Ji Yoo and Jae Hyun's Mother

408 28 2
                                    

Seokjin memasuki ruang kerja Jungkook dengan perasaan yang sangat kesal. Setelah memastikan Ji Yoo sudah tidur, ia bergegas menemui Jungkook yang ada di ruang kerja. Laki-laki berusia 32 tahun itu terkejut bukan main saat Seokjin mendekatinya lalu mencengkeram kemeja hitam yang sedang dipakainya.

Jungkook hanya diam saja. Ia menunggu apa yang akan Seokjin katakan padanya sampai ia bisa sekesal itu.

“Wae geulaesseo? Mengapa Hoejangnim setega itu pada Ji Yoo?” Tanya Seokjin dengan mata yang mengembun.

“Ji Yoo masih anak-anak, Hoejangnim. Mengapa Ji Yoo yang harus memahami kondisi Hoejangnim?” tanyanya lagi. Kali ini air mata menetes perlahan di pipi kirinya.

Jungkook masih diam saja. Ia sama sekali tidak mengatakan apa-apa. Hanya netranya yang menatap sosok pemuda di hadapannya itu tanpa berkedip.

“Katakan sesuatu, Hoejangnim!” Seru Seokjin sambil mengguncangkan tubuh Jungkook berulang-ulang kali.

Laki-laki tampan itu menarik pinggang Seokjin dan menarik tubuhnya hingga pemuda itu jatuh di atas pangkuannya. Seokjin yang terkejut bergegas untuk bangun, tapi Jungkook memeganginya hingga ia tetap berada di paha laki-laki itu.

“Kau ingin aku menjelaskan tentang apa? Aku bahkan tidak mengerti dengan apa yang kau bicarakan, Seokjin-ssi. Jika kau ingin mendengar sesuatu dariku, maka kau harus menjelaskan apa maksud ucapanmu padaku. Aku melakukan apa pada Ji Yoo?”

Akhirnya Seokjin menceritakan apa yang telah Ji Yoo katakan padanya dengan air mata yang terus menerus membasahi pipinya. Jungkook menghela napas. Sepertinya ia harus menceritakan apa yang terjadi pada hidupnya sehingga ia harus merawat Ji Yoo dan Jae Hyun seorang diri. Mau bagaimana pun, Seokjin satu-satunya orang yang bisa mendekati kedua anaknya bahkan tanpa perlu berusaha.

“Uljima!” serunya sambil mengusap air mata yang membasahi pipi kiri Seokjin menggunakan tangan kirinya.

“Aku akan menceritakan apa yang telah terjadi padaku, Ji Yoo dan juga Jae Hyun. Selain keluargaku, kau satu-satunya orang yang mendengar hal ini secara langsung dariku.”

Seokjin akhirnya berdiri, begitu juga dengan Jungkook. Laki-laki itu melangkah mendekati jendela ruang kerjanya. Seokjin bisa melihat bahwa atasannya itu memejamkan kedua matanya, seolah rasa sakit yang selama ini ditahannya seketika menyeruak dan mengendap di dalam dadanya.

“Ji Yoo dan Jae Hyun Eomma bernama Han So Hee. Aku menikah dengannya saat berusia 24 tahun. Pernikahanku dan Han So Hee bukanlah pernikahan yang terjalin karena cinta. Uri Abeoji yang menjodohkan aku dengan perempuan itu hanya untuk bisnis. Aku berusaha menjalankan pernikahan itu dengan sebaik mungkin dan menjalankan kewajibanku sebagai seorang suami. Setahun setelah pernikahan, Ji Yoo lahir dan dua tahun kemudian Jae Hyun juga lahir. Meskipun penikahanku bukan berdasarkan cinta, tapi aku bahagia karena bisa mendapatkan putra dan putri seperti Ji Yoo dan Jae Hyun.”

“Sayangnya, Han So Hee tidak merasa seperti itu. Karena kesibukan yang selalu menyita waktuku, Han So Hee memilih untuk mencari kesenangan di tempat lain. Dia bahkan tidak peduli dengan Jae Hyun yang saat itu masih bayi. Saat usia Jae Hyun genap satu tahun, Han So Hee meninggalkanku, Ji Yoo dan Jae. Ia memilih untuk bersama dengan laki-laki yang selama ini selalu bersamanya. Apa kau tahu apa yang lebih buruk dari itu, Seokjin-ssi? Laki-laki yang selama ini menemaninya adalah sahabatku sendiri.”

Seokjin tidak bisa berkata-kata mendengarkan penjelasan yang Jungkook katakan padanya. Air mata membasahi kedua pipinya dengan deras.

“Apa kau tahu alasan mengapa aku tidak pernah mau membicarakan tentang Han So Hee pada Ji Yoo dan Jae Hyun?” tanya Jungkook lalu menoleh ke arah Seokjin. Pemuda itu menggelengkan kepalanya. Jungkook tersenyum lalu kembali menatap ke arah luar jendela.

By My SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang