yang sudah dia baca dan menepuk kepala sang adik. Dirinya menatap Albert yang bertanya.

"Bagaimana jika Sabtu nanti?"

William dan Sherlock mengangguk mendengar itu. Mereka lanjut merencanakan itu dengan matang.

.
.
.

Di hari Sabtu ini. Seperti yang sudah mereka rencanakan, Sherlock menunggu di sebuah kursi taman yang kosong. Sedangkan William sedang menghampiri Louis yang berada di dapur.

"Louis, kau harus ke taman. Biar ini Jack yang lanjutkan. Benar kan, Jack?"

William melirik ke arah Jack yang sejak tadi menyimak. Jack tersenyum dan mendekati mereka kedua.

"Betul. Aku yang akan melanjutkan ini. Louis, kau harus membahagiakan dirimu sendiri."

"Tapi-"

"Ssttt sudah sana pergi."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[END] Enemy to lovers (Sherlou)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang