Semasa SMA (Sakti - Ayu)

841 7 0
                                    

photo: pinterest

---

Ganteng.

Adalah kesan pertamaku saat melihatnya. Bukan hanya dari wajah saja tetapi tubuh serta attitudenya juga demikian.

Di hari pertama aku masuk sekolah SMA, tak pernah terbayangkan aku akan jatuh cinta pada pandangan pertama dengan seseorang.

Kesan pertamaku padanya selain ganteng adalah dingin. Ya, sosoknya adalah bayanganku selama ini mengenai badboy. Jangan bayangkan badboy yang tampilannya urakan. Badboy dalam bayangku adalah sosok yang dingin dan memiliki tatapan tajam yang bisa mengintimidasi siapa saja.

Di hari pertama, sosoknya telah mencuri perhatian banyak teman perempuanku, bahkan hingga kakak kelas khususnya osis. Beberapa kali dia menjadi bahan ledekan kakak osis laki-laki yang mungkin iri padanya. Sosoknya memang semenarik-perhatian itu hingga bisa menimbulkan rasa iri.

Sebenarnya yang aku alami ini belum bisa dikategorikan jatuh cinta pada pandangan pertama, tetapi memang kesan penampilan luarnya sangat menarik untuk dilihat. Aku hanya mengagumi penampilannya.

MOS(MPLS) hari pertama sudah berhasil aku jalani dengan baik. MOS hari pertama ditutup dengan sedikit keributan yang ditimbulkan sosoknya karena ada kakak kelas yang menjahilinya.

Ohya, sosoknya ini bernama Sakti Arguma Danendra. Anak dari pengusaha batubara yang cukup terkenal yang baru aku ketahui ketika menstalking akun instagramnya.

Aku dan dia tidak setara. Itulah yang aku pikirkan saat itu. Kehidupan kami sangat berbeda. Walaupun aku pun bisa dikategorikan mampu. Ayahku adalah seorang dosen di salah satu universitas swasta dan Ibuku adalah PNS guru SMP. Aku merupakan anak tunggal, jadi bisa dibayangkan beban keluarga hanya aku saja.

Masa MOS hari kedua dimulai dengan pembagian kelompok oleh osis yang bercampur antara MIPA, IPS, dan Bahasa. Walaupun aku dan Sakti berbeda jurusan, tetapi masih ada kesempatan untuk satu kelompok. Tapi akupun tidak begitu mengharapkan.

Sebelum pengumuman kelompok, aku berkumpul bersama teman satu SMPku. Karena kami diberikan waktu istirahat 10 menit setelah sesi pengenalan sekolah oleh wakil kepala sekolah.

"Istirahat sudah selesai, silakan semua murid masuk kembali ke area aula karena akan kami bagikan kelompok untuk berkeliling sekolah," ucap dari kakak osis yang sepertinya merupakan ketua acara MOS, walaupun aku tidak begitu yakin. Maklum aku sama saja seperti murid lainnya yang tidak begitu peduli pada kakak-kakak osis.

.

Coba tebak apa yang mengejutkan? Aku satu kelompok dengannya. Betul, aku satu kelompok dengan Sakti. Ketika aku mengetahui hal itu aku sampai tidak bisa berkomentar apa-apa.

"Ih Ayu, kamu satu kelompok sama Sakti ya, iri banget."

"Iya ih iri banget."

Teman-teman perempuanku memang sudah segamblang itu mengungkapkan perasaanya. Sakti memang telah menjadi girl cursh murid perempuan.

Aku hanya tersenyum menanggapi teman-temanku yang masih saja mengungkapkan keiriannya padaku dan memuja Sakti. Aku bilang memuja memang mereka sangat berani mengungkapkan bahwa mereka menyukai Sakti.

"Demikian pembagian kelompok. Apa ada nama yang belum disebut? Silakan acungkan tangan.
...
Oke tidak ada ya. Baik, Silakan mulai berkumpul dengan kelompoknya masing-masing."

Inilah saatnya. Kemungkinan aku akan berinteraksi lebih intens dengan Sakti sangat besar. Tetapi aku tidak ingin. Aku sadar diri. Aku akan bersikap biasa saja. Aku pasti bisa.
...
Tidak bisa.

Oneshoot storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang